11. Spesial

2.6K 424 183
                                    

Without any further ado, mari kita langsung baca aja!

Selamat membaca~

🏠🏠🏠

Jisoo benar-benar tidak bisa tenang selama dalam perjalanan menuju rumah sakit. Setelah ditelepon salah satu rekan kerja Hae In, Jisoo memang langsung bergegas pergi ke rumah sakit militer, tempat suaminya dirawat. Ia tidak tahu bagaimana keadaan suaminya, untuk saat ini ia juga belum mau tahu karena ia hanya ingin melihat suaminya baik-baik saja.

"Jisoo-ya."

Jisoo yang baru saja turun di depan lobby rumah sakit menatap orang yang baru saja memanggilnya, In Sub. "Eo, In Sub-oppa," Jisoo buru-buru menghampiri In Sub. "Bagaimana keadaan Hae In-oppa?"

"Sebaiknya kau lihat sendiri."

Tanpa bertanya lebih, Jisoo mengikuti In Sub yang membawanya menuju instalasi gawat darurat, di mana suaminya berada. Kaki Jisoo terasa begitu lemas ketika menyadari jika Hae In berada di ruang resusitasi IGD itu, ia memang tidak terlalu paham mengenai medis, namun ia cukup tahu jika area itu dikhususkan untuk pasien yang menjadi prioritas utama dan membutuhkan pertolongan segera yang artinya Hae In jauh dari kata baik-baik saja. Terlebih jika melihat keadaan Hae In saat ini.

Pria itu terbaring tidak sadarkan diri dengan berbagai alat medis melekat di tubuhnya, membuat jantung Jisoo hampir terlepas di tempatnya.

"Apa yang terjadi?" tanya Jisoo pada In Sub.

Laki-laki itu menghela napas pelan. "Dokter yang akan menjelaskannya padamu." jawab In Sub sebelum memberi ruang seorang dokter jaga untuk mendekat pada Jisoo.

"Perkenalkan aku Dokter Lee Soo Hyuk, dokter yang menangani Kapten Jung. Saat ini Kapten Jung sedang keracunan karbon monoksida, sehingga membutuhkan terapi oksigen agar kadar oksigen di dalam darah kembali normal," jelas dokter itu. "Sekarang sudah hampir dua jam sejak Kapten Jung mendapatkan oksigen murni, dan tidak ada tanda-tanda gangguan neurologis maupun kardiovaskular, namun kadar carboxyhemoglobin Kapten Jung belum sampai di bawah sepuluh persen."

"Untuk saat ini kami akan terus memberikan oksigen murni sampai tanda keracunan hilang dan kadar carboxyhemoglobin di bawah sepuluh persen," imbuh Soo Hyuk. "Apabila dalam empat jam kondisi Kapten Jung membaik dan tidak ada gangguan neurologis maupun kardiovaskular, Kapten Jung akan dipindah ke ruang rawat."

Jisoo menghela napas berat setelah mendengar penjelasan dari dokter bertubuh tinggi itu. Sebenarnya ia tidak terlalu paham dengan apa yang disampaikan dokter itu, karena pikirannya sedang benar-benar kacau. Beribu 'bagaimana' hinggap di kepalanya dan hampir membuat Jisoo meledak.

"He'll be okay," Jisoo menatap seseorang yang baru saja berbicara, In Sub. "Ayo tunggu di luar sambil minum kopi, kau bisa gila jika menemaninya di sini."

Jisoo menyetujui ucapan In Sub. Jika ia menemani Hae In dan terus menerus melihat keadaan pria itu, mungkin ia akan semakin tertekan dan membuatnya sakit. Jisoo pun mengikuti In Sub keluar dari IGD dan duduk di ruang tunggunya.

"Terima kasih sudah menemani suamiku, Oppa. Padahal kau pasti kelelahan juga karena pelatihan yang berat." ujar Jisoo dengan tulus.

In Sub hanya tersenyum kecil. "Bukan apa-apa. Jangan katakan ini jika dia sudah sadar nanti, tapi dia sudah seperti saudaraku."

Jisoo tertawa kecil mendengar jawaban In Sub. "Kalian membicarakan sesuatu yang seru tanpaku?" seseorang datang membawa tiga cup kopi—Minkyu. In Sub memutar mata jengah dan tidak berniat menanggapi karena tidak mau berdebat dengan Minkyu. "Hae In-hyung selalu mengatakan jika kafe latte adalah kesukaanmu. Jadi, ini latte hangat untukmu," Minkyu memberikan satu gelas karton pada Jisoo dengan manis sebelum menatap In Sub sebal. "Dan Americano on the rock untukmu."

Home [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang