Chapter 17~

13.5K 1.2K 18
                                    

Pagi ini Azura dibuat kesal oleh Zero yang tak henti-hentinya mengerjainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini Azura dibuat kesal oleh Zero yang tak henti-hentinya mengerjainya. Dia meledek Azura dengan Geran karena kejadian kemarin malam.

Azura mengelurkan sesuatu dari balik roknya. "Apa kau sudah siap mati hari ini hah?" Gadis itu menatap Zero dengan teduh namum terkesan datar.

Zero meneguk ludahnya kasar, belati yang di arahkan padanya sudah menyentuh kulit lehernya.

"O-oke. Gue nggak akan jahilin lo lagi," kata Zero dengan nada ketakutan.

Azura menjauhkan belatih itu dari leher Zero membuat laki-laki bernafas lega, tapi....

"Gue jailin lo kapan-kapan aja deh! Hahaha!"

Setelah berkata seperti itu, Zero berlari dengan kencang takut di lempari belatih kesayangan Azura.

"BANGKE LO ZERO!! MATI AJA LO SIALAN!!" teriak Azura mengundang tatapan para siswa siswi.

Mereka menatap Azura dengan berbagai pandangan tak biasanya Azura yang terlihat kalem mengumpat kasar, apalagi dengan teriakan yang besar.

"SIALAN!"

Sekali lagi nereka dikejutkan Azura. Kepala menggeleng, memang, tidak semua orang yang terlihat kalem tidak bisa mengumpat.

____

Geran, Zero, Gevin, Dittam, Ozzy, dan Juno sedang berada di warung belakang sekolah. Jika sudah begini maka mereka pasti bolos.

Gevin, Dittam, Ozzy, dan Juno adalah murid sekolah sebelah. Memang, sekolah Geran dan Zero berjarak tak jauh dari sekolah Gevin dkk. Entah itu kebetulan atau memang disengaja.

Biasanya kalau dua sekolah yang bersebelahan seperti itu maka akan terjadi perang antar sekolah, tapi lain dengan kedua sekolah itu. Mereka bukanya perang, malah baik-baik saja dan juga berteman. Kadang pada kedua sekolah saling mengunjungi satu sama lain.

"Gevin, lo masih sama yang onoh?" tanya Zero. Laki-laki menyantap pisang goreng mbak Rita, pemilik warung.

"Pacar yang mana? Pacar gue banyak kali," jawab Gevin santai. Laki-laki bernama lengkap itu meminum kopi miliknya.

"His, yang namanya Sira itu lohh. Yang anak kelas sepuluh sekolah gue! Masa lo lupa sama dia? Padahal baru kemarin putus," ujar Zero gemas.

"Ohhh, Sira. Kenapa?" Ada nada tak suka pada kata akhir Gevin.

"Setelah gue liat-liat niee, tu anak cantik juga. Cocoklah sama gue," kata Zero dengan membayangkan wajah cantik Sira ketika tertawa.

"Ambil aja kalo lo mau. Gue juga pacarin dia buat pelampiasan doang."

Zero mendengus. "Awas kualat sama ucapan lo sendiri. Gamon, tau rasa lo!" cibir Zero. Gevin mengalihkan pandangannya, ada rasa kesal di hatinya. Laki-laki itu menghela nafas, dia- ah! Sudahlah!

Mysterious GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang