Korban

3.1K 297 6
                                    

Setelah mendapat kabar jika ada salah satu korban yang selamat namun tak sadarkan diri, Keluarga Na dan haechan segera bergegas ke Rumah sakit tempat korban tersebut dirawat.

Dan tak lupa haechan menelpon kekasihnya, Mark Jung. Mengabari untuk datang ke rumah sakit. Karna kemungkinan itu bisa saja Na Jaemin walaupun belum jelas persis itu adalah Jaemin.

Keluarga Na dan haechan lebih dulu sampai, memang jarak rumah sakit dan kediaman keluarga Na cukup jauh, begitupun dengan kediaman keluarga Jung.

Setelah satu jam keluarga Na sampai, Keluarga Jung pun sampai dan berlari kecil mendekati ruangan korban yang kemungkinan Jaemin.

Jeno langsung berdiri didepan pintu tempat korban yang mereka kira jaemin itu.

Taeyong langsung menghampiri winwin dan memeluknya untuk menguatkan sahabatnya, begitupun dengan sungchan segera menghampiri kekasihnya, shotaro.

Dua jam sudah semua orang terduduk setia menunggu kabar, begitupun jeno yang masih setia berdiri dihadapan pintu ruangan.

"Aku yakin itu pasti nana kita" ucap taeyong menenangkan winwin.

Winwin tersenyum lalu menggenggam erat tangan yang taeyong genggam sedari awal mereka sampai.

Mark menatap jeno lalu mendekati adiknya itu dan menepuk pundaknya. Jeno menoleh lalu menghela nafas.

Mark berdiri disamping jeno, "kau yakin dia kak?"

Mark menoleh lalu kembali menatap pintu dihadapannya,

"Kita hanya bisa berdoa semoga saja dia nana, kalo pun bukan... Semoga saja nana bisa terselamatkan"

Jeno menghela nafas, lalu mengangguk.

"Nana kuat, jadi kau harus lebih kuat" jeno mengangguk.

Setelah menunggu empat jam akhirnya lampu merah pun berganti menjadi lampu hijau dan seorang dokter pun keluar dari ruangan tersebut.

Semua yang melihat itu segera menghampiri dokter tersebut.

"D-dok bagaimana dengan nana?"

Dokter tersebut bingung, "nana?"

Bukannya menjawab dokter itu malah bertanya balik dengan kebingungan yang kemungkinan korban yang sedari tadi mereka tunggu bukanlah jaemin.

"Maaf, tapi pasien didalam bukan yang bernama nana"

Mendengar hal itu winwin langsung lemas namun haechan dan taeyong langsung menahannya, begitupun dengan Jeno.

"Maafkan saya, namun pasien ini bernama Na Jaemin"

"Hah? Ah! Dok, nana itu nama panggilan" ucap renjun.

"Oh iyakah? Maaf saya tidak tau"

"Lalu bagaimana dengan anak saya?" Tanya winwin khawatir.

Dokter tersebut menghela nafas, "anak anda hanya memerlukan istirahat, kemungkinan anak anda akan siuman besok bisa juga lusa namun bisa juga pasien tak akan kembali siuman. Karna pukulan dari sang pasien cukup parah, kita hanya bisa berdoa semoga pasien baik-baik saja"

Semua orang yang mendengar itu hanya terdiam.

"Dok, saya boleh melihat nana?" Ucap jeno, sang dokter pun mengizinkan nya.

"Namun, saya ingin berbicara dengan orang tua pasien"

Taeyong menatap winwin, winwin pun mengangguk mengiyakan ucapan sang dokter lalu winwin ikut keruangan sang dokter.

Jeno menatap kekasih yang amat dicintainya dengan hampir seluruh perban berada ditubuhnya.

Lalu tanpa sadar dirinya kembali menangis, Jeno benar-benar tak bisa melihat kekasihnya seperti ini. Jeno benar-benar merasa bersalah, andai dirinya bisa menahan kepergian kekasihnya, Pasti jaemin tak akan seperti ini.

TAKDIR | Lee Jeno •endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang