Matahari sudah muncul memperlihatkan senyumannya. Tapi tidak dengan sejoli yang sedang berpelukan di bawah selimut. Mereka seakan tidak terganggu sama sekali dengan itu.
Tok tok tok
Terdengar suara gedoran pintu. Tetapi bukan dari pintu kamar yang mereka tempati.
"van, woy bangun lo, lo gak sekolah apa?". Kata bayu dari luar kamar tersebut. Ntah apa yang menbuat dia semangat bangun pagi dari pukul 04.30. Ntah karna dia ingin melakukan sesuatu hari ini. Lalu terdengar suara langkah kaki yang menjauh.
Gadis yang berada di pelukan sang pria rupawan itu mulai menggeliatkan badannya. Badannya terasa seperti tertimpa beban berton-ton. Dia membuka matanya dan mendapati rambut pendek pria yang sedang tidur di dadanya. Lagi. Tanpa melihat wajah nya pun dia sudah tau siapa yang berada diatasnya. Ia melihat jam yang menunjukkan pukul 6.15.
"ada bagusnya juga sih begini, nanti kalo telat gak usah sekolah aja sekalian, wah senangnya Bisa rebahan dirumah, jadi gak sabar". Kata stacy memejamkan matanya kembali dan secara tidak sadar dia memeluk leher pria yang memelukanya.
Devan sedikit terusik dalam tidur nya. Dia mengeratkan pelukannya pada objek yang dipeluknya. Stacy reflect mengelus rambut devan, hingga devan tenang, dan tidur kembali, begitu juga dengan stacy.
Jam sudah menunjukan pukul 06.30. Devan bangun, dan yang pertama kalo ia lihat adalah wajah kekasihnya.
"tidur aja cantik, apalagi kalo bangun... Uh, sexy-eh cantik".
Devan terkekeh pelan dengan fikirannya sendiri.
"hhm.. sayang bangun, yok sekolah."
Stacy hanya bergumam tak jelas dan membalikkan badannya membelakangi devan.
"ugh, gemes banget guaa, bagusnya gua apaain ya ni bocah".
Tiba-tiba sebuah ide terlintas di benaknya.
"sayang," ucapnya sambil menyingkirkan rambut belakang stacy, "ayo bangun.. Kalo gak bangun, jangan salahin aku yaa". Kata devan yang suaranya semakin mengecil yang tentu saja tidak terdengar oleh Stacy.
"ahk...", stacy langsung terduduk sambil memegang tengkuknya.
"kamu ngapain tadi?".
"gak ada, aku gak ngapa-ngapain kok". Jawabnya dengan muka polos.
"kok tengkuk gua perih ya".
"g-aku mau mandi dulu dev". Stacy buru-buru turun dari kasur dan masuk ke kamar mandi.
Devan hanya terkekeh geli, dan keluar dari kamar Stacy.
Terdengar suara canda tawa di lantai bawah tepatnya di ruang makan. Stacy turun dan matanya terpaku pada seorang gadis rambut sepinggang dengan poni depan lurus pas di diwajahnya.
Gadis itu langsung berlari kearahnya. Stacy memejamkan matanya. Ternyata gadis itu melewatinya. Dia menuju orang yang ada dibelakangnya, memeluk dan mencium pipinya.
Wajah devan tetap datar. Tidak menolak juga. Mata stacy bertemu dengan mata devan sebentar, lalu stacy memutus tatapannya.
"devan rindu aku gak". Katanya sambil memeluk lengan devan.
"angel bisa lepasin gak?".
"gak, ayo kita makan".
Gadis itu adalah sepupunya stacy. Namanya angelica patrisia. Kenapa namanya tidak ada nama keluarga, hal itu karena di anak angkat di keluarga besar stacy. Paman dan Bibi tidak dikafuniai anak, sehingga mereka memutuskan untuk memadopsi anak. Dia adalah angelica patrisia, sepupu stacy yang akan tinggal sementara dirumah mereka.
Devan melirik stacy di sampingnga yang hanya diam sambil memakan sarapannya. Dia mengambil tangan kiri stacy yang ada di pangkuan gadis itu, lalu menggenggamnya, seakan-akan dia berkata kalau gadis tadi bukan siapa-siapa. Stacy yang tidak peka pun mengernyit heran. Lalu pura-pura menganggukkan kepalanya tanda ia mengerti dengan kode yang devan sampaikan, lalu melanjutkan makannya kembali.
Selesai sarapan bersama, stacy berdiri dan hendak pergi ke pintu utama diikuti oleh devan. Gerakan nya terhenti karna mendengar suara rintihan dari seseorang.
"devan, tolongin".
'dia ngapain selojoran di lantai'.
Stacy melanjutkan langkahnya kembali. Diikuti lagi oleh devan dibelakangnya.
"Devan!, ish". Angel menahan kekesalannya setengah mati.
"cewek gak tau diri, awas aja lo". Gumamnya dengan mata memerah
menahan tangis kekesalannya.---------------------------------------------------------
To be continuedGimana-gimana?
Jangan lupa vote ya
KAMU SEDANG MEMBACA
STACY
Novela JuvenilJangan lupa follow yaa ----------------------------------------------------------------- Berfikir negatif memang bukan hal yang bagus, tapi bagaimana jika sudah berfikir positif, tapi hasilnya tetap negatif? Stacy purwadinata, anak yang tidak dia...