🐰 Paket

413 73 4
                                    

"Paketttt!"

Eunha lagi serius nugas tiba-tiba dikagetkan sama suara abang paket.

Yang Eunha kagetin, kok ini suaranya kenceng banget? Kaya bukan di depan rumah, tapi di dalem rumah.

Tok tok

Pintu kamar Eunha diketuk, yang kemudian berseru suara yang familiar di telinga Eunha, "misi paket."

Eunha lantas membuka pintu kamarnya, setelah sebelumnya rapih-rapih kamar dengan kecepatan super kilat.

"Benar ini dengan neng Una? Nih ada paket dari abang Mingyu," cengir Mingyu berdiri di ambang pintu kamar Eunha dengan tangan menggoyang-goyang keranjang bambu khas piknik.

Lalu, Mingyu masuk ke dalam kamar Eunha dan mereka duduk di karpet yang terhampar di kamar Eunha.

"Yaampun lo bawa apaan sampe di bubble wrap segala?" tanya Eunha kaget begitu Mingyu ngeluarin wadah plastik dari dalam tas.

"Tadinya mau pakai piring biasa, cuma kata Minkyung gaboleh, takut pecah," kata Mingyu sambil membuka bubble wrap yang digulung ke wadah plastik itu tiga putaran.

Ngedenger itu, Eunha nyengir, iyalah, Mingyu kan anaknya gampang jatoh. Jalan luas tanpa halang rintang aja Mingyu keselimpet, apalagi ini ke rumah Eunha yang banyak naik turunnya.

"Minkyung sama Minju tadi kepengen bikin ginian, ya udah gue buatin. Terus gue inget kan lo suka jadi gue bawain deh," kata Mingyu membuka tutup plastik yang menampilkan hotang.

"Padahal gausah repot bawain sini, lo bilang aja ke gue. Ntar gue rumah lo," kata Eunha.

Enak ya pacaran terang-terangan gini, ada apa-apa tinggal ke rumahnya aja, gausah repot kaya dulu janjian depan perumahan terus pergi ke tempat yang jauh.

"Wah, cantik banget," puji Eunha melihat visual hotang buatan Mingyu yang berwarna golden brown.

"Hehe, iya dong. Nah, ayo makan, mumpung masih anget," suruh Mingyu ngasihin satu hotang.

"Makasiiih," seru Eunha senang menerima hotang yang dia tambahin saos.

"Gimana? Enak?" kata Mingyu ketika Eunha lagi ngunyah.

"Enak," Eunha mengangguk, "Enak banget!"

Dipuji begitu Mingyu tentu aja seneng gak ketulungan.

"Kalau lo ada makanan yang mau dicoba, bilang gue aja, ntar gue bikinin," kata Mingyu setengah perhatian, setengah mau pamer kalau dia jago masak.

"Siap siap. Ohya, lo makan juga dong, masa gue doang?" kata Eunha karena Mingyu ngeliatin dia aja.

"Gue kenyang, tadi dah makan lima."

"Naaaa, mama per

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Naaaa, mama per... eh ada Mingyu," tiba-tiba mama Eunha masuk ke kamar Eunha.

"Eh tante, mau kemana tant? Rapih banget?" tanya Mingyu.

"Mau belanja kain nih Gyu, buat lamaran," kata mama Eunha. "Mau ikut?"

Mendengar beli kain, Mingyu jadi ingat masa lalunya nemenin ibunya beli kain yang sampe seharian.

"Ahaha, makasih tante udah ngajak, tapi Mingyu lagi lumayan sibuk," sahut Mingyu, "Maaf ya tante, hehehe."

"Yah, padahal kalau kamu ikut kayanya bakal seru. Kata ibu kamu, kamu pinter kan tuh pilih kain." Mama Eunha masih merayu.

"Hehehe, kapan-kapan aja deh ya tant."

"Siap deh." Mama Eunha mengacungkan jempol tangannya ke Mingyu.

"Yaudah Na, mama sama abang pergi dulu ya, mungkin bakal sampe malem. Kamu di rumah sama adek jangan berantem ya," seru sang mama.

"Iya."

"Oh iya, mama udah masak juga tuh, jangan lupa makan. Mingyu juga kalau mau makan di sini makan aja ya, gausah sungkan."

"Iya tente."

Kemudian mama Eunha pergi, meninggalkan Eunha sama Mingyu.

"Enak ya Na pacaran begini, gak repot," sahut Mingyu.

"Iya, kenapa gak dari dulu aja?" kata Eunha.

"Iya, kenapa yaaaaaa?" kata Mingyu dengan nada meledek.

"Iya, kenapa yaaaaaa?" kata Mingyu dengan nada meledek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

16.08.2021

тєтαηggα ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang