💚 5

308 47 3
                                    

2010
EunGyu Junior High School

ᴘᴇʀsᴏɴᴀʟ ᴄʜᴀᴛ
MINGYU | EUNHA

Monday

| Mau bareng ga?

Mau |

Tuesday

| Na

Iya |

Wednesday

| Na

Iya |

Thusday

| Na

Iya |

Friday

| Na

Iya |

Saturday

| Na

Iya |

Monday

| Na

Iya |

Tuesday

| Na

Iya |

Wednesday

| Na

Iya |

Thusday

| Na

Iya |

Friday

| Na

Iya |

Saturday

| Na

Iya |

Monday

| Na

Iya |

•••



Hampir satu tahun Mingyu sama Eunha berangkat sekolah bareng.

Berhubung rumah mereka sebelahan dan sekolah di sekolah yang sama, jadi kenapa engga berangkat bareng?

Karena jarak rumah ke sekolah gak jauh-jauh amat, jadi Eunha kadang jalan kaki, kadang naik angkutan umum, atau kadang dianter papanya.

Sementara Mingyu pergi ke sekolah pakai sepeda.

"Mulai besok lo berangkat sendiri ya, Na," begitu kata Mingyu di hari senin yang mendung.

Eunha yang lagi baca buku ngapalin materi buat ulangan ngangguk, akhirnya hari ini datang juga, hari di mana dia sama Mingyu gak akan bareng-bareng lagi, "Ok."

"Gamau nanya kenapa?" tanya Mingyu yang lagi sedikit kepayahan menggoes sepedanya karena jalanan yang menanjak.

"Engga."

"Yaudah gue aja yang kasih tau. Gue punya pacar, terus gue mau bareng sama pacar gue."

Wuzzzzz... jantung Eunha mencelos, kaget. Entah karena jalanan yang tiba-tiba menurun atau karena ucapan Mingyu barusan.



Beberapa minggu kemudian...



Mingyu Tetangga Resek
Na
Ayo bareng

Begitu baca pesan dari Mingyu, Eunha mempercepat sarapannya. Telur mata sapi yang harusnya habis dalam tiga kali suap buru-buru dia masukin semua ke dalam mulut.

"Pelan-pelan, keselek tau rasa," begitu kata Jinyoung, abangnya. Heran ngeliat Eunha yang tadinya makan ogah-ogahan karena menunya yang itu-itu aja ditiap pagi.

"Aku buru-buru, mau nyontek pr!" kata Eunha yang ngomongnya mirip kumur-kumur.

Lantas Eunha berlari menuju kamarnya, ngambil tas, ngaca, rapihin poni, dan nyemprotin lagi minyak wangi ke badannya.

Setelah penampilannya oke, barulah Eunha pergi sekolah.

Begitu buka pagar, seperti hari-hari lalu, udah ada Mingyu nungguin Eunha.

"Na!" ucap Mingyu ngangkat tangannya, menyambut Eunha.

"Kok bareng gue? Gak jemput pacar lo?" tanya Eunha, menutup pagar rumah.

"Engga."

"Kenapa?"

"Putus," kata Mingyu, "Rantai sepeda gue putus."

Oh. Kirain putus sama pacar lo. Kata Eunha dalam hati.

"Oh," sahut Eunha, "Terus kenapa gak bareng sama Minkyung?"

Mereka mulai jalan, berhubung berangkatnya pagi, jadi jalan kaki gak akan bikin mereka telat.

"Minkyung mana mau bareng sama gue," kata Mingyu.

Minkyung juga punya sepeda, modelnya sama kaya punya Mingyu, cuma kembarannya itu paling anti berangkat sama Mingyu.

"Tas lo berat banget, pantes aja lo gak tinggi-tinggi," kata Mingyu, ngangkat tas Eunha yang buset beratnya kaya batu.

"Gak ada hubungannya ya! Gue gak tinggi karena belum waktunya tinggi aja," kata Eunha, sebel kalau udah bawa-bawa tinggi badan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gak ada hubungannya ya! Gue gak tinggi karena belum waktunya tinggi aja," kata Eunha, sebel kalau udah bawa-bawa tinggi badan.

"Sini tas lo gue aja yang bawain, kasian," sahut Mingyu, "Gantinya lo bawa tas gue."

"Gak! Makasih!" tolak Eunha. Jelas lah gamau soalnya tas Mingyu besar gitu. Emang sih ringan, tapi ukurannya bikin badan Eunha kelelep.

"Padahal gue mau baik," decih Mingyu.

Gausah baik, ntar gue keeraan emang lo mau tanggung jawab? Kata Eunha dalam hati.

⚊ 050222 ⚊

⚊ 050222 ⚊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
тєтαηggα ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang