Bab 15

837 54 0
                                    

Haaiii

Udah lama sekali yaa tidak update

Mudah-mudahan para pembacaku tidak tidak meninggalkan ceritaku

Wadidaw

---------------------------------------------------------
Devan membantu stacy yang ingin kekamar mandi. Stacy mencuci muka dan melihat bagian mana saja wajahnya yang terluka. Stacy tersentak ketika lengan kekar melingkar di pinggangnya. Devan merapatkan tubuhnya dengan stacy, sambil bernafas lega. Karna gadisnya tidak terluka parah. Ia menyalahkan dirinya sendiri. Ia tidak becus menjaga kekasihnya.

Lama dengan posisi tersebut, bahu stacy sudah basah karna air mata Devan. Devan merutuki dirinya kalau saja di berada di dekat stacy, hal ini tidak mungkin terjadi. Ia akan membuat perhitungan dengan orang yang membuat stacy jadi begini.

"Dev, aku gak pa pa, jadi jangan menganis lagi". Stacy menggenggam tangan Devan yang melingkar di pinggangnya.

'kenapa semua orang menangis, tadi arkan dan sekarang Devan juga menangis'.

"iyaa, tapi aku punya satu permintaan". Perasaaan stacy mulai tidak enak. Jika ia menolak bisa mati dia dibunuh devan.

"iya kamu minta apa?".

"aku bakal rawat kamu sampai sembuh, dan berada di dekat kamu selamanya". Nahkan, betul firasat stacy.

"Tapi Dev...", nyali stacy untuk menolak tiba-tiba menciut. Karna melihat mata tajam Devan di pantulan cermin wastafel.

"Eh..maksud aku dengan senang hati, kapan lagi dapat perawat gratis kan hehe". Stacy tertawa garing.

Devan mengeratkan pelukannya di penggang stacy.

Tok tok tok

"woi masih lama gak, gue udah laper ni".

"iya bang, udah kok". Stacy melepaskan pelukan devan, dan berlalu keluar dari kamar mandi. Devan menggeram marah.

"Dasar penganggu".

Sudah 3 hari stacy dirawat di rumah sakit dengan Devan yang tidak pernah absen berada didekatnya. Hari ini adalah hari dimana perban stacy dibuka, dan jika lukanya sudah membaik maka dia sudah diperbolehkan pulang.

"yes, akhirnya bisa pulang juga".

"belum tentu sayang, kan liat luka kamu dulu".

Stacy mendelik ke Devan karna mengganggu suasana hatinya. Sadar akan hal itu, devan mendekat dan mengelus kepala stacy.

"iyaa sayang, kamu kayaknya udah boleh pulang setelah buka perbannya".

Beberapa saat kemudian, dokter dan perawat datang. Luka di kepala stacy sudah membaik dan ia diperbolehkan pulang.

Mobil Devan sudah sampai di pekarangan rumah Stacy. Stacy turun dan mengambil barangnya di bagasi mobil Devan.

"biar aku aja yang, kamu langsung masuk aja".

Tanpa menjawab, Stacy beralih dan masuk kerumahnya.

"Darimana kamu"?. Suara berat terkesan dingin menghentikan langkah stacy.

Stacy menoleh sebentar, lalu melanjutkan langkahnya.

"heh...gak sopan ya ka-".

"pa, stacy habis dari rumah sakit, ada yang mau celakain dia. Kepalanya terbentur, tapi syukur dia gak pa pa, cuma luka luar aja. Tangan arkan ini juga karna nolongin dia, untung arkan ada disana, kalo gak mungkin stacy udah gak ada lagi sama kita sekarang". Ucap arkan lalu berdiri menyusul stacy. Devan menyusul tak lama setelah arkan berlalu.

"stacy, abang masuk yaa".

"kenapa?".

"kamu udah gak pa pa?".

'kamu?, udah gila ni orang, yang kena kepala gue kok otak dia yang geser.'

"udah gak pa pa, gue mau istirahat. Ada lagi yang mau diomongin?".

"hm, abang minta maaf, karna selama ini udah gak peduli sama kamu, udah sering berkata kasar ke kamu, abang mohon maafin abang yaa".

"oh, itu doang, ada lagi?".

"udah itu aja".

"kalo mau minta maaf tu, bukan ke gue, tapi pergi ke jalan xxx, kalo emang lo mau minta maaf".

"kejalan xxx?, kenapa disa-".

"hai sayang". Kedatangan devan memotong pembicaraan mereka.

"kamu harus langsung istirahat yaa, barangnya aku tarok sini. Aku langsung pulang yaa". Devan mendekat dan mencium kening stacy. Lalu keluar dengan menarik arkan bersamanya.

"eh gue belum selesai ngomong sama adik gue".

"udah ayok keluar pacar gue butuh istirahat".

Jam menunjukan pukul 12 malam, stacy sudah memejamkan matanya. Pintu kamarnya terbuka dan masuk sosok paruh baya. Sosok tersebut mendekat dan memperhatikan stacy yang sedang tertidur. Setelah beberapa saat, sosok itu keluar dari kamarnya. Stacy membuka matanya.

"sekarang mau sok peduli?, cih."
---------------------------------------------------------

Pendek ya??

Cerita ini gak banyak kok bab nya

Jadi sebentar lagi selesai

Jangan lupa vote yaa

Bye bye


STACYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang