💚 11

254 48 7
                                    

"Capek," kata Eunha begitu masuk mobil, naro tasnya di kursi belakang, dan ditanya Mingyu gimana harinya hari ini.

Seharian ini Eunha super sibuk. Pagi praktikum, siang bimbingan, agak sorean masuk kelas lagi, terus tadi kelas terakhir kuis.

"Mau makan dulu gak? Apa langsung pulang aja?" tanya Mingyu sambil pasangin Eunha seatbelt.

"Makan dulu, lapeeeeerrr."

"Oke."

"Mau makan apa?" tanya Mingyu sambil melajukan mobilnya keluar dari area kampus.

"Hmmmmmm, apa ya? Duh bingung gue," kata Eunha yang kayanya otaknya udah gak bisa dipake mikir lagi saking seharian ini mikir mulu soal kuliah.

"Sate gimana? Udah lama kan kita gak makan sate," saran Mingyu karena nunggu Eunha mikir sih keburu nyampe rumah.

"Ayo ayo," angguk Eunha girang karena emang mereka udah lama gak makan sate.

Sampe di tempat jual sate, Mingyu sama Eunha pesen 3 porsi campur dan pake lontong.

Berhubung tempat duduknya semua penuh dan kalau dibawa pulang keburu mood makannya ilang, akhirnya terpaksa makan di mobil.

"Awas bumbunya tumpah-tumpah, baru gue bawa ke salon nih," kata Mingyu pas ngasihin piring sate ke Eunha.

"Harusnya gue yang bilang begitu, gue mah kalo makan rapih, gak kaya lo, kaya bebek," cibir Eunha.

Selama makan, Mingyu tuh beneran yang ngejaga banget itu piring di tangannya, jangan sampe deh itu tumplek.

Sementara Eunha, sambil dia ngunyah sambil dia ngedumel. Ya apalagi kalau bukan tentang kuliahnya.

Eunha juga kadang ngerasa kaya salah jurusan saking frustasinya sama materi kuliahnya.

Terus jadi berandai-andai kalau aja dia kuliah di jurusan Yuju sama Hanse, pasti gak akan serepot sekarang Eunha tuh.

"Pusing banget, skripsian gue kenapa susah banget!!! Padahal kalau liat Yuju sama Hanse tuh ya santaiii, punya gue kok? Akshdyehw stresss," kata Eunha sambil ngejilatin tusuk sate yang dia lumuri bumbu kacang.

"Nikah aja yuk, gimana?" kata Mingyu.

"Yuk," angguk Eunha.

Mingyu sama Eunha mah udah sering kaya begini. Tiap dari salah satunya ngeluh pusing sama kuliah, pasti ngajak nikah. Seolah dengan menikah semua masalah mereka sirna, padahal yang ada justru buat masalah baru.

"Kali ini gue serius Na, ayo nikah," kata Mingyu bikin piring sate di tangan Eunha hampir jatoh, untung Eunha refleksnya bagus, jadi langsung kepegang lagi.

"Lo sakit ya?" tanya Eunha jadi memandangi wajah Mingyu yang di ujung-ujung bibirnya ada bumbu kacang.

"Gue sehat, sehat wal afiat. Kalau gue sakit, gue gak mungkin kan jemput lo sekarang."

"Bukan fisik, tapi pikiran lo," kata Eunha yang membuat Mingyu jadi manyun kaya bebek.

Eunha udah selesai makan sate, padahal dia makan dua porsi, tapi abis duluan daripada Mingyu. Efek kelaparan plus doyan ya begini.

"Temen-temen SMA gue dah pada nikah, gue jadi kepengen nikah," cicit Mingyu gak lama kemudian, jadi cerita kalau mayoritas temen-temen SMA nya udah pada nikah.

"Wkwkwk, yaampun Mingyu wkwkw lawak banget deh lo," tawa Eunha pecah sambil ngebersihin ujung-ujung bibir Mingyu pake tissu.

"Kok malah diketawain sih?"

"Ya habis lucu, lo mau nikah gegera liat orang nikah."

"Ya habis..."

"Nikah itu gak gampang, tanggung jawabnya gede. Perlu komitmen kedua belah pihak. Lagian..."

"Lagian apa?" tanya Mingyu karena Eunha ngegantungin kalimatnya.

"Lagian gue juga belum mau nikah, heheh," kata Eunha.

"Meskipun sama gue?"

"Meskipun sama lo :)"

"Meskipun sama lo :)"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➖ 270222 ➖

➖ 270222 ➖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
тєтαηggα ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang