20

3.7K 354 29
                                    

Dua minggu kemudian suara mesin mobil terdengar memasuki kediaman arabelle yang seketika membuat si gadis langsung berlari gembira menuju keluar.

Wajahnya terlihat sangat berseri seri bahagia karena akhirnya kedua orang tua tersayangnya itu pulang ke rumah.

"PAPAAH MAMAAH!!!" teriak gembira arabelle.

Sang kakak tepatnya vivian hanya bisa memutar bola matanya sembari menutup gendang telinga dengan kedua tangan saat mendengar teriakan sang adik.

"sumpah deh dek bisa kan lo nggak teriak?!" kesal vivian.

Seketika arabelle mendelikkan matanya dan mencibir pelan setelah itu kembali mengalihkan perhatiannya kepada kedua orang tuanya.

Begitu sang papah dan sang mamah keluar mobil arabelle kembali berlari dan melompat kedalam pelukan keduanya.

Namun ada yang aneh biasanya sang papah akan mengusap sayang kepalanya dan mencium pucuk kepalanya, tapi sekarang kenapa ia tidak merasakan apapun?

Arabelle pun mendongakkan kepalanya dan melihat ekspresi datar sang papah. Hatinya seketika bergetar ia entah kenapa merasakan firasat buruk.

Tatapan arabelle beralih kearah sang mamah yang menatapnya dengan tatapan tak berdaya.

"mmm pah...?" ucap ragu arabelle.

"kita masuk kedalam" ucap arka datar yang merupakan papah arabelle.

Langsung saja sang istri dan kedua putrinya itu mengikuti sang kepala keluarga ke dalam rumah.

"kak entah kenapa gue ngerasa ada yang nggak beres" bisik gelisah arabelle.

Vivian pun melirik ke arah sang adik dan memberinya tatapan simpatik, "lo lakuin apaan hah bikin papah jadi kaya gitu?" tanyanya dengan berbisik pula.

"gue enggak ngelakuin apa apa kak, lo tau belakangan ini gue nggak aneh aneh kok" jawab arabelle.

Mendengar hal itu vivian pun seketika mengerutkan keningnya mencoba menerka alasan kenapa papahnya terlihat marah.

"duduk!" perintah arka pada arabelle.

Arabelle kian gelisah mendengar ucapan papahnya itu, tidak biasanya sang papah berucap dingin pada dirinya.

Namun tak lama arabelle pun duduk dihadapan arka dan tak berani mengangkat kepalanya meskipun kali ini ia tidak mengetahui letak kesalahannya dimana.

Tanpa berucap apapun arka melemparkan beberapa foto ke atas meja dan membuat arabelle terkejut.

"apa-apaan ini!" ucap arka marah.

Diatas meja terlihat foto kemesraan arabelle dengan sang pacar, althea.

"althea pacar aku pah" ucap arabelle sambil memberanikan diri menatap sang papahm

"pacar kamu bilang! Anak miskin itu kamu bilang pacar kamu?! Gila kamu arabelle!" marah arka.

Vita selaku sang istri buru buru berjalan ke sisi arka mencoba untuk menenangkan suaminya itu.

"terus kenapa pah? Aku nggak peduli dia mau miskin ataupun kaya karena aku cinta althea" ucap arabelle mencoba untuk tenang dan tidak terbawa emosi.

"papah tidak mengerti kenapa kamu tiba tiba berpacaran dengan althea sedangkan kamu sudah lama mengejar jingga!" ucap arka sambil memijat pelipisnya.

"aku kayanya cuma terobsesi aja sama jingga karena dia terus nolak aku sedangkan althea... Aku beneran cinta sama dia" ucap tegas arabelle.

Vivian hanya diam berdiri sebagai pengamat, ia lupa memberi tau sang adik bahwa papah mereka itu meskipun menyanyangi keluarganya ia juga menyukai uang.

ALTHEA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang