그 밤/That Night 5

61 10 0
                                    

Youngjae sedang bengong di depan counter kantin, memandang poster menu di dinding ketika mendadak sepasang lengan memeluk pinggangnya dari belakang.

"Mama~" Tzuyu berbisik di sebelah telinga Youngjae, memiringkan kepala hingga rambut panjangnya yang bergelombang, jatuh lembut ke arah samping.

"Bagaimana kabar dedek bayi hari ini? Utututu~" gadis tersebut mengusap-usap permukaan perut sahabatnya yang hanya melengos menjawab.

"Enak makan kare atau ramen?" tanya Youngjae.

"Mana yang paling ingin kau makan?" balas Tzuyu, melepaskan pelukannya dan pindah berdiri di samping gadis mungil.

"Dua-duanya."

"Kau mengidam?" Tzuyu memandang Youngjae yang mengedikkan bahu. "Beli saja dua-duanya."

"Nanti aku tidak habis. Kekenyangan," ujar Youngjae.

"Aku bantu menghabiskan."

Bola mata gadis mungil melirik ke samping. "Kau yakin?"

"Kau meragukan kemampuanku?" Balas Tzuyu seraya melambaikan tangan pada salah satu pelayan yang berdiri di balik meja counter. "Aku mau ramen, nasi kare, nasi goreng, dan jamur krispi. Minumnya es kopi dan teh hijau--"

"Es coklat," sela Youngjae.

"Kau tidak minum teh hijau?" tanya Tzuyu heran. Jarang-jarang temannya itu mengganti menu minuman favoritnya.

"Aku sedang ingin es coklat," jawab Youngjae.

"Es coklat satu."
.
.
"Youngjae-ya," tegur Tzuyu ketika mereka berdua sudah duduk menghadap meja yang sama dan menunggu pesanan makanan diantar.

"Hm?"

"Kau..." gadis tinggi mendekatkan badan, memelankan suaranya nyaris berbisik. "...jadi aborsi?"

Youngjae menghela napas panjang. "Bisakah kita tidak membahas itu sekarang?" desisnya.

"Wae~~~" suara Tzuyu meninggi, sesaat menarik perhatian beberapa pengunjung kantin di sekitar mereka. "Aku 'kan penasaran!"

Youngjae tidak langsung menjawab, cuma kembali menghela napas dan menyandarkan punggung ke kursi. "Kemarin aku ke rumah sakit."

Sepasang mata Tzuyu yang sudah bulat langsung membelalak makin lebar. "Kau sudah melakukannya!? Tanpa memberitahuku!? Yah!"

"Sstt...bisakah kau memelankan suaramu...?" Youngjae menyilangkan telunjuk di depan mulut, memandang sekeliling dengan rikuh. "Kau itu...!" Gemas, dia mencubit tangan sahabatnya yang berada di atas meja hingga Tzuyu mengaduh.

"Habisnya--" Gadis tinggi tersebut cemberut. "...kau benar-benar sudah melakukannya? Dedek bayinya sudah..." Ia tak sanggup melanjutkan bicara.

Youngjae lagi-lagi tak menjawab. Dia merogoh saku baju lantas meletakkan selembar foto di depan Tzuyu.

"Dokter memintaku memikirkannya lagi," ujar Youngjae sementara wanita di hadapannya sudah tak mendengarkan karena lebih dulu sumringah melihat gambar hitam-putih potret USG kehamilan gadis itu.

"Kyeowooo~" Tzuyu berseru tertahan. Dia menatap lekat-lekat foto tersebut, kedua matanya berbinar-binar dan bibirnya tersenyum lebar.

"Neomu kyeowo~" Tzuyu menggumam dengan ekspresi meleleh. "Laki-laki atau perempuan?"

"Belum tahu. Baru juga lima minggu," jawab Youngjae.

"Aku harap dia perempuan. Aku ingin punya keponakan perempuan. Aku mau memanjangkan rambutnya, mengepangnya, memakaikan jepit dan pita. Lalu membuatnya memakai sepatu balet, memberinya baju princess dengan sayap malaikat. Aaaw~ dia pasti akan sangat cantiiik~" Tzuyu gemas sendiri.

그밤 (That Night)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang