Chapter 7~

18.1K 1.5K 8
                                    

______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______

Saat ini Azura tengah mengelap kaca di perusahaan AB, dia akan melakukan misinya malam ini. Karena informasi yang ia dapatkan kalau CEO itu akan lembur.

Azura melihat seorang wanita dengan pakaian sexynya berjalan dengan melenggak lenggokkan pantatnya menuju lift CEO. Dia menaikan sebelah alisnya sebelum mengikuti wanita tadi dengan menaiki lift biasa yang dilewati karyawan.

Azura memantu dari jauh wanita itu sebelum memasuki pintu yang bertuliskan CEO Room. Dirinya masih memantau dari jauh hingga sang sekretaris pergi menjauh dari sana. Ini kesempatan, dirinya berjalan dengan santai sambil mendorong troli masuk ke dalam ruangan.

Terdengar suara yang sering di dengarnya karena Zero. Ya, suara desahan terdengar dari dalam ruangan istirahat. Gadis itu menatap CCTV, menggunakan kemampuan untuk mengendali waktu sebentar.

Azura menduduki kursi kebesaran CEO dan mulai mengotak ngatik komputer itu. Hingga salah satu file menggunakan sandi, dia berfikir sebentar, mengetikan kata apa yang ada di kepalanya.

File itu terbuka. "Cih, gampang sekali," remeh Azura seraya mengklik salah satu gambar yang ada di dalam file tersebut.

Wajah gadis itu tiba-tiba tak enak untuk di pandang. "Anjing!" desisnya.

Bagaimana tidak, ternyata file tersebut hanya berisikan film tak senonoh.

Dia bangkit dari duduknya dan berjalan ketempat berdirinya semula setelahnya mengembalikan waktu. Dia berjalan kearah sebuah gelas kopi kosong dan keluar dari sana seolah-olah tak pernah ada yang terjadi.

____

Malam tiba, Azura sudah lengkap dengan pakaian, topeng kelincinya, serta peralatan nya. Kini dia berada di salah satu ruangan yang tak terjamah oleh CCTV. Dia keluar dari ruangan itu setelah menggunakan kemampuannya, berjalan keruangan CCTV untuk menonaktifkan semua CCTV yang ada di gedung ini.

Tak perlu ada yang dikhawatirkan lagi selain para penjaga, mereka adalah hal kecil yang gampang ia singkirkan.

Azura berjalan di bawah cahaya lampu yang remang-remang. Kadang-kadang dia akan bersembunyi jika berpapasan dengan penjaga. Setelah dipukir ulang, dia tak akan membuat keributan untuk memancing yang lainnya.

Azura berdiri tak jauh dari seorang perempuan yang bekerja sebagai sekretaris. Dirinya meraih handphone dan mengetikkan sesuatu di sana. Tak lama kemudian perempuan itu pergi dari sana. Ya, yang membuat perempuan itu pergi adalah Azura.

Azura mengirimi perempuan itu pesan, pesan itu berisi 'bisa belikan cappuccino di kafe depan? Aku ingin meminumnya,' itulah pesan yang dikirim Azura. Handphone yang dipegang Azura adalah handphone CEO yang dicurinya pada jam makan siang tadi.

Azura berdiri di depan pintu yang bertuliskan CEO Room, dibukanya dengan perlahan agar tak menimbulkan suara. Gadis itu menatap datar seorang lelaki yang asik bertelponan dengan seseorang, tak lama kemudian telpon itu terputus.

Azura mendekat dan menodong kan pisau lipat pada leher laki-laki itu. "Diam," desis Azura dengan suara rendahnya.

Laki-laki itu tercekat, dirinya sudah panas dingin karena mata pisau yang telah menempel di lehernya.

"Si-siapa kau?" tanyanya dengan ketakutan.

"Aku? Aku adalah malaikat maut mu," ujar Azura dan segera menyuntikkan cairan di leher laki-laki itu.

Ceklek

"Tuan ini-"

Azura berbalik dengan kaget. "Sial, perempuan ini cepat sekali," batin Azura.

Gadis itu langsung bergerak cepat sebelum teriakan menggema memanggil para penjaga. Tanganya membekap mulut perempuan itu agar tak berteriak dan menyudutkannya ke dinding.

"Ternyata sekretaris yang satu ini tak memiliki sopan, ya? Mana ada bawahan yang tak mengetuk pintu atasan sebelum masuk, tapi bisa saja kalau sekretarisnya ada sesuatu dengan atasannya, betul?" Azura dengan senyuman miring di balik topengnya.

Perempuan itu sudah gemetaran, keringat dingin membasahi pelepisnya. Dirinya menatap takut-takut mata yang menatapnya remeh.

"Tadinya aku tidak ingin membunuh dan menjauhkanmu dengan menyuruhmu membeli kopi di depan, tapi karena kau melihat ku membunuh CEO busuk itu, aku akan membunuh mu juga agar tak ada bukti."

Dengan gerakan cepat, sebuah suntik telah bersarang di lehernya. Mata perempuan itu bergerak keatas diikuti dengan tubuhnya yang bergetar. Racun yang di suntikan Azura berbeda dengan racun yang di suntikan sebelumnya.

Jika yang sebelumnya akan bereaksi dengan perlahan-lahan, maka yang ini bereaksi cepat dan langsung membunuh.

Azura menghela nafas, misinya selesai. Azura meninggalkan perusahaan itu dengan hati berbunga-bunga, karena imbalan yang tak main-main akan di dapatkan nya sebentar lagi.

"Hahaha, uang uang uang!"

_____

Keesokan harinya Azura mencari kabar tentang CEO AB Company yang tewas dibunuh beserta sekretarisnya. Namun hingga hari berganti malam, kabar itu sama sekali tak ada.

"Apa mungkin mereka menyembunyikan nya?" gumam Azura.

Gadis itu mengedikan bahu acuh, yang penting misi selesai dan uang di tangannya.

______

Jangan lupa vote (⌒o⌒)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote (⌒o⌒)

Mysterious GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang