그밤 (Sequel) 12

608 86 36
                                    

Yugyeom menaikkan kedua tangan ke atas tinggi-tinggi, menggeliatkan badan, dan menguap lebar. Malam sudah sangat larut dan dia baru selesai rekaman (Damn Producer, Im Jaebum benar-benar tak bisa ditolerir meski sekedar minta istirahat sejenak ataupun proses rekaman dilanjut besok pagi. Dia menolak semuanya dan terus bekerja seperti orang kesurupan).

Ting, lift berbunyi seiring kotak itu berhenti bergerak lalu kedua pintunya terbuka memamerkan sepi senyap parkiran basement. Yugyeom melangkahkan kaki keluar, memutar kunci mobil di ujung jari seraya berjalan menuju spot kendaraannya terparkir.

Brrm, terdengar suara geraman mesin mengisyaratkan jika ada orang lain di basement itu. Yugyeom bergeser minggir, memberi spasi jalan lebih lebar pada mobil yang mungkin akan melaju keluar. Jam kerja karyawan memang sudah berakhir sore tadi namun beberapa produser, artis, dan tim produksi bisa jadi masih ada yang bekerja hingga larut seperti dirinya.

Dari arah depan, sebuah mobil biru donker nampak melaju dalam kecepatan lumayan, mengingat itu adalah parkiran basement yang sempit.

Bugatti? Yugyeom mengenali tipe mobil mahal yang tak semua orang dapat membelinya tersebut.

Mobil itu terus melaju dan tidak menurunkan kecepatan walau sudah hampir berpapasan dengan Yugyeom yang semakin berjalan ke pinggir.

"HEI!" Pemuda tersebut memekik kaget saat tiba-tiba Bugatti itu seolah dengan sengaja mendekatkan bemper ke arahnya sebelum kemudian menukik kembali ke depan dan pergi begitu saja. Untung Yugyeom lebih gesit menghindar dengan memasukkan dirinya ke celah dua mobil yang diparkir bersebelahan.

Sepeninggal mobil Bugatti, pria tinggi memandang arah kepergian kendaraan itu sambil memasang wajah bertanya-tanya.

Siapa dia? Kenapa seperti sengaja mau menabrakku? Batin Yugyeom heran.

Drrt, getaran yang mendadak terasa dari dalam saku jaket kembali membuat Yugyeom terkejut dua kali. Dia merogoh sakunya dan menyalakan layar.

Kim Myungsoo: Ponselmu sudah selesai diperbaiki. Ambil sekarang ya, aku mau pulang.

Bergegas Yugyeom mencari mobilnya.
.
.
"Hyung!" Sebuah panggilan membuat Myungsoo mengalihkan sejenak perhatiannya dari meja billiard.

"Sebentar, satu game lagi," ujar pria sipit dijawab anggukan oleh Yugyeom.

"Sebenarnya ponsel siapa yang kau rusakkan itu?" Tanya Myungsoo menyerahkan stik pada karyawan setelah melakukan satu sundulan terakhir pada bola dan mengakhiri permainan.

"Err...temanku. Kenapa memang?" Pertanyaan Yugyeom lirih, sangat terlihat dia sedang menyembunyikan sesuatu.

"Tidak kenapa-napa. Isinya aneh saja." Myungsoo menyerahkan ponsel milik Youngjae yang tempo hari dihancurkan Yugyeom.

"Memang apa isinya?" Tanya pemuda tinggi heran.

Myungsoo mengedikkan bahu. "Lihat saja sendiri. Aku mau pulang, kalau melihat Sehun atau Chanyeol katakan aku sudah pulang."

"Ne," angguk Yugyeom memandang kepergian Myungsoo yang melambaikan tangan.

Pemuda bermata bulat kemudian mendudukkan diri di sofa dan mulai menyalakan ponsel yang seingatnya berubah agak berbeda dari terakhir ia melihatnya kemarin. Myungsoo pasti cuma mengambil motherboot-nya lalu dirakit ulang menjadi model lain yang juga sesuai.

Ponsel Youngjae sudah selesai booting dan menyala terang, menampilkan aplikasi-aplikasi android basic di laman utamanya. Pada beberapa kasus ponsel hancur, untuk aplikasi dan software memang kebanyakan harus diinstal ulang meski tidak begitu bagi memorinya. Jika masih memungkinkan untuk diselamatkan, memori internal sebuah ponsel dapat ditransfer ke wadah yang baru walau tidak 100% lengkap.

그밤 (That Night)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang