𝓔𝓶𝓹𝓪𝓽 𝓫𝓮𝓵𝓪𝓼

952 135 15
                                    

Tidak ada sangkut-pautnya dengan realita kehidupan karakter

Hanya fiksi belaka
.

.

.

.

.

Watanabe Haruto
Kanemoto Yoshinori

.

.

.

.

.

BxB
A/B/O [Omegaverse]
Typo(s)

BxBA/B/O [Omegaverse]Typo(s)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Haruto!"

Dipanggil namanya saja debaran di dada sudah kelewat tidak normal. Setelah menaruh sepatu di tempatnya, ia menangkap Yoshinori meringis lebar duduk di depan televisi sambil melambaikan tangan ke arahnya. Gemas. Wajib ditahan keinginan untuk memeluk atau menggigit pipi sang sulung. Dengan keterampilan akting ulungnya, langkah kakinya bergerak mendekati Yoshinori sembari memasang ekspresi kelelahan, lemas ala ala anak pulang sekolah.

"Aku beli ini. Dimakan ya."

Yang Yoshinori maksud adalah makanan junk food; hamburger, kentang goreng, dan pizza berukuran medium, memenuhi meja kopi ruang tengah. Ada pula sebotol minuman bersoda di sana. Haruto praktis mendudukan bokongnya tepat di samping si kakak lalu tangannya terulur menyambar cheese burger.

"Bagaimana? Enak?"

"Enak." Padahal Haruto tidak tahu enak atau tidak karena menurutnya sama saja seperti makanan junk food pada umumnya. Hanya respon baik untuk kakak tercinta.

Ini memang sudah masuk ke dalam rencananya. Kepalanya jatuh menumpang pada bahu Yoshinori. Haruto amat suka aroma Yoshinori yang selalu menginvasi indra penciumannya. Haruto amat suka berkontak fisik dengan abangnya. Sembari mengunyah dua potong roti bersamaan isian beef berkeju, hidung menghirup aroma melon segar bercampur vanila, agak aneh tapi Haruto suka dibuat mabuk seperti ini.

"Bahu kakak keras."

Yoshinori mendelik mendengar celetuk tiba-tiba adiknya. "Kamu berharap apa? Lagipula komposisi bahu 'kan memang tulang!"

Kepalanya ditolehkan sehingga jarak tipis sekali; dua puluh atau tiga puluh sentimeter. Haruto tidak tahu kalau kakaknya bisa begitu mempesona jika dilihat dari jarak dekat. "Jangan diet lagi maksudku." Begitu ucapnya dengan tatapan serius.

Pimpernel || HaruNori ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang