Author POV
It might seem crazy what I'm about to say
Sunshine she's here, you can take a break
I'm a hot air balloon that could go to space
With the air, like I don't care baby by the wayBecause I'm happy
Clap along if you feel like a room without a roof
Because I'm happy
Clap along if you feel like happiness is the truth
Because I'm happy
Clap along if you know what happiness is to you
Because I'm happy
Clap along if you feel like that's what you wanna doHere come bad news talking this and that, yeah,
Well, give me all you got, and don't hold it back, yeah,
Well, I should probably warn you I'll be just fine, yeah,
No offense to you, don't waste your time
Here's why(Happy)
Bring me down
Can't nothing
Bring me down
My level's too high
Bring me down
Can't nothing
Bring me down
I said (let me tell you now)
Bring me down
Can't nothing
Bring me down
My level's too high
Bring me down
Can't nothing
Bring me down
I saidBring me down... can't nothing...
Bring me down... my level's too high...
Bring me down... can't nothing...
Bring me down, I said (let me tell you now)Musik berdendang nyaring, mengalun dalam sebuah sedan mewah yang dikendarai lelaki berpakaian necis berupa tuxedo hitam dan kacamata hitam yang bertengger di telinganya. Sesekali lelaki itu bersiul dan ikut berdendang lirih. Senyum menggodanya menghiasi wajah tampannya yang banyak dipuja-puja kaum hawa. Bahkan ia membuka kaca mobilnya dan mengangguk ramah pada banyak orang yang tidak dikenalnya selama di jalan.
Paras bahagia Rival tidak dapat menutupi kata hatinya yang sedang berbunga-bunga. Rival baru sadar bahwa kotanya bisa seindah ini.
Tunggu. Kota ini indah karena suasana hatinya yang indah juga? Jadi sebelum ini, kotanya jelek dan perasaannya tidak bahagia?
Rival terkekeh sendiri memikirkan hal-hal tidak penting. Ia kembali melajukan mobilnya memasuki gedung pencakar langit di tengah kota. Sekumpulan security berebutan menyambut dirinya. Biasanya Rival muak dengan pemandangan ini. Dasar penjilat, begitulah biasanya Rival berfikir. Namun kali ini ia tersenyum, bahkan mengangkat tangannya ramah pada para security. Yang disapa malah terbengong melihat keramahan boss nya.
Tidak biasanya, pikir security itu. Biasanya mereka disapa dengan senyum dingin dan tatapan tajam. Membuka kaca mobilpun tidak. Apa mereka berhalusinasi. Seperti fatamorgana di tengah gurun.
Konyol. Memangnya Rival tidak boleh ramah. Perubahan kecil ini disambut ketidak percayaan banyak orang membuat Rival gerah. Tapi ia tetap tersenyum dan sedikit bersiul saat memasuki loby.
Seperti biasanya wanita-wanita yang melihat boss nya ini langsung menatap Rival tak berkedip. Tangan mereka sibuk menata rambut dan meratakan blouse mereka, sedangkan tangannya yang lain mengelap sisa air liur yang menetes. Tatapan mereka seperti ingin menelan Rival bulat-bulat.
Ugh, ngapain pula mereka lihat-lihat aku seperti itu. Seperti ga pernah lihat model pakaian dalam Calvin Klein saja, dengus Rival sambil memasuki lift.
Sementara ia memasuki lift, beberapa pegawai wanita ikut masuk ke dalam lift. Lain halnya dengan kaum adam yang memilih menunggu lift selanjutnya dari pada mendapatkan tatapan tajam dari boss mereka. Mereka tak tahu bahwa sekarang hati boss nya berada di langit ketujuh. Sedang diawang-awang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior
Romance6 tahun. Waktu yang cukup lama untuk melupakan orang yang kita cintai. Sayangnya satu tatapan darinya cukup membuatku merasakan sakit itu lagi. Tidak! Dia tidak mencintaiku. Begitu juga perasaanku seharusnya. -Raluna Rosallie Ruffman- 6 tahun. Waktu...