🍁 Tindakan Kecil

1.4K 337 80
                                    

Mengikuti kuliah umum itu selalu tidak penting di kalangan mahasiswa atau mahasiswi senior. Bisa dibandingkan dari jumlah maba dan kakak tingkat yang selalu berbanding jauh. Kalau masih baru, masih gampang dibodohi masalah 'absen wajib' jadi yang hadir pun masih banyak.

Sementara kalau sudah senior, perkara 'absen' bisa di manipulasi. Karena itu yang datang ke kuliah umum dari kalangan senior adalah mereka yang memang mau mendengarkan isi pembahasan bukan sekedar mengejar absen.

Termasuk Ayumi. Dari jam delapan pagi dia sudah stay di dalam auditorium. Duduk di barisan tengah sembari memangku binder dan mengenggam bolpoin di jemarinya. Setelah absen bergilir kini dia hanya menunggu acara dimulai.

Beberapa menit berikutnya ruangan ukuran besar itu sudah dipenuhi mahasiswa dan mahasiswi. Salah satu dosen berdiri di podium. Berperan sebagai pengampu di tema kali ini.

Tadinya Ayumi fokus mendengarkan. Tapi semakin lama suara sang dosen lebih terdengar seperti lullaby ditelinganya. Mungkin juga karena kecapaian. Tadi malam Ayumi bergadang mengedit video untuk youtube dan juga membuat tugas. Tak heran mengapa pagi ini dia bisa ketiduran.

Ayumi bahkan bermimpi. Tentang dirinya yang terlihat duduk di sampan sendirian. Pemandangan alam itu sangat indah. Lalu tak sengaja dia melihat siluet lelaki berdiri di bukit terdekat. Itu Jevando. Dia tersenyum pada Ayumi. Tepat setelah itu sampan yang Ayumi naiki jatuh ke jurang.

Kaget. Ayumi tersentak seketika. Gerakannya membuat orang disebelah spontan menahan lengan Ayumi.

"Eh, kenapa?"

Suara itu. Ayumi menaikkan pandangannya. Bertemu dengan manik Jevando. Dia tersenyum menyapa, mengingatkan Ayumi dengan mimpinya. Gadis itu jadi mengerjap aneh. Kebetulan yang terlalu nyata.

"Sorry..." sambut Ayumi lalu menegakkan badannya, "tadi gue ketiduran."

"Iya nggak apa-apa. Pundak gue senyaman itu sih ya."

"Iya—hah?!" pupil Ayumi membesar, "sorry, gimana?"

"Santai aja, gue juga kaget tiba-tiba disenderin. Kirain siapa ternyata lo. Gue sampe parno, ini bagian dari video youtube lagi apa bukan hehe. Tapi kayaknya enggak deh ya? Gak ada kamera gue liat-liat."

"Nggak... beneran gak sengaja, maaf..."

"It's okay then."

Suara dari depan menginterupsi atensi Ayumi. Karena sebait kalimat yang disampaikan dosen itu membuat Ayumi syok.

"Nah, jadi sekian kuliah umum hari ini. Untuk absen tolong perwakilan jurusan bisa dikumpulkan ke bagian umum ya. Terimakasih semua yang sudah hadir. Tetap semangat. Hidup mahasiswa!"

"Loh? Udahan???" serunya. Ayumi melirik kertas bindernya yang masih bersih tanpa coretan. Sial dia tertidur dari awal. Percuma saja datang kalau begini.

Beberapa orang sudah bangkit dari kursi masing-masing. Berderap meninggalkan ruang auditorium. Ayumi juga tak punya pilihan selain ikut keluar juga. Rasanya menyesal tapi ya mau bagaimana lagi.

Namun sebelum dia sempat beranjak, rahu-tahu Jevando mengulurkan ponselnya ke depan Ayumi, "Mau tukeran nomor nggak? Biar gue bisa kirim rekaman suara dari isi kuliah tadi ke lo."

"Lo ngerekam? Eh, mau banget dong."

Jevandi mengangguk. Tanpa tunggu lama, Ayumi tentu setuju untuk bertukar nomor di aplikasi W dengan Jevando.

"Oke, tuh udah gue kirim ya."

"Sip. Makasih ya Je, buat yang tadi juga makasih udah biarin gue nyender bentar."

[✔️] NeophyteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang