[11. pasrah]

4.7K 426 1
                                    

-
-

Hari sudah malam, langit berubah berwarna hitam, matahari berganti bulan, suasana hari ini cukup tenang menurut el, el menghirup angin malam dalam dalam di atas balkon

"heh ga baik malem malem diluar, apalagi hirup hirup kaya gitu" sentak seseorang dari belakang

El membalikkan tubuhnya, bibirnya mengerucut sebal "apasih bang evan, sana pergi" usirnya

Namun bukannya pergi, ervan justru semakin mendekati adiknya dan menarik tangan el agar masuk kedalam lalu menutup jendela rapat rapat

"ih kenapa ditutup" protes el

"angin malam itu ga baik el" jawab ervan "ayo turun, makan malam" ajaknya keluar menggandeng tangan el yang masih mengerucut sebal

"jangan kaya gitu bibirnya"

"kenapa? lucu?" tanya el berharap seperti dinovel novel, biasanya kalau bibirnya dimajukan, di novel pasti akan menggemaskan

"gak, kaya bebek" jawab ervan menahan tawa

plak

El menabok punggung ervan tak perasaan "rasain, orang cantik kaya gini dibilang bebek" dengusnya lalu berjalan mendahului ervan

"becanda kali dek" teriak ervan berlari menyusul el kebawah

Sedangkan dibawah yang melihat ervan mengusili el yang membuat el merenggut lucu hanya geleng geleng kepala

"ada apa? kenapa princess?" tanya adit kepada el

El berjalan menghampiri adit dan memeluk adit manja yang membuat ervan mencibir "manja kali dia ges"

El menghiraukan perkaraan ervan dan memeletkan lidahnya mengejek "wlee biarin suka suka el"

"Sudah sudah, el sana duduk ditempat kamu" ucap hana menengahi

El mengangguk dan duduk dengan tenang, ia melirik ke arah ervan dan menabok tangan abangnya ketika ingin menyuapkan kedalam mulut

"apasihh ell apaa?" tanya ervan lelah

"berdoa dulu, dasar tidak mencerminkan orang islam" dengus el melototi ervan

Sedangkan yang dipelototi hanya cengengesan "hehe maap maap"

Lagi lagi mereka hanya geleng geleng melihat pertengkaran el dan ervan. Setelahnya Adit memimpin doa yang diikuti mereka lalu memakan makan malamnya dengan khidmat

"emm dad nanti el mau tanya sesuatu" ucap el tiba tiba

Adit menghabiskan makanannya lalu mengambil minum, ia menatap el seolah bertanya "apa?"

"nanti aja habis makan" jawab el cepat

***

"Jadi? mau tanya apa el?" tanya adit yang sudah selesai dengan makannya

El menggigut bibir bawahnya gugup, bagaimaba cara bertanya yang baik dan benar? "anu..emhh"

"katakan" ucap adit tegas

El berdehem membenarkan duduknya "dad? Kenapa keluarga ini santai bangt nerima el? maksudnya gini loh, kenapa kalian enteng banget mengadopsi? ya..keluarga kalian saja terbilang cukup terpandang, kan masih bisa adopsi orang lain" jelas el panjang lebar

Adit dan hana saling pandang lalu menoleh ke arah el penuh arti

"karena kamu mirip dengannya" jawab adit menatap el lembut

"dengannya? siapa?" tanya el mengerutkan alis

"adik ervan dan juga ervin" jawab hana menggenggam tangan el

El semakin bingung, apalagi ini? adik? anak bungsu keluarga denandra? kebenaran apa lagi ini? dan juga ini tidak masuk didalam novel! El memejamkan matanya sekilas

"siapa yang kalian maksud?"  tanya el

"elvina" jawab ervin tiba tiba menyahuti

"iya, dia adik kami, dia mengalami kecelakaan saat berusia 10 tahun silam, dia adik kesayangan kami, kami selalu menjaganya agar terhindar dari khalayak terutama musuh perusahaan dady, tapi ternyata salah, mereka licik dan dengan kelicikannya mereka membunuh adikku untuk membalas dendam" jelas ervan disertai tatapan tajam penuh amarah

el menatap mereka semua pasrah, pasrah dengan alur yang kacau ini, awalnya memang ia ingin merubah alur, tetapi hanya merubah agar tidak bertemu dengan para tokoh saja, dan sekarang?? ia harus dikejutkan dengan kebenaran kebenararan tokoh figuran yang tidak diceritakan dalam novel disini

"Lalu apa hubungannya dengan el? bukannya kalian terakhir bertemu saat dia berumur 10 tahun? bagaimana bisa kalian berkata kalau el mirip dengannya?" tanya el berturut

"mamih tidak tahu, tapi saat awal kita bertemu saat itu, mamih merasa ada yang berbeda denganmu, seperti ada sesuatu yang mengharuskan mamih membawamu ke mansion ini" jelas hana yang masih menggenggam tangan el

El menganguk lemah, ternyata ia disini dianggap sebagai ganti anak bungsu mereka yang sudah tiada?, seolah mengerti tatapan el, adit beranjak dan mengelus rambut el sayang

"meskipun begitu, kau tetaplah kau, el. Anak dady dan kesayangan dady, jangan menganggap kamu adalah pengganti elvina, tidak jangan berfikir begitu, kami menyayangimu sebagai abella, bukan elvina, paham?" sarkas adit menepuk nepuk kepala el

El mengangguk dan memeluk dady angkatnya haru

Hana, ervan dan juga ervin tersenyum tipis melihat adegan didepan mereka

"hm lupakan bahwa kau adik angkat kami, dan bersikaplah layaknya anak bungsu keluarga denandra mulai sekarang" ucap ervin

El mengalihkan pandangannya kepada ervin, lalu beralih menatap ervan, ah iya ia hampir lupa bertanya pertanyaan sepenting ini!.

"mih" panggilnya kepada hana

Hana menoleh "hm?"

"apa bener bang ervin itu abangnya bang ervan?" tanya el serius

"kenapa?" tanya ervin sedikit ngegas, ia merasa el seperti tidak terima bahwa ia yang tertua disini

El menggeleng "engga, aneh aja harusnya kan nama abang ervan, terus adiknya ervin biar enak, ervan ervin" jelas el menunjuk ervan lalu ervin bergantian

Adit terkekeh "biar beda" jawabnya seadanya

"serius cuma itu?" tanya el tak percaya

"Ya serius, biar beda dari yang lain" jawab hana tertawa melihat wajah ervin yang merenggut

"udahlah bener kata el, gue cocoknya jadi abang disini" celetuk ervan menepuk nepuk dadanya bangga

El dan ervin menatap ervan sinis "cih" dengus mereka bersamaan

***

Serius sorry bangt ga nyambung, gue lag parahhhhhhh!!
Ngetiknya ga disemangatin ayang soalnya T_T

FIGURAN [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang