2:Ada yang mau bunuh aku!

15 4 0
                                        

Budayakan VOTE dan
COMMENT!

.

.

AKU BUKAN DIA!

.

.Happy Reading~

.

.

Namaku Kalila Saputri Alvimayu, cantik (tentu saja) dan orang yang baik. Selama 17 tahun aku hidup di dunia ini, aku tidak pernah membuat masalah di sekolah, apalagi menjadi siswa yang bermasalah.

Di sekolah, semua orang bersikap baik padaku karena aku suka bergaul dengan semua orang.

Aku tidak pernah keluar malam, apalagi menginjakkan kaki di tempat-tempat kotor seperti bar karena aku tahu aku masih di bawah umur. Disko dan minuman keras tidak pernah kusentuh, tetapi sekarang...

KENAPA AKU MALAH BERAKHIR DI SINI?!

Si dua monyet sialan itu.

Aku pikir dengan mereka bersetuju membantuku menjauhi Afgar, semuanya akan mudah tetapi ternyata mereka malah membuat kesepakatan untuk membantuku jika aku akan menemani mereka minum malam ini dan seterusnya.

Alhasil, aku berakhir di sini. Dengan segala rasa malu dan separuh harga diriku yang tersisa, aku yang bersumpah tidak akan pernah menginjakkan kaki di sini sebelum usia 20 tahun, hanya menatap diam ke arah Dafael dan Raka yang tengah tertawa di hadapanku.

Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan karena fokusku masih di tengah bar tempat kami berada saat ini. Membayangkan Kaffa datang ke sini setiap malam membuatku merasa tidak terima sebagai seorang kakak perempuan.

Demi Tuhan, kami kembar dan tentu saja Kaffa masih di bawah umur.

Sepulang sekolah, kami bertengkar karena pertama, dia membiarkanku dihukum. Kedua, dapat tahu dia pernah ke tempat seperti ini. Bukan lelucon bahwa aku mengejarnya di sekitar rumah dan dia hanya berkata, "Maaf!"

"Aku tak pernah meminta bantuan mereka kerana aku tahu mereka itu sama sekali tidak berguna! "

Jawaban Kaffa setelah aku tanya kenapa dia tidak meminta bantuan kedua temannya sebelum ini terlintas di pikiranku. Aku tidak menyesal atau kecewa dengan keputusanku untuk meminta bantuan Raka dan Dafael karena aku belum mengenal mereka.

Jadi aku tidak tahu seberapa tidak bergunanya teman Kaffa. Namun melihat bagaimana adikku sendiri tidak mempercayai temannya membuatku merasa sedikit khawatir karena suatu alasan.

"Kau tidak minum, Kaf?"

"Babi, apa ini yang kita minum?" Aku melirik minumanku yang belum kusentuh sejak aku menginjakkan kaki di sini

Aku tidak menyangka sama sekali mereka berdua sanggup bertindak sejauh ini hanya untuk masuk ke sini. Apa kau tahu minuman apa yang kami minum? Itu air Sprite yang dicampur dengan air apel yang membuat minuman itu terlihat persis seperti alkohol.

Aku merasa lega setelah mengetahui bahwa mereka bertiga tidak pernah mabuk. Mereka hanya datang ke sini untuk bersenang-senang dan berpura-pura menjadi pria dewasa meskipun bau alkohol saja membuat mereka ingin muntah.

"Kenapa? Apakah Kaffa yang takut kecoa merasa sudah dewasa dan ingin memesan wine?" Canda Raka.

Aku tidak heran Raka tahu tentang ketakutan Kaffa terhadap kecoak karena di rumah, dia yang paling ribut saat melihat kecoak terbang. Habis dilemparnya barang-barang dan memeluk ibu kami— tentu saja.Takkan janda sebelah rumah pulak.

"Tidak, hanya saja ini membosankan."

Kami hanya duduk dan mengobrol santai, tidak melakukan banyak hal. Aku melihat banyak orang datang dan wanita-wanita yang berpakaian minim menari dan menggoda pria satu sama lain.

𝙰𝙺𝚄 𝙱𝚄𝙺𝙰𝙽 𝙳𝙸𝙰;【AFGAR】(Dalam Proses Editan)Tempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang