11.PANGGILAN KESAYANGAN.

27 3 0
                                        


Happy Reading guys...

Jangan lupa vote, comen, and follow.

Call me Anya...

_____________

'Aku hanya ingin bertanya bagaimana cara merindukan kenangan yang mustahil akan kembali ku dapatkan.'

~prisonia reysta.

_____________

Selama perjalanan tidak ada yang membuka suara, keduanya hanya diam bergelut dengan pikiran mereka masing-masing.

"Lo laper nggak?"tanya Alvatar dari balik helm nya.

"Iya,gue laper banget nih."Jawab Nadira jujur.

"Yaudah kita makan dulu."

Nadira hanya mengangguk lalu melepaskan tangannya yang melingkar di perut Alvatar jujur sih dia merasa sedikit risih.

"Al, berhenti."ucap Nadira sambil memukul bahu Alvatar agak kuat.

"Apa an sih lo?"Alvatar menghentikan motornya "kalau mukul itu mikir-mikir dikit lah."sambungnya.

"Ya elah dikit aja ,lemah amat sih lo."

"Bukan gue yang lemah ,tenaga Lo aja yang kayak kuli."

"Perempuan itu harus kuat, setidaknya tahan banting lah."ujar Nadira santai membuat Alvatar menatapnya ngeri, apakah yang bersama nya ini seorang perempuan jadi-jadian?

"Emangnya ngapain sih berhenti disini?"tanya Alvatar heran sambil membuka helmnya.

Nadira turun dari motor Alvatar lalu melepas helmnya dan diserahkan nya pada Alvatar "makan lah ,kan Lo sendiri yang ngajak makan."

"Disini?"tanya Alvatar sambil melirik sekelilingnya.

"Iya cepat turun lo."Nadira menarik pergelangan tangan Alvatar menuju warung nasi Padang di pinggir jalan.

"Duduk."perintah Nadira dan Alvatar hanya menurut , seumur-umurhidup Alvatar belum pernah makan di warung lesehan dipinggir jalan seperti ini.

"Mang,kaya bisa dua ya."ucap Nadira dengan akrab.

"Oke neng."jawabnya ramah.

"Lo udah sering kesini?"tanya Alvatar dan dibalas anggukan oleh Nadira.

"Ini neng pesanannya."ujar tukang warung. "Ini mas ganteng siapa neng , pacar neng Nadira ya?"tanya nya sambil melirik Alvatar.

"Nggak mang ,teman aku itu , namanya Samsudin."ucap Nadira sambil terkekeh dan dibalas polotan tajam dari Alvatar.

"Samsudin? ganteng-ganteng kok namanya Samsudin."

Nadira tertawa terbahak-bahak mendengar nya ditambah lagi melihat raut wajah Alvatar yang tidak bersahabat.

"Ya udah saya pergi dulu ya,dia bukan pacar neng Nadira kan?"tanya nya lagi.

"Nggak mang."

"Alhamdulillah,neng masih mau kan jadi menantu saya?"

Mang Indro memiliki seorang putra yang seumuran dengan Nadira, entah kenapa dia selalu ingin jika Nadira menjadi pacar anaknya.

Nadira hanya senyum terpaksa, hampir setiap Nadira kesini mang Indro akan mengatakan hal yang sama.

"Ya udah kalau gitu saya melayani pelanggan yang lain dulu ya."

Alvatar menatap kepergian mang Indro dengan wajah yang bertanya-tanya.

"Kenapa Lo bengong ayo makan."ucap Nadira sambil makan dengan lahap. "Ini nih yang gue suka makan disini,harga murah,rasa enak perut pun kenyang."

AlDiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang