chapter 17b

7.9K 369 5
                                    

Flashback

Kota Paris terlihat indah bagi siapapun yang melihatnya. Menara eifel yang menjadi impian semua orang berdiri tegak dengan lampu-lampu memantulkan sinarnya pada malam hari. Turis mancanegara memandangnya dengan kagum. Namun orang Indonesia dalam gedung itu tidak sedang memandang kagum menara yang menjadi keajaiban dunia itu. Wanita itu tengah menghitung tabungannya dengan kesepuluh jarinya. Ya, Shofia LA Shanedry.

Tepat pada saat ia hampir menyelesaikan hitungannya, sebuah suara mengalihkan perhatiannya. Suara ponselnya. "Yes?"

"Shofia? Its me, Rival."

Shofia tampak berpikir keras. Rival... Rival Collins? Rival Richard? Or Rival Suparman?

Tak kunjung mendapat jawaban, Rival menjawab malas, "Rivaldi. Remember me?"

"Rivaaaal. How are you?" Shofia terdengar antusias. Rival terkekeh diseberang sana. "Tak pernah sebaik hari ini. Aku punya kabar."

"Apa?"

"Aku menyatakan cinta pada Luna."

"Raluna? Kau sungguhan mencintainya? Bukankah kau tidak pernah melirik wanita lain selain aku?"

"Bicaralah pada angin yang berhembus. Mereka pun tak akan percaya aku hanya melirikmu."

"Hahahaha. Aku hanya bercanda."

"Tentu saja. Kau sahabatku. Dan selamanya akan seperti itu, sayang."

"Berhentilah memanggilku sayang sebelum Luna menggantungmu di gunung."

Terdengar hela nafas yang panjang diujung sana. "Aku tak yakin dia akan cemburu. Bahkan aku meragukan cintanya sebesar cintaku."

"Mengapa bisa begitu? Bukannya Luna menyukaimu sejak SMA? Jangan kira aku sebodoh kau. Orang butapun bisa merasakan cintanya Luna untuk mu waktu SMA. Sayangnya kau lebih buta dari pada orang buta."

"Tapi itu dulu, Shofia. Bagaimana kalau sekarang cintanya tak sebesar dulu? Bagaimana kalau dia sudah terlalu tersakiti oleh sikap ku? Kadang aku bertanya-tanya walau sedang berada di sampingnya." Suara Rival terdengar sendu.

"Hm... Baiklah. Aku akan ke Indonesia besok."

"Apa?! Buat apa kau kesini?"

"Rencana kecil untuk membuat Luna cemburu? Mau mengikuti rencanaku."

"Hhmm... Bagaimana ya. Kau yakin rencanamu berhasil?"

"Tentu saja akan berhasil. Aku ini Shofia La Shanedry."

"Karena kau Shofia La Shanedry, makanya aku ragu." Rival tertawa keras.

"Damn. Jadi deal?"

"Deal. Selama kau tidak menyakiti Luna."

Shofia tersenyum lalu mematikan sambungan teleponnya. Ia kembali melihat tabungannya lalu mengumpat keras. "Shit!" Ia lupa hitungannya lalu memulai dari awal lagi.

****

"Luna sudah bertemu kau?" Tanya Rival. Shofia mengangguk. Mereka tengah mengintai jendela yang menghubungkan ruangan Rival dengan ruangan bawahannya yang berada di kubikel masing-masing.

"Bagaimana respon nya?" Rival terlihat tegang. Ia tentunya khawatir Luna marah padanya. Walaupun memang itu yang diharapkan mereka berdua. Misi mereka yaitu membuat Luna cemburu akut. Shofia terkikik geli melihat Rival yang seperti remaja kasmaran. Ternyata cinta bisa membuat Rival yang dewasa menjadi abg labil. "Sangat baik. Dia pucat pasi saat kubilang kau ada di ruangannya. Menungguku. Dan sudah kuhitung dia melirik pintu ruanganmu sepuluh kali."

My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang