•GemessReading•
S
ephora berjalan keluar ball room sambil mendumel dalam hati, telinganya nyut-nyutan, sebab Agarish tak berhenti menggerutu melalui sambungan telepon akibat terlalu lama menunggunya di parkiran Hotel.
"Makanya jalan, Ra, jangan ngesot. Lo, kan dokter, bukan suster."
"Lo terlalu berisik!" desis Sephora risih. "Udah, ah, gue pulang sendiri aja, deh," ucapnya putus asa. Ia sedang tidak berniat meladeni celotehan Agarish malam ini, karena mengobrol dengan lelaki itu harus memakai otot.
Sephora melihat sekilas jam tangan di pergelangan tangannya, masih pukul sempilan malam. Ia bisa naik taxi atau pulang bersama orangtuanya.
"Nggak, ya! Nggak terima gue!" Sergah Agarish nyolot. "Enak aja lo main tinggal-tinggal padahal gue udah sampai sini juga. Rugi dong gue."
"Ya udah, ya udah. Kalau gitu sabarin dikit lagi." Akhirnya Sephora memilih mengalah.
Nanti pun selama perjalanan ia bisa mengabaikan Agarish semaunya.
Pertemuannya dengan Gendis yang tidak lebih dari lima belas menit mampu membuat Sephora hampir hilang kesadaran, mengkoyak banyak sisi emosionalnya. Dan kini ia terlalu malas untuk melawan gangguan dari anaknya.
"Udah gue turunin sepersen."
"Apanya?"
"Kesabaran gue lah."
Untuk manusia normal saja tidak terlalu berpengaruh, apalagi untuk manusia sejenis Agarish?! Jelas sekedar numpang lewat selayaknya angin.
Sephora memutar bola matanya, meski Agarish tak dapat melihatnya, tapi lelaki itu pasti mendengar jelas ia mengeluarkan suara 'hmrrrh' meskipun lirih.
"Emang lo masih dimana, sih? Ngapain? Sama siapa?"
Sephora mendesah begitu menyadari sekitar semakin bertambahnya orang yang berdiri berderet untuk bergiliran masuk ke dalam lift. Salah satu alasan terbesarnya untuk menahan umpatannya pada Agarish.
Hall indicator di samping lift menunjukkan tanda panah mulai kembali naik, namun nampak berhenti di setiap lantainya.
"Antre lift," jawab Sephora tanpa tenaga. "Emang kerjaan lo udah selesai?"
"Selesai nggak selesai, gue bakal tetep jemput lo kali, Kes. Gue 'kan cowok yang bertanggung jawab. Berangkatnya sama gue, pulangnya juga harus sama gue lah."
Sephora berdecak mendengar nada penuh kesombongan dan sok perhatian dari ucapan manis Agarish. Bila belum mengenalnya lama, pasti pipi Sephora sudah bersemu dan bibirnya melengkungkan senyum najis.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGARISH
Short StoryAgarish dan Sephora sudah bersama lebih dari 8 tahun lamanya. Sudah bertunangan secara personal dan lebih dari siap untuk melangkah kejenjang selanjutnya. Yaitu, pernikahan. Lalu, tiba-tiba restu itu tak lagi mereka dapatkan dari Ibu sang pria? Apa...