Part 35. Daddy Haneul dan Jaesung.

318 26 4
                                    

Double up!!!

Malamnya, Seungcheol memilih untuk menemui kedua anaknya itu setelah makan malam. Saat membuka pintu kamar mereka, dapat Seungcheol lihat Haneul yang sedang membereskan buku-buku pelajarannya dan Jaesung yang menangis.
“Sebentar, Jaesung-ah. Eonni sedang membereskan buku untuk besok, setelah itu eonni ambilkan susu untuk Jaesung.” Haneul mempercepat kegiatannya agar dapat menjaga adiknya.

Tok tok tok

Haneul menolehkan kepalanya dan melihat kepala Seungcheol yang muncul dari balik pintu.
“Ada apa?” Tanya Haneul.

“Boleh daddy masuk?” Tanya Seungcheol.

“Boleh.” Haneul menganggukkan kepalanya dan kembali pada pekerjaannya. Sedangkan Seungcheol, ia memilih untuk menghampiri bayi laki-laki yang sekarang tertawa saat melihatnya.

“Daddy membawakan susu untuk kalian berdua.” Seungcheol meletakkan susunya di atas nakas di samping ranjang.

“Hmm... Terimakasih,” ucap Haneul.

“Pekerjaanmu belum selesai? Ada yang bisa daddy bantu?” Seungcheol menghampiri Haneul yang sangat fokus pada pekerjaannya.

“Tidak ada,” jawab Haneul.

Jujur, sebenarnya Haneul kesulitan saat mengerjakan soal-soal itu. Namun, ia enggan untuk meminta bantuan kepada Seungcheol. Padahal ia tahu bahwa Daddynya itu sangat pandai dalam pelajaran tersebut.
“Kemari, biar daddy bantu mengerjakannya. Setelah itu, kau istirahat ya.” Seungcheol dan Haneul kini menyibukkan diri dengan menjawab soal-soal itu, meninggalkan bayi laki-laki yang tersenyum memperhatikan mereka.

.

Beberapa saat berlalu, soal-soal itu telah selesai Haneul kerjakan dan kini ia memasukkan bukunya pada tasnya.
“Haneul, bisa daddy bicara pada Haneul?” Tanya Seungcheol.

“Bicara tentang apa?” Tanya Haneul sambil mendudukkan dirinya di samping sang adik.

“Haneul tidak ingin daddy menikah?” Tanya Seungcheol.

“Tidak,” jawab Haneul.

“Kenapa, sayang?” Tanya Seungcheol.

“Haneul tidak mau ada yang menggantikan posisi Papa. Daddy,” ucap Haneul.

“Iya, sayang? Ada apa, hm?” Seungcheol sempat terkejut saat mendengar panggilan dari sang putri.

“Maafkan perkataan Haneul tadi, Haneul kelewatan. Tidak seharusnya Haneul mengatakan seperti itu,” ucap Haneul.

“Tidak, tidak. Haneul tidak salah, sayang. Justru daddy yang salah disini, maafkan daddy karena tidak memperhatikan kalian ya? Haneul mau memaafkan daddy kan?” Tanya Seungcheol.

“Haneul mau memaafkan daddy. Tapi, daddy dengarkan sesuatu Haneul ketahui. Jangan menyelanya,” ucap Haneul.

“Baik, jadi apa yang Haneul ketahui itu?” Tanya Seungcheol.

“Ahjumma itu tidak hamil, daddy. Papa mengetahui semuanya, tapi Papa diam. Papa tidak mengizinkan Haneul memberi tahu siapapun termasuk grandma dan grandpa,” jawab Haneul.

“Papa tau darimana?” Tanya Seungcheol. Sedangkan Haneul, ia turun dari ranjangnya dan membuka lemari yang berisi pakaian Jihoon lalu mengambil suatu kertas dari sana.

“Apa itu, sayang?” Tanya Seungcheol. Haneul menghampiri Seungcheol dan menyerahkan kertas itu.

Saat membacanya, Seungcheol sangat terkejut. Itu adalah kertas hasil USG yang berisi nama Liora dan tertera disana jika dia tidak hamil. Beberapa minggu yang lalu, Liora sempat memberikan kertas hasil USG yang mengatakan jika ia sedang mengandung.
“Papa bilang, saat itu Papa melihat Liora ahjumma menyimpan kertas ini dan berkata jika tidak ada yang boleh tau jika ia hanya berpura-pura. Haneul sudah ingin mengatakan ini pada daddy, tapi daddy sibuk di kantor. Haneul percaya perkataan Papa, jika daddy tidak akan melakukan hal-hal seperti itu. Papa juga mengatakan jika daddy tidak akan menyakiti orang kesayangannya, berarti daddy tidak melakukan itu kan? Daddy tidak akan menikah dengan ahjumma kan?” Haneul menatap Seungcheol sambil menghapus air mata yang kini mengalir dari maniknya.

“Daddy tidak akan menikah dengan wanita itu, sayang. Maafkan daddy, maaf daddy tidak memperhatikan kalian.” Seungcheol memeluk Haneul dan mengelus rambutnya, sesekali ia mengecup pucuk kepalanya.

“Daddy,” panggil Haneul.

“Ya, cantik? Kenapa, hm? Haneul perlu sesuatu?” Tanya Seungcheol.

“Daddy tidur disini ya. Temani Haneul dan Jaesung,” pinta Haneul.

“Ummm... Tapi daddy ingin memeluk foto Papa Jihoon, bagaimana?” Tanya Seungcheol.

“Sekarang daddy peluk Haneul dan Jaesung dulu, besok peluk foto Papa. Haneul dan Jaesung rindu daddy,” ucap Haneul.

“Baiklah, kalau begitu sekarang naik ke tempat tidurmu lalu kita tidur ya.” Seungcheol mengelus kepala Haneul agar putrinya itu terlelap. Sedangkan bayi laki-laki diantara mereka sudah terlelap sejak tadi.

“Good night Jaesung. Good night daddy,” ucap Haneul.

“Good night too, cantik.” Balas Seungcheol sambil tersenyum.

TBC...
Ga rela buat Seungcheol nikah sama yang lain, kasihan Haneul sama Jaesung.
20 April 2022

My Bunny | JICHEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang