Chapter 23. | Feel Love|

11K 1.5K 48
                                    

•HappyReading•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HappyReading


Sephora menurunkan sunvisor untuk melihatnya polesan di wajahnya begitu mobil yang dikendarai Agarish mulai berjalan melambat, menunggu antrean hingga sampai ke pelataran utama.

Semua yang dilakukan Sephora tak luput sedikitpun dari penglihatan Agarish. Lelaki itu menaruh sikunya pada pintu mobil sambil bertopang dagu. Sebalah tangannya lagi memegang setir mobil, mencengkramnya sedikit kuat.

"Harus sampai segitunya, Ra?"

"Hehm?"

"Dandanan lo?"

Sephora membenarkan letak sunvisor saat dirasanya cukup. Kemudian merubah posisi duduknya menyerong ke arah Agarish. "Terlalu cantik, ya?"

Agarish hanya tersenyum samar menanggapinya. Tunangannya itu terlihat sangat jelas, baik secara pemikiran dan emosinya, begitu perfeksionis. Tak heran Sephora selalu memperlihatkan yang terbaik.

Ia sedang tidak mengkritik penampilan Sephora, ia hanya terlalu gugup hingga pertanyaan basi terlontar begitu saja dari mulutnya.

Agarish memang terlahir dari keluarga yang bercukupan dan dapat dikatakan berlebih. Tapi pola keluarganya dan Sephora tentu saja berbeda.

Sephora sejak kecil sudah terbiasa menghadiri berbagai acara, baik dalam skala kecil hingga yang besar. Maka dari itu Sephora terlihat santai, tidak seperti dirinya yang masih sering gugup.

Agarish sedang dalam fase penyesuaian. Tidak hanya karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskannya memperluas relasi, tapi ia juga diharapkan dapat masuk ke dalam dunia Sephora, membiasakan diri berada ke kalangan atas yang glamor. Begitu juga sebaliknya. Sephora mulai mengakrabkan diri di lingkungannya.

Sephora yang mengerti tanpa dijelaskan pun tersenyum kecil sembari menabok bahu Agarish. "Ini sebenernya gue nemenin lo ngehadirin undangan atau mau nganter lo sunat lagi, Ga? Tegang amat muka lo."

"Ck. Yakali, Ra, sunat lagi. Habis...."

"Lah iya, mana gue belum puas nikmatinnya lagi."

Dan begitu saja, kegugupan Agarish terurai, wajahnya yang semua tegang berganti dengan tawa geli.

Agarish mencubit gemas paha Sephora yang langsung mengenai kulitnya karena dressnya yang tersingkap ketika posisinya duduk.

"Aga, sakit!" Sephora mengerang perih.

Namun nampaknya Agarish masih belum ingin berhenti. Ia menarik tuas hand rem, dan kedua tangannya semakin aktif mencubit dan sesekali memukul paha Sephora.

"AGA!" teriak Sephora dongkol. Berusaha menampik tangan Agarish dan menjauhkan tubuhnya hingga terbentur pintu mobil.

"Salah lo sendiri gemesin, jadi pengen gue karungin, kan."

AGARISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang