Bab 10

753 48 0
                                    

Hallo hallo

Aku update lagi

Maaf karna lama sekali gak update. Huhuhu.

Tandai typo please.😊

Happy reading.

-----------------------------------------

Sepulang sekolah Stacy tidak langsung pulang kerumah. Ia pergi ke jalan XXX untuk mencari kerja paruh waktu di cafe-cafe yang ada disana. Stacy sadar cepat atau lambat ia akan dibuang oleh keluarganya. Jadi dia ingin menyiapkan diri dengan hal-hal yang akan ia hadapi kedepannya.

Stacy mendorong pintu kafe berwarna merah pekat, dengan jendela kaca berwarna merah gelap. Stacy penasaran apakah ini private cafe, karna orang diluar tidak bisa melihat apapun yang ada didalam cafe saking gelapnya kaca cafe tersebut. Ketika stacy membuka pintu, terdengar suara lentingan lonceng, yang mana membuat karyawan yang ada di sana langsung melihat karahnya. Didalam cafe terdapat meja kasir yang elegan dengan nuansa merah dan dinding putih serta seseorang yang ada dibalik meja kasir tersebut. Di sebelah kanan pintu masuk terdapat meja dan kursi, ada juga pintu-pintu berjejeran yang kemungkinan untuk ruangan private cafe. Dengan kikuk stacy berjalan ke arah kasir dan menanyakan apakah disana menerima pekerja paruh waktu. Sebelum kasir laki-laki itu menjawab, kepala nya menoleh kearah pintu yang kemungkinan terhubung dengan arah ruang istrahat dan dapur. Dari sana keluar seorang perempuan dengan baju yang amat terbuka dan membawa nampan makanan. Stacy menelan ludah, dia tidak ingin bekerja dengan pakaian tersebut. Ia perlahan berjalan mundur.

"langsung naik ke lantai 2 aja." kata kasir laki-laki.

Stacy berhenti dan mengangkat satu alisnya.

"lo mau kerjaan kan?. Yaudah langsung naik aja."

"oh. Oke."

Stacy berjalan cepat kearah tangga menuju lantai dua. Ia melihat pintu dengan warna hitam, berbeda dengan pintu lainnya yang berwarna merah pekat. Stacy merutuki dirinya kenapa tadi ia tidak bertanya ke kasir laki-laki tadi. Dengan meantapkan diri stacy mengetuk pintu warna hitam tersebut dan masuk kedalam ruangan itu. Ia terkejut karna melihat seseorang yang tidak ingin dilihatnya. Karna orang tersebut Sepertinya tidak sadar dirinya masuk, jadk stacy akan keluar secara diam-diam tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Baru satu langkah ia berbalik, terdengar suara yang membuat dia berhenti di tempat.

"Ada perlu apa?".
Ia bertanya tanpa melihat lawan. bicaranya. Suara tersebut sangat dingin sehingga membuat stacy merinding.

"hmm.. Gak pa pa. Gak jadi."

Lawan bicara stacy langsung mengangkat wajahnya, dengan mata yang langsung berserobok dengan matanya. Stacy menegang, debaran jantung nya tidak beraturan, saking cepat nya.

"sayang?. Kamu segitu rindunya sama aku ya, sampe nyamperin kesini".

Devan bangkin dari duduknya mendekati stacy. Ia langsung memeluk dan mencium pipi stacy. Pipi stacy memerah.

"Astaga, bisa bisa muka gue panas gini". Batinnya.

Devan merenggangkan pelukan nya dengan tangan yang masih setia di pinggang stacy.

"duduk sini yang".

Devan mengajak stacy untuk duduk di sofa panjang yang lumayan besar.

"kenapa kesini?." tanya devan lagi dengan tangan yang masih setia di pinggang stacy dan kepala yang menyandar di bahu stacy.

"tadi kata arfan ada yang mau kerja paruh waktu, tapi kemana ya, apa belum datang?".

Stacy terdiam.

Satu detuk

Dua detik

Tiga detik

Devan menyadari sesuatu.

"sayang, jangan bilang kamu yang mau kerja paruh waktu itu?".

Stacy hanya mengangguk.

"wah, sayang disini gajinya memang besar, tapi ada syaratnya".

Stacy pening, difikirannya hanya baju terbuka yang harus dipakainya nanti jika bekerja disini.

"sayang kok diam aja".

"A-pa Syaratnya?".

Devan menyeringai.

"gampang kok yang."

Stacy memejamkan matanya sambil menunggu devan melanjutkan ucapannya.

"syaratnya, cuma kamu harus ada saat aku butuh...".

"..Bantuan".

Stacy membuka matanya, langsung melotot.

"Itu aja?. Gak perlupakek pakaian sexy?".

Devan melotot tajam.

"gaklah!. Siapa yang mau suruh kamu pakai baju sexy".

Mata stacy berbinar.

"Oke". Jawab stacy cepat.

"yakin sayang?".

"yakin".

"oke, bentar aku ambil surat kontrak nya dulu".

Devan membuka laci dan mengambil kertas lalu meletakkannya di atas meja.

"tanda tanganin surat kontrak nya yang".

Banyak banget lembarannya.

Stacy hanya membaca bagian depannya saja, dan Langsung menanda tangani surat kontrak.

Devan menyeringai tipis.

"kapan aku mulai kerja"?.

"hari ini boleh". Jawab devan sekenanya.

"letakin tas kamu dibawah sini". Stacy menurut saja pada devan. " naikkan kaki kamu keatas sofa". Lalu tiba tiba devan mendorong tubuh stacy hingga jatuh terlentang di ataa sofa. Belum selesai dengan itu,  devan ikut membaringkan badannya di samping stacy dan memeluk pinggang stacy dari samping.

Lima detik kemudian

"Dev, bukannya aku harus kerja ya?". Tanya stacy hati-hati agak tidak menyinggung devan.

"ya ini juga kerja yang, kan ini masuk ke syaratnya".

"hah?". Stacy ngebug.

"hah hoh hah hoh mulu yang. Elusin rambut aku yang, aku gak tidur semalaman."

Stacy masih ngebug.

"ck, Sayang".

"eh, iya iya". Stacy Langsung mengelus rambut devan hingga pria itu tertidur.

Stacy mengelus rambut devan sambil merutuki kecerobohannya karna tidak membaca semua lembaran surat kontrak tadi. Tapi kalau mau dibaca semua berbulan-bulan baru selesai. Eh, becanda gak selebay itu juga hehe.

Selamat datang didunia yang gak bakal ada damainya.

Stacy ikut menutup matanya, karna pusing dan efek kelelahan mungkin.

To be continued

-----------------------------------
Welcome pembaca baru

Perkenalkan aku penulis baru

Mohon supportnya yaa teman teman seperjuangan dan pembaca yang akan jadi setia. Hihi

Jangan lupa vote.

Oghey.😊

Hehe

STACYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang