Jeno

2.4K 224 12
                                    

"ini waktunya kah?"-- (?)

Ucapnya menatap pantulan cermin yang menampilkan dirinya, dia menghela nafas lalu tersenyum.

Disisi lain, Jeno memasuki rumah yang biasa Jeno dan kawan-kawan nya tempati sebagai tempat kumpul.

Rumah siapa? Jelas, Rumah seorang Hwang Hyunjin salah satu sahabat Jeno. Sesampainya dirumah Hyunjin, Jeno langsung merebahkan tubuhnya dikasur empuk milih Hyunjin.

Bruk.

"Aw!"

Teriak Jeno dengan memegang kepalanya akibat terkena lemparan dari minuman yang sengaja sahabatnya lempar untuk Jeno.

"Kenapa? Jaemin bagaimana?" Tanya changbin, pelaku yang melempar minuman tadi.

Jeno menghela nafas, lalu mendudukan tubuhnya dan mulai membuka minuman tadi.

"Masih sama"

"Masih sama? Biar Kutebak kau pasti belum melangkah bukan?"

Jeno mengangguk, "pantas saja!"

"Haish! Bukan aku tak mau melangkah bin, tapi situasinya berbeda"

"Beda gimana?" Tanya nya dengan cemilan ditangannya.

"Mama menyuruhku sementara ini untuk diam, aku tau karna nana baru siuman dan mama tak mau nana tertekan begitupun denganku, aku tak ingin seseorang yang kucintai kenapa-kenapa"

"Tapi Jen, jika kau tak segera melangkah mark bisa mengambil alih tau-- aish! Bodoh nih game nya" ucap Eric yang sibuk bermain game dengan hyunjin

"Bukan gamenya, tapi kau yang bodoh"

"Mati kau hwang!"

Jeno dan changbin yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya, lalu changbin kembali menatap Jeno

"Eric benar jen, kau taukan--"

"Sebenarnya itu yang membuatku dilema bin, disatu sisi aku takut kakak ku mengambil alih perhatian nana kepadanya tapi disatu sisi aku tak ingin nana tertekan"

"Lebih baik tak usah dengarkan mama win jen" kali ini hyunjin yang berbicara.

"Bagaimana bisa aku begitu"

"Dari pada mark melangkah lebih jauh? Kau taukan kakak mu pernah menyukai nana? Bisa saja dia gunakan waktu ini untuk mengambil alih semua perhatian nana hanya untuknya"

Jeno terdiam, ada benarnya apa yang dikatakan hyunjin. Namun mana Jeno paham betul kakaknya tidak akan seperti itu.

Tapi siapa yang tau bukan?

-----------------------------

Jeno melihat lewat jendela ruangan rawat kekasihnya, dan kekasihnya sedang asik sendiri.

Jeno tersenyum melihat kekasihnya yang tersenyum sendiri dengan benda kecil ditanganya. Senyuman itu, senyuman yang sangat Jeno rindukan.

Dia ingat bagaimana Jaemin tersenyum kearahnya, tersenyum ketika dirinya datang, dan tersenyum ketika bertemu dengannya.

Mumpung Jaemin sedang sendiri, Jeno pakai situasi saat ini untuk mengobrol berdua dengan kekasihnya.

Jeno memasuki ruang rawat kekasihnya, namun jaemin sama sekali tak terusik seperti dulu. Jeno tersenyum sendu.

Mengingat bagaimana jaemin menyambutnya segitu hangat ketika dirinya baru saja menemuinya.

Jeno menghela nafas.

"Hai na"

Jaemin menoleh lalu tersenyum, namun senyumannya bukan senyuman yang biasa jaemin berikan padanya dulu.

TAKDIR | Lee Jeno •endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang