TAKDIR | Lee Jeno •end

Jaemin

Ceklek.

"Hiks-- hiks..."

Hal pertama yang eric dengar saat memasuki kamar megah miliknya yang dimana terdapat seseorang yang dicintainya, adalah sebuah tangisan.

Eric tersenyum mendengar tangisan itu, dan Eric pun mendekati suara itu.

Bisa eric lihat, Jaemin dengan tangan dan kaki yang diikat kuat dilantai tanpa sehelai benang ditubuhnya, meringkuk bagaikan kucing yang kedinginan.

Lalu eric berjongkok dihadapan jaemin yang terduduk meringkuk.

Lalu tangannya terulur untuk meraih wajah manis Jaemin dan membuatnya menatap dirinya.

Jaemin menatap Eric dengan tajam juga sembab, melihat hal itu eric tersenyum manis.

"Aigoo... Siapa yang telah membuat kekasihku menangis?"

Jaemin menolak tangan eric yang menyentuh wajahnya nya, lagi-lagi Eric hanya terkekeh.

"Bawahanku terlalu kasar ya padamu? Dasar mereka itu!"

Jaemin kembali menatap Eric dengan tajam, "lepaskan aku! Apa salahku?!"

"Tenang sayang. Aku akan menghukum bawahanku karna telah bermain kasar padamu, bagaimana? Aku tak suka seseorang yang ku cintai menangis seperti ini"

Lalu eric bangkit dan pergi meninggalkan kamarnya lagi namun, langkah nya terhenti sebab...

"Bajingan gila!"

Mendengar hal itu, eric kembali menatap jaemin dan berjongkok dihadapannya.

"Aku suka sebutan itu" ucapnya lembut, dan jangan lupakan senyuman manis yang eric berikan hanya untuknya.

"Aku penasaran bagaimana rasa tubuhmu yang cantik ini" lanjutnya dengan tangannya yang terulur untuk menyentuh tubuh jaemin.

"Jangan! Kumohon jangan"

Eric terdiam, "aku suka kau memohon sayang, kau jadi lebih gemas"

Lalu setelahnya eric pun membuka pakaian yang dikenakannya, dan mulai melakukan hal yang jaemin benci.