Chapter 15~

14.8K 1.2K 5
                                        

______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______

"Samuel."

"Hahaha, nama yang sudah lama tak kudengar."

"Hm."

"Kau sudah menemukan gadis itu?"

"Ya. Ternyata dia selama ini tak jauh dari lingkungan ku."

"Lalu, kau akan apakan dia?"

"Hm? Aku tak akan lakukan apapun sebelum aku menyingkirkan para manusia sialan itu. Jika tidak, gadisku akan terluka."

"Ya ya ya, itu keputusan yang bagus. Jahhhh, aku kembali dulu, jangan berlama-lama di sini oke?"

"Aku akan segera."

____

"Aaaaaazuuuraaaaa!"

"Sarah! Jangan teriak! Ini bukan hutan!"

Gadis itu menyengir kuda kala mendapat balasan Alasya. Ya, Sarah sudah dekat dengan keluarga Azura, mungkin hanya Zero saja yang tidak. Sesekali juga gadis itu menginap di mansion Abraham jika dia merasa kesepian kalau orang tuanya sedang bepergian.

"Ahaha, maafkan aku Auntie. Aku terlalu bersemangat!" seru Sarah dan menyalimi punggung tangan Alasaya.

"Uncle di mana? Apa sudah ke kantor? Tapi kenapa Auntie di rumah? Hah, inikan hari minggu!!" coleteh Sarah membuat Alasya geleng kepala.

"Pertanyaanmu terlalu banyak, istriku tak bisa menjawabnya karena pusing."

Sarah menoleh dan mendapati Leonardo berpakaian casual yang terlihat sangat hot di tubuh atletisnya. Sarah meludah, jika pria ini tak beristri sudah lama digodanya.

"Ya- hehe..."

"Aku akan kekamar Azura dulu. Uncle, Auntie, aku ke sana." Sarah berlari kocar-kacir menaiki anak tangga, seketika dia lupa kalau kamar Azura berada di lantai tiga.

"Ha hu ha hu ... sialan! Kenapa dia harus memindahkan kamarnya hah?" gerutu Sarah. Apa dia tak mau setiap lantai memiliki lift? Entahlah, memang Sarah mungkin lupa.

Brak brak brak!

Azura yang masih bergelung dengan selimutnya terganggu dengan dobrakan pintu. Dia menggeram kesal, menepis kasar selimut lembutnya dan berjalan dengan menghentakan kakinya.

"Zero! Udah berpaa kali gue- e-eh? Woy! Lo ngapain di sini kampret! Kan gue suruh-"

"Sut suuut! Diam dulu!"

"Sarah! Lo ngapain di sini?!"

"Temenin gue ke mall yuk! Gue bayarin deh," ajak Sarah dengan menampilkan puppy eyes nya.

Azura mendadak jijik, dia berlagak seperti orang muntah.

"Jijik njrrr, lo nggak cocok muka kayak gitu. Kayak anjing beneran tau nggak," kata Azura sangat menusuk di hatinya. Dia melakukan itu agar Azura luluh padanya dan mau menemaninya, tapi yang dia dapatkan adalah cibiran. Azura memang temen yang beda.

"Bentar, gue mandi dulu."

Sarah berbinar mendengar jawaban Azura. Gadis melompat dengan ria di atas kasur king size milik Azura. Tak tau saja jika Azura sudah menampilkan smirk nya. Siapa juga yang akan menyia-nyiakan penawaran gratis?

____

Setelah beberapa menit berkendara akhirnya mereka sampai di mall terkenal milik perusahaan Abraham. Mereka bertiga turun dari mobil itu.

Ya, Zero ikut dengan mereka. Sebenarnya bukan ikut lebih tepat di paksa oleh Azura dengan tatapan intimidasinya. Para gadis itu sengaja mengajak Zero untuk ikut, sebagai babu katanya.

Mereka mendatangi satu persatu toko kosmetik, dan disini Azura menjadi benda percobaan Sarah karena mencoba beberapa warna liptin di bibir cantik Azura, kata Sarah.

Azura hanya pasrah dengan apa yang dilakukan Sarah padanya. Dia melirik tajam Zero yang sedang menahan tawanya.

Setelah memilih beberapa alat kosmetik, mereka berpindah pada pakaian. Sarah meraih semua yang dilihatnya bagus dimatanya. Dia menyuruh Azura dan juga Zero memilih, tentu Zero tak akan menolak, dia pergi ke bagian sebelah yang khusus untuk pakaian laki-laki.

Sedangkan Azura hanya mengambil beberapa kaos oblong, hoodie, dan celana. Tak banyak, karena sudah ada benda yang akan di belinya di kepalanya.

____

"Lo beli apaan, Ra?" tanya Sarah kala melihat paperbag yang dipegang Azura hanya dua.

"Cuman beberapa baju doang," jawab Azura santai.

"Zero, lo bawa."

"Sat- gue udah bawa banyak ini! Lo sebagai saudara harus saling membantu, bawain berapa kek!!"

Kata Zero kesal. Dia menyesal karena membeli banyak barang, apalagi barang yang di beli Sarah tak lah sedikit, lalu dia di suruh membawa semuanya sendiri. Sungguh hari adalah hari sialanya juga hari bahagia karena memoroti uang Sarah.

"Heh! Lo kan jadi babu kita di sini! Jadi lo otomatis bawain barang kita dong!"

Bukan Azura yang menjawab. Sarah menarik paperbag Azura dan menaruh pada tangan Zero yang sudah penuh.

"Woy lo!!"

Baru saja hendak protes, ternyata Sarah dan Azura sudah melenggang jauh darinya. Dia menggeram tertahan, membuang napasnya pelan setelahnya menampilkan wajah tersenyum.

"Sabar-sabar, nanti kita balas dendam. Iya, nanti kita balas dendam," gumam Zero dan mengikuti para gadis-gadis itu.

______

Jangan lupa vote ~\(≧▽≦)/~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote ~\(≧▽≦)/~

Mysterious GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang