Chapter 9~

17.2K 1.5K 8
                                        

______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______

Tak terasa seminggu berlalu, hari ini adalah hari di mana ibu Azura dan Zero menikah dengan Leonardo.

Suara pintu terbuka, terlihat Azura dengan balutan dres abu-abunya, rambut panjang hitan digerai indah, juga mata tanpa kacamata dengan make up tipis semakin membuatnya cantik.

Di sampingnya juga ada Zero yang memakai jaz abu-abu. Zero terlihat sangat tampan dengan gaya rapinya.

"Mamah" panggil keduanya bersamaan.

Alasya yang dipanggil melirik dari kaca yang kebetulan dirinya membelakangi Azura dan Zero.

Kembar tak identik itu berjalan dengan senyum mengembang, mereka menghampiri sang ibu yang sedang dirias.

"Mama cantik banget malam ini," ujar Zero berdecak kagum.

"Kira-kira nanti Daddy Leo gimana ya, responnya?" goda Azura.

Alasya tersenyum malu-malu. "Udah, ah! Mama jadi malu kan?" katanya. Azura dan Zero spontan tertawa.

Alasya berdiri dari duduknya karena sudah selesai dirias, dia berdiri repat di hadapan kedua anaknya.

"Anak mamah udah besar-besar ya? Udah gak lama lagi Mama bakal jadi nenek, haha..." tawa Alasya membuat keduanya bingung.

Azura dan Zero menyerit heran.

"Siapa yang mau nikah, Ma? Zalin?"

"Enak aja lo! Lo duluan lah! Lo kan abang!" kata Azura tak mau.

"Gue belum mau nikah, lo aja yang duluan."

"Kalo lo gak nikah, ya otomatis gue gak nikah juga. Simpel kan?"

"Ya- kok kita jadi bahas nikah?" Sontak pertanyaannya Zero membuat Azura menggeleng.

Azura menatap sang mama. "Dari pada Mama bahas cucu dari kita, mending Mama buatin dulu aku sama Zero adek. Ya gak Zer?"

"Nah betul tu mah! Buat rekomendasinya Ma, Zero pengen adek LAKIK!" kata Zero dengan semangat.

Azura menatap garang. "Nggak-nggak -nggak! Pokoknya harus perempuan! Gue nggak mau punya adek laki-laki, lo aja udah beban trus mau nambah beban juga? Kalo sifatnya sama kayak Mama ya nggak papa, alim gitu. Nah lo! Gak ada akhlak sama sekali, ato jangan-jangan lo anak pungut ya?"

Alasya tertawa karena kalimat panjang yang Azura katakan, dia baru sadar kalau kedua anaknya itu sangat random.

"Ya gak boleh lah! Harus LAKIK!"

"Perempuan!"

"LAKIK!"

"Perempuan!"

"LA-"

"Udah-udah, mau perempuan atau laki-laki sama aja," lerai Alasya, jika tidak, akan ada baku hantam.

Alasya menarik tangan kedua anaknya yang masih bersitatap dengan tajam. "Udah ayo. Kita udah telat!" Alasya menarik kedua anaknya di sisi kiri dan kanan nya.

____

Acara telah dimulai dari beberapa menit yang lalu, Azura duduk tak jauh dari altar pernikahan sang ibu juga ayah barunya. Entah Zero sudah hilang ke mana.

Alasya tampak sangat bahagia, Azura pun begitu. Senyum itu tak luntur sedari awal acara.

"Saya boleh duduk di sini?"

Gadis itu menoleh dan mendapati seorang lelaki tampan dengan balutan jaz biru tua, bahu lebarnya membuatnya terlihat gagah.

"Kenalkan, saya Lucifer," kata lelaki itu memperkenalkan dirinya.

Azura menatap datar, meraih tangan Lucifer. "Saya Azura," balas Azura seraya tersenyum tipis.

Lucifer menatap Azura intens dan dibalas acuh oleh Azura. Inginnya dia mencolok mata laki-laki itu karena dengan berani menatapnya lamat-lamat.

"Saya sepertinya pernah melihatmu di Perusahaan AB," ujar Lucifer. Rasanya dia tak asing dengan gadis ini.

"Mmm .... ya, mungkin kita pernah bertemu," balas Azura. Dia baru sadar jika laki-laki ini yang berpapasan dengannya di lift.

"Kau bekerja sebagai OG di sana?" ada sedikit keraguan dikalimatnya.

Pikirnya tak mungkin jika seorang OG bisa datang ke acar besar ini dan juga dres yang dikenakan gadia ini harganya tak murah.

"Ahhh, saya hanya bermain-main di perusahaan daddy."

Lucifer terkejut, jadi gadis ini adalah anak tiri Leonardo?

Tak ada jawaban dari Lucifer, hening.

____

"Halo Tuan Lucifer, aku pikir kau tak datang," sapa Leonardo membuat lamunan Azura dan Lucifer buyar. Mereka menoleh bersamaan kearah Leonardo dan juga Alasya.

Lucifer terkekeh dan berdiri, berjalan dan memeluk tubuh Leonardo. "Mana mungkin aku tak datang, sedangkan sahabat yang jomblo karat ini akan menikah. Hahaha."

"Berhentilah mengejekku, aku sudah menikah sekarang. Apalagi istriku sangat cantik, pasti kau iri, kan?" kata Leonardo sambil memeluk pinggang ramping Alasya.

"Ish kau ini," kata Alasya malu dan mencubit pinggang suaminya.

"Akh! Sakit, Honey," kata Leonardo dengan puppy eyes nya dan itu membuat tiga orang yang ada disana memutar bola mata malas.

"Bucin," batin Azura dan mendelik kearah Leonardo.

"Cih, istriku juga cantik kau tau? Semakin hari semakin ku mencintainya saja."

"Lalu di mana Layla? Kenapa dia tidak ikut bersamamu?" tanya Leonardo.

"Wanita berbadan dua itu ada di rumah, aku tak mengijinkannya untuk ikut walaupun dia memaksa," jawab Lucifer.

"Jadi Layla hamil? Sepertinya Geran akan mendapat adik."

"Haha, iya."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan lupa vote ヘ( ̄▽ ̄*)ノ

Mysterious GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang