Di kamar bernuansa feminim terdapat gadis yang melamun diatas kasur. Stacy memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya di novel ini. Kenapa dia tidak menemukan karakter protagonis?. Apa dia beda sekolah? Atau anak baru?. Tapi di kelas mana?. Stacy menyesal tidak membaca isi dari novel dan cuma membaca sampul bagian belakangnya saja. Tapi kan dia tidak tau bakal masuk ke novel ini. Gimana sih ini?.
Lalu stacy menutup matanya hingga cahaya matahari mengintip dari gorden jendela nya.
"Jam 6.30?. What??. Bisa telat gua." kata stacy melompat dari tempat tidur dan siap siap untuk berangkat sekolah.
Stacy buru buru turun kebawah dan melihat rumah yang sudah sepi karna keluarganya sudah berangkat menjalan kan aktivitas pagi masing masing. Stacy mengambil roti dan meminum susu. Lalu berjalan keluar menuju halte terdekat. Bus sampai ketika stacy hampir ke halte. Stacy mengejar bis dan untungnya belum jalan kembali. Stacy mengatur nafas dan duduk di salah satu bangku bis. 15 menit bis berhenti dan stacy turun dari bis. Stacy melihat gerbang sekolahnya sudah tertutup. Stacy mengehela nafas.
"woii". Tiba tiba suara mengagetkan stacy.
"lu kalau mau masuk, yok ikut gua". Katanya.
Stacy ragu, tapi kaki nya tetap melangkah mengikuti laki-laki tadi.
Sampai lah mereka di tembok yang tidak terlalu tinggi.
"naik lu". Kata pria tersebut sambil mebungkukkan badannya.
"hah?".
"naik!"
"oh, gak pa pa loh dibawah gitu?".
"gak pa pa, gua gak bakal lihat rok lo kok".
"gua gak ada bilang lu bakal liat rok gua".
"ck! Lama". Pria tersebut langsung menggendong stacy. Stacy yang kaget langsung memegang tembok dan naik, lalu lompat kebawah. Begitu pula dengan laki-laki tadi.
"Thank's ya." kata stacy, lalu berjalan ingin memasuki gedung sekolahnya.
"eh lu pikir ini gratis, nanti pas istirahat traktir gua makan."
Stacy mengernyit.
"Irfan Bagaskara." sambungnya lagi.
Tanpa mendengar jawaban stacy pria tersebut pergi menuju meninggalkan stacy yang masih bingung. Lalu stacy melanjutkan langkahnya.
Dikelas
Guru dan seorang gadis cantik yang sepertinya anak baru memasuki kelas.
"anak-anak ibu minta perhatiannya sebentar, kita kedatangan murid baru. Ayo perkenalkan diri kamu."
"Halo, nama aku Lauri Angela. Semoga kita bisa berteman baik ya." ucap gadis itu dengan senyuman diwajahnya.
"kamu langsung cari bangku kosong ya." lauri menganggguk.
"oh iya, sekarang guru ada rapat penting, jadi kalian kerjakan buku hal. Xx. yaaa, nanti ketua kelas kumpulin di meja ibu." kata guru tersebut dan meninggalkan kelas mereka.
Lauri melihat kursi kosong di samping devan, karna stacy belum datang. Lauri langsung duduk tanpa permisi di bangku samping devan.
Berani banget tu anak baru duduk disitu
Waah tamat riwayat anak baru
Gak akan tenang si anak baru
Stacy kemana sih kok gak datang
"pindah". Suara dingin devan menghentikan ucapan ucapan netizen dikelasnya.
"cuma ini bangku yang kosong". Jawab lauri dengan senyum yang masih melekat diwajahnya.
Suara Sepatu terdengar.
Ini dia ni yang ditunggu tunggu udah dateng
Perang dunia ni
Mantep ni dapet hiburan
Stacy mengernyit heran. Kenapa dengan murid dikelasnya. Sampai ketika dia melihat bangkunya diduduki oleh gadis cantik. "Karna ini mereka pada bisik bisik". Batin stacy
Stacy yang ingin duduk di bangku yang kosong pun mendadak berdiri kaku.
"lo gak denger gua bilang apa tadi?".
Kata devan lagi. " Lo buta? Sampe gak liat bangku kosong ada 3 dikelas ini?".Para murid melihat ke devan dan lauri. Lauri malu dan akhirnya berdiri lalu pindah ke bangku kosong lainnya. Lalu Stacy melanjutkan aktivitasnya yang tertunda tadi.
"Duduk di tempat duduk lo". Kata devan yang membuat stacy mengurungkan niat untuk duduk di bangku kosong tadi dan melanjutkan langkahnya untuk duduk di bangku samping devan.
Kenapa jadi begini? Bukannya devan jatuh cinta sama lauri. Bantin stacy.
KAMU SEDANG MEMBACA
STACY
Teen FictionJangan lupa follow yaa ----------------------------------------------------------------- Berfikir negatif memang bukan hal yang bagus, tapi bagaimana jika sudah berfikir positif, tapi hasilnya tetap negatif? Stacy purwadinata, anak yang tidak dia...