Chapter 5~

19.3K 1.7K 7
                                    

______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______

Azura membuka pintu rumahnya, dia mendengus melihat kemesraan mamanya dengan Leonardo. Entah kenapa setelah kepergok Azura hari itu Leonardo sudah berani datang ke rumahnya tanpa takut.

"Zaaaaliiiiiinnn!" teriak centil Zero sengaja.

Alasya dan Leonardo terkejut dan berdiri dari duduk mereka.

"A-azura? Sudah pulang nak?" kata Alasya dengan malu-malu.

"Ya Mama," balas Azura. Mencium tangan mamahnya dan Leonardo setelahnya.

"Akhirnya lo pulang juga! Lo tau gak, betapa nyeseknya gue liat Mama pacaran?" Alay Zero mengadu.

Azura memutar bola mata malas. "Nggak peduli. Lo kan punya pacar, kenapa nggak ngapelin aja?" sinis Azura, melepaskan kacamata nya dan mengusap matanya lelah.

Zero mendengus kesal, "Nggak asik lo ah!" Zero membalikkan badanya, berjalan kembali ke kamarnya dengan menghentakan kakinya.

"Azura," panggil Leonardo.

Azura menoleh dengan lelah, seharian ini dia di bekerjakan seperti babu di perusahaan AB. Dia menyesal kenapa memilih menjadi OG untuk menyusup ke sana.

"Ya?"

"Saya akan menikah dengan Mama kamu," ujar Leonardo to the point.

Azura terbelalak, mata yang tadinya lelah kini terbuka dengan cerah. Dirinya menatap mamahnya malu-malu kucing. "Beneran Ma?" tanya Azura memastikan.

"Iya," jawab Alasya.

Azura tertawa dalam hati, kenapa mamanya seperti gadis yang baru saja mengalami cinta monyet? Tapi memang tak bisa dipungkiri kalau Leonardo itu tampan juga atletis. Dan yang anehnya, kenapa harus sang mama? Tak usah dipikirkan, selama mamanya punya teman dan tak sendirian itu tak masalah.

"Menikahlah dengan cepat, jika perlu minggu depan," kata Azura masih dengan perasaan senang.

Kini bergantian Alasya dan Leonardo yang terbelalak. Ekspetasi Leonardo melenceng, ia pikir Azura akan menolak pernikahan mereka, tapi apa? Malah gadis itu yang mengusulkan agar pernikahan itu dipercepat.

"Azura, itu terlalu cepat. Dan juga Zero belum tau tentang pernikahan ini-"

"Hah? Siapa yang mau menikah?" potong Zero. Laki-laki itu sudah berganti pakaian yang lebih rapih.

Jika di lihat-lihat, Azura bisa menebak Zero akan berkencan dengan pacarnya dan berakhir di ranjang yang panas. Ya, Azura sangat mengenali kakaknya itu walaupun tak terlalu dekat.

"Mama, Zero," beritahu Alasya pada anaknya.

"Apa?! Mama ingin nikah? Tapi-"

Perkataan Zero terpotong karena tatapan menusuk Azura. Azura menatap tajam Zero, dari isyarat matanya mengatakan kalau tak usah banyak bicara! Diamlah!

"Y-ya, terserah Mama ajalah. Yang penting Mama seneng aku juga ikut seneng," ujar Zero pada akhirnya.

Alasya tersenyum tulus. Dia menatap kedua anaknya, tak terasa mereka sudah sebesar ini. Rasanya baru kemarin dirinya menggendong kedua anaknya.

"Baiklah, karena kalian sudah setuju, maka sudah diputuskan kalau minggu depan acara pernikahannya," putus Leonardo seraya tersenyum.

"Hah?! Kok cepet banget! Za- woy Za, lepasin! Zalin! Aarrgkk!" racau Zero sambil memberontak karena kerah jaketnya ditarik Azura kembali naik ke lantai atas.

Jika seperti ini dia tak jadi pergi mengapeli pacarnya dan harus mempuasakan adik kecilnya malam ini. Miris.

______

Jangan lupa vote (*'▽'*)♪

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote (*'▽'*)♪

Mysterious GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang