그밤 (Sequel) 9

552 99 92
                                    

Di dalam sebuah ruangan yang lampunya dibiarkan padam dan hanya mengandalkan pencahayaan dari celah-celah gorden menutupi jendela, dua pasang kaki terlihat saling mengaitkan diri di balik selimut tipis di atas ranjang queen size sementara di sekitarnya bertebaran pakaian serta sepasang high heels warna merah menyala.

"Kau masih sering bertemu Yugyeom?" Suara serak seorang wanita terdengar bertanya dengan nada malas, terlampau nyaman berada di pelukan tangan kekar dan dada bidang sebagai sandaran.

"Lumayan. Kau mau nitip salam?" Balas seorang laki-laki.

"Apa dia akan peduli kalau aku menitip salam?" Wanita itu terdengar mencibir.

"Kalau kau, mungkin Yugyeom masih akan menerimanya."

"Sehun-ah."

"Hm?" Sehun membelai rambut panjang wanita di pelukannya.

"Apa Yugyeom terlihat sakit akhir-akhir ini?"

"Tidak. Aku lihat dia biasa saja. Wae?" Sehun heran.

"Mata-mata Eomma bilang, anak itu sempat bertemu pengacara beberapa kali dan seperti menyebut surat wasiat atau sejenisnya."

"Wasiat? Untuk apa Yugyeom membuat surat wasiat?" Tanya Sehun kaget.

"Makanya itu. Aku juga penasaran. Apa dia diam-diam sakit atau merencanakan bunuh diri. Aku tidak tahu. Kau tahu sesuatu? Kalian sering bertemu 'kan, apa dia pernah membahas hal-hal semacam itu?" Si wanita nampak mendesak.

Sehun memutar mata sejenak lalu menggeleng.

"Yugyeom tidak pernah membahasnya. Dia memang sempat murung tapi dia selalu begitu kalau kecapekan. Sekarang saja dia sedang bersiap merilis single," ujar pria berkulit pucat. Pasangan kencannya mengesah.

"Kenapa dengan anak itu? Bikin cemas saja. Dia tidak pernah mau pulang ke rumah dan tidak pernah mengangkat telponku."

"Noona," desis Sehun. "Aku akan coba bertanya pada Yugyeom tapi jangan berharap banyak. Dia orangnya tertutup." Ucapan Sehun dibalas sebuah anggukan.
.
.
"Youngjae-ya!" Teriak Tzuyu menggelegar.

"Choi Youngjae!" Serunya lagi saat tidak mendengar jawaban.

"Yoo Youngjae! Park Youngjae! Kim Youngjae!" Tzuyu mulai tidak jelas. "Kemana dia?" Dia menggumam sembari melangkahkan kaki masuk ke dapur dan mengambil jus apel.

"JAEEE!" Gadis tinggi mulai habis kesabaran.

"Jiyoon-ah!" Tzuyu ganti memanggil nama lain sembari berbalik menuju ruang tengah tempat dia meninggalkan Jiyoon bermain sendiri di karpet. Merasa namanya dipanggil, bayi perempuan itu menoleh.

"Dimana Mamamu?" Tanya Tzuyu. Jiyoon tidak menjawab, kedua mata bundar lekat memandang jus yang dipegang gadis tinggi lalu bayi tersebut mengulurkan tangan.

"Kau mau?" Tzuyu menawari.

Jiyoon menyunggingkan senyum memamerkan beberapa biji giginya yang mulai tumbuh.

"Ini." Tzuyu menyodorkan jus apel yang sudah ditusuk sedotan, membantu keponakannya menghisap isi kemasan.

Baru hisapan pertama dan lidah Jiyoon bersentuhan dengan air jus, bayi tersebut langsung memuntahkannya lagi. Kedua mata bulat menyipit dan mulutnya mencecap tanpa henti. Tzuyu tergelak.

 Tzuyu tergelak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
그밤 (That Night)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang