Chapter 1~

75K 3.3K 55
                                    

_________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________

"Ahh ... haa ... nghh ... faster!"

"Ohh, shit!"

Zaliana Azura Raymond, gadis berkacamata itu lantas menyibak rambutnya ke belakang sambil menatap pintu di depannya datar.

"Bajingan sialan! Mereka ngapain di dalam?!" gerutu Azura dan tanpa aba membuka pintu.

Terpampanglah dua sejoli yang sedang melakukan hal kotor di depan matanya.

Seketika desahan itu terhenti. Dua sejoli di atas ranjang berantakan itu menoleh dengan terkejut. Azura menilik mereka datar lalu menaiki kacamatanya yang melorot.

"Pake baju lo, sialan! Jangan sampe gue nunggu lama, abis lo sama gue!" desis Azura lantas membanting pintu dengan kencang.

"Zalin sialan! Ganggu banget, setan! Akh bangsat!"

Laki-laki itu kalang kabut turun dan ranjang lalu memungut pakaiannya setelah memberikan kecupan di dahi perempuan yang bersamanya.

Gila saja, dipergok di saat yang begituan itu sangat memalukan.

____

"Sialan lo!! Kenapa lo nggak mengetuk pintu dulu hah?!!" kesal laki-laki itu kala Azura dan dirinya sudah berada di dalam mobil.

"Lo aja yang nggak kunci pintu," balas Azura acuh dan lebih memilih membaca novel saja.

"Tapi lo dengar suara itu kan?!" Azura mengangguk tidak acuh. "Tapi gak ada larangan gue buat masuk ke dalam."

"Lo-"

Saat ingin membalas Azura berkata lebih dulu.

"Fokus aja sama jalannya, gak usah banyak bacot."

____

Tarikan kencang di telinga menyambut laki-laki itu pulang. Jepitan jari mamanya memang tidak main-main. Sementara itu Azura menonton dari ambang pintu sambil tersenyum lebar.

"Aaa ... sakit, Ma. Ampun Mama...." rengek laki-laki yang akrab di panggil Zero.

Ketika sampai di rumah, mereka langsung di hadang oleh mamah mereka Alasya.

"Kenapa nggak langsung pulang, hah?! Mau jadi anak durhaka kamu?" marah Alasya pada sang anak.

"Jadi anak durhaka bagaimana? Zero cuman jalan-jalan doang sama pacar trus pulang," kilah Zero dengan berusaha lepas dari jeweran sang mama.

"Jadi kamu lebih kangen pacar kamu daripada Mama, iya?!" pekik Alasya tidak percaya.

"Nggak, nggak gitu ... adadadah, sakit Mama..." Zero memberikan tatapan memelas pada Azura.

Azura mengedikan bahu tidak peduli, menaikkan kacamatanya lantas memberikan senyum mengejek.

____

"Ger, jadi belajar bareng nggak?" tanya seorang gadis bernama Putri pada seorang laki-laki yang sedari tadi mengendara mobil.

"Gak dulu, gue ada acara sama temen-temen gue. Nanti aja," balasnya dengan datar.

Laki-laki bernama lengkap Gerandra Aditya Samuel itu kembali fokus pada jalan tanpa menanggapi perkataan yang di lontarkan di gadis. Dia sebenarnya tidaklah dingin ataupun acuh pada orang, hanya saja dia tidak suka berdua dengan gadis yang sedang duduk cantik sambil mengoceh di sampingnya itu. Menurutnya sangat berisik.

"Geran, kita bis-"

"Nggak. Gue turunin kalo lo gak diam," potong Geran dengan cepat. Seketika gadis menjadi diam seperti kucing sehabis di siram air.

"Dah sampe," kata laki-laki itu kala memberhentikan mobilnya di perumahan elit. Gadis itu mengangguk dan melepas seatbelt sebelum turun.

"Nggak mau mampir dulu?" tawar Putri dengan nada mendayu seraya membalikan badanya menghadap mobil.

"Nggak. Gue buru-buru," jawab Geran dan menancapkan gas mobilnya setelah gadis itu turun.

_____

Azura duduk dengan tenang di bangku belajarnya tanpa terganggu dengan suara Zero yang berisik.

Laki-laki bernama lengkap Zero Antarixs Raymond itu sengaja mengganggu ketenangan Azura sebagai balas dendam karena telah mengganggunya tadi. Walaupun sudah hampir sejam Zero berisik, Azura tak bergeming dari duduknya dan itu membuatnya frustrasi sendiri.

"Lo nggak keganggu apa?" Zero manatap wajah tenang Azura, tak terlihat sedikitpun kalau dia terganggu.

"Gue keganggu, tapi kalo gue ladenin lo berarti acara balas dendam lo berhasil," sahut datar Azura dan lanjut membuka lembar buku selanjutnya. Zaro mendengus menghempaskan tubuhnya ke ranjang empuk Azura.

"Ada misi nggak?" tanya Zero karena mereka hening cukup lama.

"Nggak."

Mendengar jawaban singkat Azura, Zero mencebik kesal. Kenapa memiliki adik secuek Azura? Dan kenapa juga harus partnernya?

Zero mendengus dan beranjak keluar dari kamar Azura. Zero masih saja kesal saat tiba di kamarnya, pikirannya tertuju pada sang pacar. Dia tiba-tiba merindukannya.

Dengan cepat keraih ponsel dan menelpon.

"Halo honey."

_______

Mau coba kayak author lain ahh, 100 komen up! ヾ(≧▽≦*)o Kalo nggak bisa aku update pake jadwal '(*∩_∩*)′

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mau coba kayak author lain ahh, 100 komen up! ヾ(≧▽≦*)o Kalo nggak bisa aku update pake jadwal '(*∩_∩*)′

Jangan lupa vote o(〃^▽^〃)o

______

Btw Mysterious Girl udah tersedia dua versi.

Versi E-book Rp. 70.500
Versi Novel Rp. 107.500.

ヾ(〃^∇^)ノ

Yang minat langsung hubungi nomor di bawah ini.

WA: 0852-3449-0923

d=('▽`)=b

Mysterious GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang