Chapter 8~

17.4K 1.5K 13
                                    

______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______

Azura menuruni tangga dengan perasaan bahagia, Zero yang melihatnya merasa heran, menaikan bahu dan berjalan di belakang Azura.

Kening Azura berkerut menatap punggung seorang lelaki, sama seperti Zero yang juga menatap heran. Siapa laki-laki yang sudah duduk manis pagi-pagi di rumah mereka?

"Cepatlah duduk Azura, Zero," kata Alasya yang baru saja datang dengan piring di tangannya.

Anak kembar itu duduk di kursi mereka dan terlihatlah siapa yang sudah bertamu pagi-pagi di rumah mereka. Siapa lagi kalau bukan Leonardo Abraham, laki-laki yang dengan semangat 45 telah datang pagi sekali hanya karena ingin melihat wajah wanitanya.

"Hallo Tuan Leonardo, ada apa pagi-pagi datang ke sini?" sapa Zero.

"Aku ingin melihat wajah ibu kalian yang cantik ini, dan juga jangan panggil aku Tuan karena sebentar lagi aku akan menjadi ayahmu," balas Leonardo dengan senyum manisnya, tapi di mata Zero itu seperti ledekan.

Zero mendengus kesal, orang kedua yang akan dihabisinya selain Azura adalah Tuan Leonardo itu.

Tunggu saja jika dia bisa!

"Oke, baiklah. Jadi aku haru memanggil apa? Papa? Papi? Atau Daddy?" timpal Azura. Sebenarnya dia tidak benar-benar tanya, hanya ingin membuat Zero semakin kesal.

"Kau boleh memanggilku Daddy saja, oke?"

Gadis itu tersenyum. Mungkin Daddy barunya ini bisa dijadikan partner untuk membuat Zero kesal, dan mulai sekarang kegiatan wajibnya adalah membuat laki-laki itu kesal.

"Cih! Awas saja kalian berdua! Aku akan membunuh kalian berdua dengan menenggelamkan kalian ke sungai Amazon!" kata Zero dengan perasaan sangat kesal.

"Hey hey, ada apa ini? Kenapa kalian jadi berkelahi?" tanya Alasya yang baru saja duduk tepat di samping Leonardo dan berhadapan dengan Zero.

"Mama, lihatlah mereka berdua! Mereka berdua membuatku kesal!" adunya seperti anak kucing.

Azura memutar bola mata malas seperti Leonardo, terlalu lebay untuk seukuran batang pohon seperti Zero ini.

"Sudah-sudah, ayo kita sarapan."

Akhirnya mereka sarapan dengan tenang, tapi masih ada juga yang berperasaan dongkol seperti Azura dan Zero yang menikmati kemesraan pasangan kekasih yang sebentar lagi akan menikah.

Zero dan Azura berpamitan kesekolah juga diikuti pasangan itu ke kantor dan butik.

_____

Seorang gadis dengan bertopeng kelinci retak, berdiri di depan atasannya dengan perasaan berbunga-bunga. Walaupun sudah berkali-kali mendapatkan uang yang dari misinya, dia tetap tak sabar untuk mendapatkannya lagi.

"Jadi? Mana hadiahku? Aku tau ada tambahannya," ujar Azura sedikit jengah karena sedari tadi hanya diam berdiri. Apa atasannya tidak tau kalau kakinya sedikit keram?

Tapi lain lagi dengan laki-laki itu dia sengaja berlama-lama dan tak ingin membukan suara, agar gadis di depannya ini membuka lebih dulu suaranya. Entah kenapa itu suatu candu baginya walaupun bukan suara asli, melainkan suara berat seorang Azura.

"Ck ck ck, kau terlalu berburu-buru," kata lelaki itu seraya terkekeh pelan.

Laki-laki itu meletakan di atas meja sebuah amplop yang cukup tebal, dengan gerakan cepat gadis itu menyambar amplop itu. Dia mengecek uang yang berada di dalamnya dan setelahnya tersenyum lebar hingga memperlihatkan giginya.

"Senang sekali kau-"

"Baiklah, aku pergi dulu. Jika ada misi lagi katakan saja paduku dan jangan lupa berikan juga bonus oke?" sanggah Azura dan berlalu dari sana.

Tapi sebelum tubuhnya tak terlihat di balik pintu Azura menoleh kebelakang. "Oh iya, bukti kejahatan CEO Abraham aku kirimkan pada siapa? Kau atau client?"

"Terserah kau. Client hanya menyuruh membunuh saja, bukan mencari bukti juga," jawab laki-laki itu.

Azura mengangguk. "Oke. Sampai jumpa!" Gadis itu menarik dan menutupnya keras.

Laki-laki itu menggeram kesal, bisanya dia tertarik dengan perempuan misterius dan seenaknya di depannya itu? Dia terkekeh dibuatnya.

"Virgo," panggil laki-laki itu.

Seseorang muncul dari balik pilar, menunduk hormat. "Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanyanya.

"Hm ... ada, cari tau siapa gadis misterius itu dan berikan informasinya padaku," balasnya.

"Tapi Tuan, anggota TKC bukankah sangat dirahasiakan anggotanya?" ujarnya bingung.

Kenapa tuannya tiba-tiba menginginkan informasi anggotanya? Apalagi itu seorang perempuan, apa jangan-jangan tuannya ini tertarik? Jika benar, maka dia akan bersyukur, setelah tiga tahun dia bekerja sebagai bawahan tuannya tapi sampai sekarang tuannya masih belum juga menikah.

Bagaimana dia bisa dekat dengan tuannya? Karena dia adalah anggota di dalam anggota.

"Apa salahnya, aku mengetahui anggotaku? Lagi pula tak apa-apa, aku adalah BOS di sini, jadi bisa kulakukan sesuka hati," kata laki-laki itu sombong.

Seseorang yang dipanggil Virgo itu mendengus lirih, kenapa tuannya sangat sombong seperti ini? Dia berharap jika memang gadis itu adalah jodoh tuannya, dia harga diri tuannya ini dijatuhkan oleh gadis dan dibuat bulol. Itu doanya dalam hati.

"Ya baiklah, saya akan cari tahu. Tapi Tuan, harus ada bayaran lebih, ya."

"Hey! Kalian berdua mau memorotiku ya?!" teriak laki-laki itu dan menatap garang Virgo yang sudah berjalan membelakanginya.

______

Jangan lupa vote ヘ^_^)ヘ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote ヘ^_^)ヘ

______

Btw Mysterious Girl udah tersedi dua versi.

Versi E-book Rp. 70.500
Versi Novel Rp. 107.500.

ヾ(〃^∇^)ノ

Yang minat langsung hubungi nomor di bawah ini.

WA: 0852-3449-0923

d=(´▽`)=b

Mysterious GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang