part 34. Kemana?

301 26 3
                                    


Seminggu sudah, sejak kehadiran seorang bayi laki-laki di rumah keluarga Choi. Seminggu sudah sejak Jihoon dikabarkan meninggal dan seminggu sudah Seungcheol tidak pernah pulang ke rumahnya dan menyibukkan diri di perusahaannya.

Haneul pun menjadi pribadi yang lebih pendiam semenjak mengetahui jika Papa nya meninggalkannya dengan sang adik. Haneul hanya akan tertawa saat bersama dengan adiknya yang sangat mirip dengan wajah papanya itu. Seperti saat ini, Haneul sedang mengajak adiknya bermain setelah ia pulang sekolah dan menyelesaikan tugas sekolahnya.
"Haneul, kau sudah makan?" Tanya seorang wanita yang selama seminggu ini ada di rumah keluarga Choi, Liora Kim.

"Nanti saja," jawab Haneul.

"Sebaiknya kau makan, sayang. Kau bisa sakit nanti," ucap Liora.

Haneul menoleh kearah wanita itu dan dibelakang wanita itu dapat ia lihat sang ayah berdiri menghadapnya.
"Ahjumma bisa makan terlebih dahulu, Haneul ingin bermain bersama adik." Haneul kembali menyibukkan dirinya dengan bermain dengan sang adik.

"Haneul, ayo makan. Seminggu ini pola makanmu tidak teratur, kau bisa sakit nanti. Kau tidak kasihan pada daddy mu?" Haneul kembali menatap Liora dengan tatapan tajamnya.

"Haneul sudah bilang akan makan nanti, lagipula tadi paman Jeonghan sudah menemani Haneul makan. Haneul belum lapar," ucap Haneul.

"Kenapa kau tidak mendengarkan perkataan calon ibumu?" Itu, Seungcheol.

Yap! Seungcheol memilih untuk menikahi Liora beberapa bulan lagi, tentunya setelah anak yang ada dalam kandungannya lahir.
"Dia istri ayah, bukan ibukku dan Jaesung. Ayah bisa menganggapnya sebagai istri ayah, tapi dia tidak akan pernah menjadi ibukku ataupun ibu Jaesung. Yang mengandung dan melahirkan kami adalah Papa Jihoon," ucap Haneul.

Nyonya dan Tuan Choi yang sebelumnya berada di ruang tengah, lantas menghampiri kamar yang selalu digunakan oleh Haneul dan Jaesung saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Seungcheol tadi. Mereka sedikit terkejut saat mendengar jawaban Haneul tadi. Bagaimana tidak? Haneul jarang sekali melawan Seungcheol seperti itu, terlebih dengan panggilan 'daddy' yang diganti dengan 'ayah' oleh Haneul. Selain karena didikan Jihoon, Haneul sendiri memang cenderung tidak pernah melawan kedua orang tuanya.
"Keputusan Haneul masih tetap sama. Jika ayah benar-benar akan menikah dengannya, Haneul dan Jaesung akan pergi dari sini." Haneul menatap Seungcheol dengan pandangan berkaca-kaca.

"Kau hanya anak kecil, jangan melakukan hal-hal yang tidak baik. Sebaiknya kau menurut pada daddy mu," ucap Seungcheol.

"Aku tau itu. Aku tau aku masih gadis kecil yang perlu kasih sayang kedua orang tuanya, aku juga tau jika aku hanya anak gadis yang masih perlu perhatian kedua orang tuanya. Tapi kedua orang tua ku sudah lama meninggalkan ku dan adikku! Papa dan daddy Haneul telah meninggal! Mereka telah lama pergi!"

Hancur. Itu yang menggambarkan perasaan seorang anak gadis yang belum cukup umur itu. Diusianya yang belum menginjak 10 tahun itu, Ia harus kehilangan sosok yang sangat penting bagi kehidupannya. Sang Papa yang meninggal saat melahirkan adiknya dan Sang daddy yang kini mengatakan akan menikahi wanita yang menghancurkan keluarganya.
"Haneul-ah," panggil Nyonya Choi.

"Haneul hanya memiliki Jaesung sekarang, Haneul tidak punya siapapun lagi. Papa dan daddy meninggalkan Haneul sendirian." Haneul menangis di samping sang adik yang sedang terlelap. Saat mengetahui jika Jihoon meninggal, Haneul tidak menangis. Namun, saat ini pertahanannya runtuh saat mendengar kata 'calon ibu' yang keluar dari mulut ayahnya.

Nyonya Choi mendekati cucunya itu, memeluknya erat sambil menguatkannya. Sesekali mengecup dan mengelus rambut Haneul dengan penuh sayang.
"Haneul masih punya grandma dan grandpa disini. Haneul tidak boleh mengatakan seperti itu, ya?" Nyonya Choi mengecup kening Haneul yang masih terus terisak.

"Haneul rindu papa. Haneul ingin dipeluk papa dan daddy." Air mata yang berusaha ditahannya kembali membasahi pipinya. Pipi yang kini tampak tirus menunjukkan bagaimana gadis itu tidak baik-baik saja setelah kepergian sang Papa.

"Haneul," panggil Liora.

"Tolong terima ahjumma sebagai ibumu, ya? Terima ahjumma dan anak dikandungan ahjumma sebagai ibumu dan adikmu," ucap Liora.

"Katakan itu saat Papa datang untuk menjemput Haneul dan Jaesung," ucap Haneul.

Seungcheol hanya mampu menatap putri kecilnya yang sangat kecewa itu. Bagaimanapun, ia juga merasa sangat kehilangan saat Jihoon meninggalkannya. Dan lagi, tadi Haneul mengganti panggilannya dan mengatakan jika kedua orang tuanya telah meninggal. Seungcheol justru paham dengan apa yang anaknya itu rasakan, namun ia juga harus bertanggung jawab atas kehamilan wanita ini.

Tbc...
Sakit banget pas ngetik bagiannya Haneul. Cici nangis loh, sedih ngebayanginnya. Bakal sad ending atau happy ending ya? Cici ga bisa nebak endingnya
20 April 2022

My Bunny | JICHEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang