16

4.8K 600 306
                                    


Junkyu tiba di apartment pukul 11 malam.

Junkyu kira Jihoon sudah tidur tapi yang ia dapatkan lelaki itu sedang mengerjakan tugas di ruang tengah.

"Ji.. gue kira lo udah tidur" ujar Junkyu.

Jihoon menoleh, lalu melepaskan kacamatanya. "Gimana gue bisa tidur kalau lo nya belum balik" jawab Jihoon dengan raut wajah cemas.

Junkyu melihat ke arah dapur yang nampak bersih, "Lo udah makan malem?" tanya Junkyu.

Jihoon menggeleng, "Gue nungguin lo buat makan malam bareng. Ternyata lo pulangnya malem" jawab Jihoon.

"Astaga Jihoon, kenapa lo nungguin gue?" tanya Junkyu agak terkejut dengan fakta Jihoon belum makan sejak tadi.

"Gue gak mau makan sendirian, Kyu. Udah lupain aja, lo udah makan kan? Kalau gitu gue besok aja makannya" jawab Jihoon.

"Mana bisa gitu.." Junkyu mengotak-atik ponselnya mencari makanan di aplikasi pesan antar.

"Gue udah pesen pizza sama ayam. Ntar kalo datang diambil, udah gue bayar. Gue mandi dulu ya.." Junkyu berlalu ke dalam kamarnya.

Lelaki manis itu duduk di tepi ranjang menatap ke arah kopernya yang terbuka lebar dan sedikit berantakan. Ia bersiap agak buru-buru tadi karena Haruto datang lebih cepat dari dugaannya.

Mengingat lelaki remaja itu membuat pipi Junkyu agak memerah. Junkyu itu gay, jadi wajar saja jika pipi nya bersemu karena seorang pria.

Tapi Junkyu tak menyangka bagaimana bisa anak SMA mampu membuat jantungnya berdesir tak nyaman.

Sekelebat bayangan percakapan tadi kembali berputar di otaknya.


(Flashback)

"Kak, izinin gue buat ngobatin hati lo. Kasih gue kesempatan masuk hati lo kak"

Junkyu terkejut tentu saja mendengar permintaan Haruto.

Perkara hati itu bukan hal gampang. Tapi remaja lelaki ini tampak menunjukkan keseriusannya.

"Haru, bukannya aku gak mau tapi kalau gini kesannya aku jadiin kamu pelarian" jawab Junkyu.

Bagaimanapun Junkyu yang dewasa disini, jadi ia tetap harus memikirkan baik buruknya jika ia dengan mudah membuka hati pada pria di depannya ini.

"Gak ada yang kayak gitu kak, gue bisa buktiin kalau gue lebih baik dari Jihoon itu" tekad Haruto.

Junkyu mengulum bibirnya, entah kenapa masih ada yang mengganjal dihatinya.

"Kak, kalau lo ragu karena gue anak SMA, gue bisa buktiin kalau gue juga bisa jadi dewasa buat lo" ujar Haruto lagi.

Junkyu menggeleng heboh, "Nggak gitu, aku cuma mikir kalau kamu gak mungkin mau ngobatin hati aku kalau-"

"Iya, gue suka sama lo, cuma gue tahu gak seharusnya buru-buru nembak lo. Apalagi setelah tahu kalau hati lo terikat sama orang lain. Jadi gue harap lo bisa lihat usaha gue ke depannya, kak" ujar Haruto lagi serius.

Entah lah suasana di mobil saat ini terasa serius namun mendebarkan. Junkyu pun tak dapat menggambarkan perasaannya.

"Kita pelan-pelan aja yaa.." ujar Junkyu seolah memberikan lampu hijau pada Haruto untuk mengenalnya lebih dalam.

Sedangkan pria yang lebih muda tertawa excited mendengar jawaban Junkyu.

"Sekarang boleh panggilnya pake 'kamu' kan?" tanya Haruto.

Youth Memories || Jihoon Junkyu (Jikyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang