32

3.6K 370 297
                                    


Keadaan mansion Keluarga Han dibuat kacau di pagi hari.

Semuanya panik ketika pria tertua di rumah ini tiba-tiba terkena serangan jantung.

Junkyu yang kebetulan tidak tidur bersama sang kakek tadi malam dibuat terkejut ketika Haruto membangunkannya mengatakan bahwa kakek terkena serangan jantung dan sedang ditangani medis di kamarnya.

Junkyu terkejut tentu saja dan segera berlari ke luar kamar menuju kamar sang kakek, Junkyu yang panik masih mengenakan piyama yang kusut, rambut yang berantakan dan tidak mengenakan alas kaki.

"Kakek kenapa?" tanya Junkyu yang panik, tubuhnya gelisah. Ia linglung bingung harus bertanya pada siapa.

"Kak Junkyu!" Haruto menarik tangan Junkyu setelah berhasil mengejar lelaki yang lebih tua darinya itu.

"Lo harus tenang, jangan panik! Kalau lo panik semua yang di rumah ini juga khawatir" ujar Haruto.

Meski Haruto juga khawatir dengan kondisi sang kakek, namun ia masih lebih tenang dari Junkyu yang sudah kepalang panik.

"Kita tunggu di depan ya, mama lagi di dalam sama papa nemenin kakek" bujuk Haruto.

Di depan pintu kamar sang kakek ada beberapa pekerja di mansion dan dua orang dari ambulance yang menunggu di depan pintu.

Haruto merangkul Junkyu membawa lelaki itu duduk di meja makan.

"Ambilin air" pinta Haruto pada seorang maid disana.

Junkyu tidak menangis namun raut wajahnya begitu panik, Haruto tak sampai hati melihat wajah panik itu.

"Nih minum dulu" suruh Haruto menyerahkan segelas air kepada Junkyu.

Haruto duduk di kursi samping Junkyu menghadap Junkyu yang masih berusaha menekan rasa paniknya.

"Kakek emang sering kayak gitu?" tanya Junkyu setelah menelan beberapa teguk air.

Haruto menggeleng, "Pembuluh darah ke jantung kakek emang udah didiagnosa dokter menyempit, tapi ini pertama kalinya kakek serangan jantung kayak gini" jelas Haruto

"Kakek bakal baik-baik aja kan?" tanya Junkyu.

Haruto mengangguk, tangannya mengusap belakang kepala Junkyu, "Kita berdoa yang terbaik buat kakek"

Junkyu dan Haruto menunggu hingga selama 30 menit di luar sedang kedua orangtuanya belum juga menampakkan batang hidung nya.

"Sarapan ya, dikit aja" bujuk Haruto.

Junkyu menggeleng, ia tidak mood makan sebelum mendengar kondisi kakek nya.

"Makan roti dikit aja, kepala lo pasti sakit gara-gara tadi bangun nya kaget" ujar Haruto.

Lelaki itu memotong kecil toast yang dibuatkan maid mereka barusan dan menyuapnya di depan mulut Junkyu.

"Gak mau, Haru. Gue gak mau makan" tolak nya.

"Harus makan kak, kemarin lo maksa gue makan takoyaki, sekarang gue harus maksa lo terima suapan gue" paksa Haruto.

Tak mau memperpanjang masalah, Junkyu menerima sepotong roti itu dan mengunyahnya dengan cepat.

Tak lama, Tn. Watanabe keluar dengan langkah yang cepat membuat Haruto dan Junkyu berdiri dari duduknya ketika menemukan ayahnya berjalan ke arah mereka.

"Kakek harus dirawat di RS untuk pemeriksaan lebih lanjut, kalian bisa siap-siap dulu, mandi, nanti nyusul ke RS. Papa sama mama mau ke RS duluan" jelas Tn. Watanabe.

Haruto mengangguk, tak lama terdengar suara brankar yang di dorong membuat Junkyu berlarin mendekat dan menemukan sang kakek yang tak sadarkan diri sudah dipasang tabung oksigen.

Youth Memories || Jihoon Junkyu (Jikyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang