Ikhlas/?

1.6K 169 32
                                    

Mark mentap Jeno yang terdiam dengan pandangan kosong, lalu mark pun menarik jeno menjauh dari yang lainnya.

"kau gila ya?!"

"Gila? Apa yang gila dariku kak? Aku hanya ingin membuatnya mengingat ku lagi, apa itu salah?"

"Salah Jen, kau salah!"

Jeno terdiam, "salah? Salah darimana nya kak? Salah jika aku ingin membuat seseorang yang kucintai kembali padaku dan mengingatku?!"

"Tidak, tapi seharusnya kau memberinya waktu bukan memaksanya seperti itu"

"Memberi waktu maksudmu?! Aku sudah menahannya selama ini kak, aku sakit setiap melihatmu tertawa dengannya, aku sakit ketika dia selalu mencarimu dihadapan ku, bahkan masalah kecil tentangmu saja dia khawatir, lalu BAGAIMANA BISA AKU MENAHANNYA LEBIH LAMA LAGI?!"

"Aku sakit kak, kau tak akan paham apa yang kurasakan lalu kenapa kau malah memarahiku?! Wae?"

"Kau egois memikirkan diri sendiri jen, seharusnya kau ikuti alur saja. Dan terima kenyataan saja"

"Apa maksudmu?! Aku harus diam sampai dimana nana benar-benar jatuh padamu begitu?!  Kau gil--

Jeno terdiam, lalu menatap kakaknya. Mark yang ditatap menatap jeno balik tak jauh ketus.

-- Jangan bilang kau"

"Kau gila?! Aku mencintai haechan mana mungkin juga aku menyakiti orang bodoh yang nyatanya adiku?"

Jeno terdiam, namun hatinya menandakan bahwa kakaknya sedang berbohong.

"Ck! Tenang saja. Aku marah karna aku tak mau membuat kekasihmu semakin tertekan jadi belajarlah untuk tidak egois yang hanya memikirkan hatimu tanpa memikirkan bebannya"

Setelahnya mark pergi meninggalkan jeno yang hanya diam dengan posisi yang sama.

Menatap kepergian sang kakak, jeno hanya berdoa semoga apa yang dikatakan sang kakak benar. Namun siapa sangka jeno akan mendengarkan nya? Jeno tak akan menyerah begitu saja, dia akan terus membuat kekasihnya kembali mengingatnya.

Jika tidak bisa mengingatnya setidaknya nana kembali jatuh padanya.

Namun, mengingat keadaan sekarang... Apa memungkinkan?

Pasti nana tak akan mau bertemu dengannya lagi, dia pasti trauma padanya, apa yang harus jeno lakukan? Tidak. Jeno tak akan menyerah begitu saja.

"Kak mark"

Mark menoleh, "kenapa pudu?"

"Sebenarnya aku hanya ingin bertemu denganmu kak, kakak gak pernah ada waktu untuk ku tiga hari ini"

Mark menghela nafas, "maafkan aku, aku terlalu fokus pada jaemin. Maaf ya pudu"

Haechan lagi-lagi menghela nafas, dia merasa muak dengan mark yang terus-menerus memikirkan jaemin sahabatnya tanpa memikirkan dirinya yang notabene nya adalah seorang kekasih.

"Kenapa? Kenapa harus jaemin yang kakak pikirkan?"

"Kenapa kau bicara seperti itu?" Tanya mark balik namun masih lembut.

"Kakak yang kenapa! Kenapa kakak terus-terusan memikirkannya, padahalkan ada jeno. Tapi kenapa? Kenapa kakak yang sibuk sen--

"Sejak kapan kau jadi egois chan?"

Haechan terdiam, namun karna muak haechan pun membalas pertanyaan mark

"Aku capek kak, aku sakit liat kakak terus-menerus memperhatikan nana, aku sakit kak. Kenapa kakak seperti ini?"

TAKDIR | Lee Jeno •endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang