1

4K 1.5K 241
                                    


"Kau bukan ayahku! Apa kau pikir aku tidak tau kenapa kau tiba-tiba peduli denganku?!"marah Seulgi.

Sung woon dan Mr. Kang masih membulatkan matanya kaget.

"Wae? apa istri simpananmu tidak bisa membantumu?! Perusahaanmu sedang di ujung kebangkrutan dan membutuhkan bantuan uang eommaku! Itulah kenapa kau datang kemari dengan begitu tidak tau malunya! Siapa yang kau coba bodohi hah?!"teriak Seulgi.

Plaaakkkk

Sung woon menampar pipi Seulgi dengan keras.

"Berani sekali! Pantas saja ibumu memilih menggantung dirinya sendiri, dia pasti sudah sangat tertekan tidak sanggup lagi mengurus monster sepertimu!!"marah Jae wook.

"Pembunuh!"

Seulgi mengepalkan tangannya, dia sudah ingin memukul wajah ayahnya tapi sang kakek tiba-tiba menampar pipi ayahnya dengan begitu kerasnya.

"Jaga mulutmu! Berani sekali membicarakan menantu dan cucuku seperti itu! Untuk orang yang sudah mengkhianatinya kau tidak pantas menghinanya! Tidak tau malu!"marah Mr. Kang lalu menghampiri Seulgi dan menggenggam kepalan tangannya.

Mr. Kang mengajak Seulgi menjauh dan mengajaknya duduk di taman.
"Ikutlah dengan harabeoji ke Korea hmm? harabeoji tau pasti akan sulit meninggalkan rumah ini, tapi kalau kau dekat dengan harabeoji, harabroji akan lebih tenang"kata Mr. Kang sambil menepuk-nepuk tangan Seulgi digenggamannya.

"Memang benar perusahaan ayahmu sedang mengalami masa sulit tapi kalau kau tidak bersedia membantu harabeoji tidak melarangmu, harabeoji juga tidak memintamu memaafkan ayahmu, tapi kau harus mau ikut harabeoji ke Korea"imbuh Mr. Kang.

Seulgi menatap mata sang kakek dan setelah melihat dan mendengar ketulusannya, Seulgi memalingkan wajahnya.

"Arraseo tapi aku tidak mau tinggal serumah dengannya. Belikan aku apartemen sendiri dan motor. Dan harus pakai uang harabeoji bukan uang eomma"kata Seulgi.

Mr. Kang akhirnya tersenyum.
"Geurae, setelah sampai di Korea nanti kau sendiri yang memilihnya"

***

Beberapa hari kemudian, di sebuah kamar.

Beberapa kertas bergambar mata berwarna biru yang tertempel di tembok berkibar karena diterpa angin yang masuk dari jendela.

Sedangkan sang pemilik kamar tersebut sibuk berdandan didepan kaca sambil bersenandung pelan untuk bersiap-siap berangkat ke kampus.

"Yha Joohyun ah cepat bangun kau sudah terlambat!"teriakan lantang sang eomma membuat gadis perparas cantik tersebut buru-buru menyelesaikannya.

"Arraseo, aku sudah bangun eomma!"jawab Irene dengan berteriak lalu mengambil tasnya tapi saat tiba-tiba saja dia berhenti untuk menatap gambar mata di temboknya.

"Semoga hari ini aku bisa bertemu denganmu dan doakan semoga hari aku dapat pekerjaan baru okay?!"kata Irene lalu memajukan bibirnya ingin mencium gambar di temboknya tapi tiba-tiba saja pintunya di buka.

Irene menoleh kaget masih dengan bibir manyunnya.

"Ah my eyes!"dramatis Joy sambil menutupi matanya.

"Apa kubilang, eonni pasti sedang melakukan hal aneh lagi dengan gambar mata di temboknya, eomma"kata Joy.

"Yha Bae Joohyun cepat keluar!"teriak sang eomma.

Irene menarik bibirnya ke atas kesal dan melemparkan bantalnya kepada Joy tapi dia berhasil menghindarinya.

Joy tertawa lalu menjulurkan lidahnya dan berlari saat Irene berlari hendak memukulnya.

"Eomma berhentilah memberikannya susu, dia sudah sangat tinggi"kata Irene lalu memasukan sesendok nasi ke dalam mulutnya.

BLUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang