그 밤/That Night 2

121 11 0
                                    

"Youngjae~" seruan nyaring suara seorang gadis membuat Youngjae reflek menahan pintu lift supaya tidak tertutup.

"Gomawo~" sosok tinggi Tzuyu muncul dengan senyumnya yang merekah lebar dan rambut panjang berkibar. Dia berdiri di samping Youngjae, melirik gadis mungil yang menekan tombol angka 15.

"Aku lantai 10," ucap Tzuyu seraya menunjuk deretan angka di dekat pintu, mengisyaratkan Youngjae supaya sekalian memencetkan tombol untuknya.

"Mau memfotokopi dokumen?" Tanya Youngjae mengingat lantai 10 adalah tempat ATK serta mesin-mesin fotokopi.

"Yep," Tzuyu menganggukkan kepala. "Sekalian cari kopi."

"Ah~" Youngjae menganggukkan kepala, baru ingat jika di lantai 10 juga ada pantry.

"Kau mau apa di lantai 15? Bertemu siapa?" Tanya Tzuyu balik, sebab lantai 15 dihuni oleh orang-orang bagian produksi yang berbeda divisi dari mereka berdua.

"Ada proyek," jawab Youngjae.

"Lagi!?" Mata Tzuyu membulat. "Wah, daebak. Timmu sering sekali dapat proyek."

"Justru itu malah melelahkan." Gadis mungil menghela napas. "Rasanya aku ingin cuti saja, tapi ketua maniak kerja itu terus saja memotivasi kami untuk rajin bekerja. Si Brengsek itu seolah ingin mencari teman untuk mati membusuk di kantor."

"Sudah, sudah," Tzuyu menepuk pundak Youngjae pelan. Dia bergeser sedikit guna memberi jalan pada seseorang yang masuk ketika lift sempat berhenti.

"Anggap saja, ini cara untukmu bisa mengumpulkan banyak uang," gadis tinggi mencoba menghibur.

"Tapi rasanya aku mau mati," keluh Youngjae. "Aku hamil."

Untuk kedua kali mata Tzuyu melotot. "JINJJA!?" Dia langsung menutup mulut saat sadar dirinya berteriak terlalu keras. Gadis tersebut melihat sekitar dan hanya menemukan seorang pemuda tinggi bertopi dengan masker yang baru saja masuk lift serta nampak menunduk dengan kabel earphone menggantung.

"Kau serius? Kau hamil? Benar-benar hamil? Ada...bayi di perutmu?" Tzuyu memastikan.

"Tentu saja." Suara Youngjae mengecil. "Aku sudah mengetesnya dua kali, kemarin dan hari ini."

"Lalu?" Kejar Tzuyu penasaran.

"Hasilnya positif. Dua-duanya."

"Heee!? Anak siapa!? Kau berpacaran dengan siapa!?" Gadis tinggi semampai masih tak percaya.

"Menurutmu siapa?" Balas Youngjae.

"Tidak tahu. Kau tidak punya pacar. Kau tidak pernah pacaran. Apa jangan-jangan kau hamil sendiri? Membuahi dirimu sendiri?"

"Sepertinya kau butuh kafein, kau mulai melantur," decak Youngjae.

"Ne. Aku memang berniat membeli kopi--eehh, kenapa jadi membahas kopi!? Bagaimana tadi soal kehamilanmu?" Tzuyu kebingungan.

"Kau ingat ceritaku soal one night stand waktu aku mabuk dulu?" Tanya Youngjae.

"Yang kau bangun di hotel sendirian itu?" Balas Tzuyu. "Tidak mungkin kau hamil gara-gara itu 'kan!? Kau bahkan tidak tahu siapa laki-laki yang membawamu ke sana!"

"Tapi cuma sekali itu aku berhubungan seks. Sebelum dan sesudahnya aku tidak melakukannya lagi." Suara Youngjae gusar.

"Tapi kau tidak tahu siapa dia. Lalu bagaimana?" Desis Tzuyu.

Youngjae mengedikkan bahu. "Aku sudah bertanya pada bibi pemilik kedai dan resepsionis hotel. Semuanya cuma bilang lelaki tinggi yang memakai topi dan masker. Mereka tidak melihat wajahnya."

그밤 (That Night)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang