part 18. Ibu Choi

584 48 0
                                    

Pada bosen, yaa?














Saat ini Nyonya Choi sedang memasakkan bubur untuk Jihoon yang sedang sakit. Para pelayan yang melihatnya berniat untuk membantunya, Namun tidak diizinkan oleh Nyonya Choi.
“Biar aku saja yang memasaknya, kalian bisa lakukan pekerjaan yang lain.” Nyonya Choi kembali sibuk dengan bubur buatannya.

“Ibu,” panggil Seungcheol.

“Ya, ada apa Seungcheol?” Tanya Nyonya Choi.

“Bisa aku titipkan Jihoon disini? Ada rapat mendadak dengan para manager di perusahaan,” ucap Seungcheol.

“Kau tenang saja. Jihoon akan aman disini,” ucap Nyonya Choi.

“Um... Ibu, jangan memanggilnya Jihoon saat sedang berbicara dengannya. Dia tidak terbiasa dengan panggilan itu,” ucap Seungcheol.

“Aishh kau tenang saja, Seungcheol. Biarkan ibu yang merawat manis kesayanganmu itu,” ucap Nyonya Choi.

“Tapi-“

“Sebaiknya kau pergi sebelum ibu berubah pikiran,” ucap Nyonya Choi.

“Baiklah, aku pergi dulu.” Seungcheol mengecup pipi ibunya lalu pergi menuju perusahaannya.

...

Nyonya Choi memasuki kamar Seungcheol dan melihat Jihoon yang duduk di ranjang dengan wajah ingin menangisnya.
“Sayang, kau sudah bangun?” Nyonya Choi meletakkan nampan berisi bubur, air, susu dan obat untuk Jihoon.

“N-nyonya? H-hoonie...”

“Hei, tenang sayang. Ibu tidak akan menyakitimu. Sekarang, ayo makan ya. Kau pasti selalu melewatkan jam makanmu hingga kau sakit seperti ini.” Nyonya Choi mengambil mangkuk bubur itu dan berniat menyuapkannya pada Jihoon.

“H-hoonie bisa makan sendiri Nyonya,” ucap Jihoon.

“Panggil ibu saja, ya.” Nyonya Choi tersenyum lembut menatap Jihoon.

“Kau masih sakit, biar ibu saja yang merawatmu ya. Kau pasti kesusahan merawat Seungcheol yang manja itu kan? Aishh anak itu tidak bisa dibiarkan.” Nyonya Choi terus berucap sembari menyuapkan bubur kepada Jihoon.

“Enak,” ucap Jihoon.

“Enak? Kau suka? Kalau begitu ibu akan sering-sering memasak untukmu,” ucap Nyonya Choi.

“Masakan i-ibu dan daddy sama enaknya,” ucap Jihoon.

“Kau sangat menggemaskan. Pantas si Choi itu menyukaimu dan tidak ingin melepaskan mu,” ucap Nyonya Choi.

“H-hoonie boleh memeluk ibu?” Tanya Jihoon.

“Huh?”

“Jika tidak boleh, tidak apa. Hoonie tidak memaksa,” ucap Jihoon.

“Kemari, sayang. Biar ibu yang memeluk mu.” Nyonya Choi meletakkan mangkuk bubur itu dan memeluk Jihoon. Mengelus rambut dan punggung Jihoon dengan sayang.

“H-hoonie hiks h-hoonie rindu ibu hiks.” Jihoon terisak di pelukan ibu Seungcheol yang terus mengusap punggungnya.

“Hm? Ibu sekarang adalah ibumu juga, sayang. Kalau kau ingin, kau bisa tinggal disini menemani ibu. Kau tau sayang, ibu selalu kesepian di rumah. Ibu bosan,” ucap Nyonya Choi.

“T-tapi daddy pasti tidak mengizinkannya. Apalagi Tuan Choi,” ucap Jihoon.

“Jika mereka melarangnya, akan ibu pukul mereka. Jihoonie mau ya tinggal disini, menemani ibu?”

TBC...

7 Februari 2022

My Bunny | JICHEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang