💚 29

398 33 2
                                    

"APA? BATAL? GUE GAK SALAH DENGER KAN???" tanya Yuju kaget dengan kalimat yang tadi diucapin Eunha

"Lo gak salah denger, pernikahannya batal," kata Eunha mengangguk.

"Kok bisa batal?" tanya Hanse yang duduk di samping Yuju, sedikit shock dan gak percaya.

"Maaf, bagian ini gue gak bisa cerita. Ini privasi kak Jinyoung sama kak Ital," jawab Eunha yang meskipun udah deket sama Yuju dan Hanse tetap gak bisa ceritain detail kenapa pernikahan kakaknya batal.

Untungnya Yuju sama Hanse ngerti situasi, jadi mereka ngangguk aja, meskipun sebenernya masih kepo kenapa bisa pernikahan yang tinggal sebulan lagi itu tiba-tiba batal begitu aja.

"Baju gue sia-sia dong," kata Yuju kemudian jadi sedih, ingat sama baju couplean dia sama Jun yang baru dibeli beberapa hari lalu yang rencananya mau dipake ke nikahan bang Jinyoung.

Mendengar kesedihan Yuju, Eunha jadi senyum. "Tenang aja, baju lo tetep kepake kok :) Karena sebagai ganti kak Jinyoung sama kak Ital gak jadi nikah, gue yang bakal nikah!"

Yuju sama Hanse, yang Eunha harap responnya bakal ramai dan bertepuk tangan ngasih selamat malah saling berpadangan.

"Ya gue juga bakal nikah," kata Hanse.

"Gue juga," kata Yuju.

"Maksudnya, bulan depan gue bakal nikah buat gantiin kak Jinyoung," kata Eunha akhirnya ngomong juga ke dua temennya soal berita baik ini.

"Temen lo otaknya udah konset gara-gara skripsi," kata Yuju ke Hanse sambil menyuap cake coklat ke dalam mulutnya.

"Bukan konslet lagi, udah jeprut," sahut Hanse yang kemudian dia sama Yuju ketawa, sementara Eunha manyun.

"IH GUE BENERAN! GUE MAU NIKAH BULAN DEPAN!" kata Eunha melotot membuat tawa Yuju sama Hanse berenti.

"Na, gue tau lo ingin punya hidung mancung, tapi plis atulah..." kata Hanse lanjut ketawa lagi.

"Emangnya lo mau nikah sama siapa? Mingyu?" tanya Yuju yang jelas diangguki semangat sama Eunha.

"Iya! Gue sama Mingyu mau nikah, ini buktinya."

Eunha ngeluarin undangan dari tasnya. Lalu ngasih kertas berwarna krem itu ke Yuju sama Hanse masing-masing satu.

"Ini... serius?" Yuju melotot baca undangan itu. "Lo gak lagi ngeprank kita kan?"

Hanse yang tadinya liat undangan nikah Eunha sekarang jadi melemparkan pandangannya ke seisi cafè mencari-cari mana tau ada kamera tersembunyi.

"Engga lah! Ngapain ngeprank kalian? Gue tuh serius mau nikah!" tegas Eunha yang sudah gatau harus lakuin apalagi buat meyakinkan dua temennya ini kalau dia memang betulan mau nikah.

"Tapi kenapa secepat ini? Bukannya lo bilang mau nikah sama minggu beberapa tahun lagi?" tanya Yuju.

"Iya Na, kok tiba-tiba banget sih? Apa jangan-jangan, lo ha..." Hanse yang belum selesai bicara langsung disikut sama Yuju.

"Heh, mana mungkin! Mereka ciuman aja belum pernah!" sahut Yuju yang cuma disenyumin tipis aja sama Eunha.

"Jadi kenapa, Na? Kenapa kok tiba-tiba banget mau nikah sama Mingyu? Bulan depan lagi.

Eunha senyum. "Soalnya gue udah yakin sama Mingyu. Jadi yaaa, buat apa dinanti-nanti. Bukannya lebih cepat lebih baik? Hehe."

"Terus kuliah lo gimana? Skripsi lo?" tanya Yuju.

"Ya gak gimana-mana. Gue kuliah dan skripsian seperti biasa."

"Terus ntar lo tinggal di mana?" tanya Yuju lagi.

"Rumah."

"Iyaa, pasti di rumah dong. Lo kan manusia, bukan monyet. Maksudnya, rumahnya di manaaaaa? Sampe bilang rumahnya ditinggal lo gue jambak!" sahut Hanse jadi mendadak emosi.

"Haha, gue sama Mingyu sementara tinggal di rumah Mingyu sampai rumah kita jadi," cengir Eunha yang mana sekarang Yuju sama Hanse melongo.

"Gue juga awalnya gak mau nikah buru-buru sama Mingyu. Gue pikir kaya dua atau tiga tahun lagi. Gue kan harus lulus kuliah dan cari kerja dulu. Mingyu juga. Tapi..." Eunha diam, jadi memandang Yuju sama Hanse bergantian.

"Gue takut umur gue gak sampe," cengir Eunha yang langsung diomelin Yuju juga Hanse.

"IH UNAAAAAA!!"

"Lo apasih ngomongnyaaa!!"

"Hehehehehe," sahut Eunha cengengesan. "Gue realistis aja gesss, umur kan gak ada yang tauuu."

"Iya tapi jangan ngomong kaya begitu! Kesannya kaya lo mau mati aja tauk!" omel Hanse.

"Ya emang semua manusia bakal mati kan?"

"IH UNAAAAA!" sahut Yuju jadi pindah duduk ke samping Eunha. "Kita bakal temenan sampai jadi kakek nenek, sampai punya banyak cicit, jadi jangan ngomong begitu lagi!"

"Iya iya," angguk Eunha menenangkan Yuju sama Hanse yang pada overthinking, padahal kan Eunha cuma ngomong realistis aja kalau semua manusia ya pasti bakal meninggal.

"Iya iya," angguk Eunha menenangkan Yuju sama Hanse yang pada overthinking, padahal kan Eunha cuma ngomong realistis aja kalau semua manusia ya pasti bakal meninggal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

13.11.22

тєтαηggα ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang