Part 8

794 48 0
                                    

Matahari sudah berganti menjadi bulan, stacy membuka matanya sembari menyesuaikan dengan cahaya kamarnya. Dia duduk sambil berfikir berapa jam dia telah tidur, karna melihat hari sudah gelap.

Stacy turun kelantai bawah karna perutnya sudah meminta untuk diisi. Menginjak anak tangga terakhir, barulah dia sadar bahwa teman abangnya belum pulang dan akan makan malam dirumahnya.

"Gak punya rumah apa ya, gak pulang pulang dari tadi siang, apa gak nyariin mak nye, atau apa gak punya makanan juga dirumahnya masing masing?., gumam stacy sembari berjalan sambil menghentakkan kaki kerarah meja makan.

Dimeja makan sudah tersedia ragam macam makanan, stacy melihatnya dengan mata berbinar dan langsung duduk sambil mengambil piring dengan mata yang tidak lepas dari lauk pauk yang ada di atas meja.

Terdengar lah suara abang dan teman teman abangnya yang sepertinya ingin makan malam. Sesampainya di ruang makan, Devan melihat Stacy makan sendirian, dan seperti tidak menganggapnya ada di ruang tersebut. Dengan cepat kilat, Devan langsung mengambil posisi disamping stacy. Secara tidak sengaja tangan stacy dan devan sama sama ingin mengambil nasi, dengan tangan stacy yang memegang sendok nasi dan tangan devan memegang tangannya.
Stacy kaget, dan langsung menarik tangannya, tetapi devan menggenggam tangannya erat, sehingga stacy tidak bisa menarik tangannya.

"ni orang kenapa sih" batin stacy.

Mata devan menatap stacy lekat.

"woi malah uwu uwuan, laper ni gua, awas tangan lu van". Kata bayu menginterupsi keuwuan mereka.

Mereka pun melanjutkan makan dengan fikiran masing-masing.

Setelah makan, stacy langsung beranjak tanpa berkata apa pun. Devan memperhatikannya itu tanpa berkedip, sampai gadis itu menghilang di balik pintu kamarnya.

"woi ngapain lu?, ngedip woi ngedip". Devan tersentak dan memandang bayu tajam. Bayu yang di pandang seperti itu pun, nyalinya menciut dan melanjutkan makannya.

Keesokan Paginya

Stacy sudah siap dengan seragamnya pun turun untuk sarapan. Seperti biasa  di meja makan sudah ada keluarganya yang menikmati sarapan mereka. Stacy duduk dan menikmati sarapannya.

"gimana sekolah kalian, apa kalian membuat masalah?". Kata ayah mereka dengan memandang sinis ke arah stacy. Tapi gadis yang dipandang pun tidak peduli.

"gak ada masalah pa". Jawab abang-abang stacy.

Mereka menunggu jawaban antusias dari stacy, karna biasanya dia yang paling antusias dalam menjawab pertanyaan ini. Meskipun keluarganya tidak mendengarkan jawabannya.

"Besok sepupu kalian datang, dan mungkin akan tinggal Disini". Kata ayah mereka lagi.

Stacy hanya acuh, dan meninggalkan mereka di ruang makan. Stacy hanya pamit pada bibi dan satpam rumahnya.

Disekolah

Fikiran Stacy berkelana kemana-mana. siapa lagi sepupu gua, apa dia juga ada kaitannya dengan kenapa keluarganya membencinya.

Stacy duduk di bangku samping devan. Devan datang setelah beberapa menit setelahnya.

"Udah sehat?".

"Hah?". Stacy kaget mendengar pertanyaan devan.

"gimana keadaan lo? Udah Sehat? Kenapa udah sekolah?".

Stacy terdiam kaku. Seorang devan yang irit bicara, bertanya secerewet ini padanya. Waaah sebuah keajaiban, pikirnya.

"Oh, Eh, Udah lumayan". Jawab stacy kaku.

Devan mengeluarkan susu coklat dari tasnya dan meletakkan nya di meja stacy.

"apaan ni?".

"susu coklat".

"iya gua tau, ini tu susu coklat".

"buat lo." kata devan lalu beranjak pergi sebelum stacy bertanya lagi padanya.

"wah gila ni, gimana caranya gua menjauh dari mereka kalo begini". Monolognya. "gua harus bicara sama devan nanti, sebelum dia salah paham, dan ngira gua bakal ganggu hidup dia lagi".

Bel jam pelajaran pertama berbunyi, siswa-siswi memasuki kelas masing-masing dengan guru yang datang beberapa menit setelahnya.

Devan duduk dan melihat kotak susu yang sudah kosong di meja stacy pun tersenyum tipis.

Setelah pelajaran pertama berakhir, stacy mengajak devan untuk berbicara berdua. Sekarang mereka berjalan berdampingan Menuju rooftop sekolahnya. Banyak pasang mata yang melihat dan menilai mereka, ada yang kagum dengan sosok visual mereka, ada yang mencemooh stacy, ada yang ketakutan juga.

di rooftop

"mau ngomong apa". Kata devan memulai pembicaraan mereka.

"gua mau minta maaf".

Devan kaget, tapi secepatnya mukanya berubah datar kembali.

"gua minta maaf, karna udah usik hidup lo, gua bener bener minta maaf, gua janji gak akan ganggu hidup lo lagi, gua mau lo bahagia dengan pilihan lo, gak maksain perasaan lo buat gua lagi".lanjut stacy.

Stacy yang melihat ekspresi devan pun panik, takut permintaan maaf nya tidak diterima oleh devan. Gadis itu mengambil kedua tangan devan dan menyatukannya dengan kedua tangannya.

"gua mohon devan, maafin gua". Kata stacy lagi. Karena tidak mendapatkan jawaban, wajah stacy pun lesu, dan melepaskan tangan devan. Sebelum tangannya terlepas, devan menahannya.

"siapa bilang gua terganggu?".

"hah?". Stacy kaget, kenyataan apa lagi ini pikirnya.

"gua gak pernah terganggu sama lo".
Lanjut devan lagi.

"maksudnya gimana?, bukannya kata bayu lo terganggu sama gua?".

"gak tuh, bayu aja yang buat kesimpulan sendiri".

"lo udah gak suka lagi sama gua?".

Yakali gua gak suka, orang lo ganteng bener, kaya lagi. Batin stacy

"gak, bukan begitu". Kata stacy yang tiba-tiba blank.

"ya udah, kita pacaran sekarang".

"hah". Stacy masih bingung, situasi apa ini.

Devan menarik stacy kepelukannya.
Dia benar benar senang, karna akhirnya bisa mengekspresikan rasa sukanya.

"balas pelukan gua stacy". Kata devan dengan nada yang agak dingin.

Stacy yang kaget pun langsung membalas pelukan devan.

Devan tersenyum lebar dan melepaskan pelukannya. Devan ingin melihat wajah gadisnya yang kebingungan tetapi semerah tomat.
Devan mencium pipi stacy dan membuat mata stacy melotot kaget.

"Yok kekantin". Kata devan menarik lembut tangan stacy. Gadis itu menahan tangannya dan membuat langkah mereka terhenti.

"Dev, gua gak mau kek gini."

Wajah devan tiba-tiba berubah suram dan dingin. Stacy aja takut melihat wajah devan.

"eh maksud gua, kita pacarannya backstreet aja dulu gak pa pa kan?"

"kenapa". Tanya devan dengan wajah yang sama.

"mm, gua gak mau kalo nanti temen temen lo makin gak suka ke gua, nanti makin banyak gosip lain tentang gua."

Devan yang mengerti pun, mendekat dan memeluk stacy lagi.

"oke gua ngerti, kita bakal backstreet dulu, tapi gua gak yakin bakal bisa lama. Yaudah gua kekantin duluan yaa, jangan lupa makan ya sayang."

Devan mengurai pelukan nya dengan mencium pipi stacy lagi sebelum meninggalkan gadis itu. Setelah kepergian devan, stacy terduduk lemas. Gimana caranya bisa ngejauh dari si psycopath devan. Aaaarrrgggghhh. Stacy berteriak sambil menjambak rambutnya Sendiri.











STACYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang