Mengingat sebentar lagi akan memasuki waktu-waktu sibuk di jenjang ujung masa perkuliahan mereka—sebut saja sebelum KKN, PKL juga skripsi menghampiri—maka, teman-teman Jevando pun berencana hendak mengadakan bbq party pada akhir pekan ini. Lokasinya seperti biasa, di halaman rumah Naura.
Mengapa dibilang seperti biasa? Karena biasanya kalau ada acara kumpul-kumpul, rumah Naura pasti selalu menjadi list utama tempat nongkrong favorite para gengnya. Seluas dan segedongan itu memang.
"Lo tau gak, jarak gerbang sama pintu rumahnya aja harus mendaki gunung lewati lembah dulu, gan, baru nyampe!" testimoni Mario saat pertama kali berkunjung ke rumah Naura dalam rangka first date mereka, kala itu.
Aksa merespon dengan takjub, sedang Jevando justru balas bertanya absurd, "Kalau nyasar di sana bisa ketemu portal ke dimensi lain enggak, Yo?"
"Bisa Ndo bisa. Mau jadi anime langsung juga bisa lo."
"Animenya attack on titan," imbuh Aksa. Mario terbahak. Jevando? Meringis internally.
Kembali ke masa menyenangkan di hari ini. Agenda bbq party berlangsung dengan seru. Naura bilang rumahnya sedang kosong karena para asisten rumah tangga sedang pulang kampung. Sementara orang tua, kakak dan adik perempuan Naura juga tengah berlibur di Jepang. Hanya ada para satpam dan mungkin juga Mario yang sudah dititipi oleh keluarganya untuk menjaga si nona muda.
"Ih terus kamu sedih dong ditinggal liburan duluan sama keluarga gara-gara masih harus kuliah?" tanya Ayumi setelah mendengar cerita Naura.
Tapi belum sempat Naura menjawab, Jevando justru berceletuk asal, "Seneng aja sih pasti. Kan di sini bisa sekalian simulasi berumah tangga sama Rio."
"Weitss, kok bener," Mario nyengir. Naura tertawa saja.
Padahal Ayumi pikir itu hanya internal jokes di geng Jevando. Namun belakangan dia mengerti kalau Mario and Naura are on different level of relationship. Beda sama Aksa dan Hilya atau Ayumi dan Jevando yang masih di tahap 'moderate'.
"Yumi, jadi mau liat guguknya aku nggak?"
"Mau mau! Mana, Ra?!"
Kata Jevando, Naura punya peliharaan seekor puppy jenis pudel. Dan Ayumi aslinya sukaa banget sama anjing cuma di agama dia binatang itu termasuk haram.
"Sengaja aku kandangin, biasanya dilepas aja sih. Cuma karena kamu sama Vando mau dateng jadi aku kandangin deh. Di agama kalian kan gak boleh kesentuh guguk ya?"
Ayumi mengangguk dalam raut sedih, "Iya nih. Padahal mereka lucu banget, sayang aku gak bisa megang."
"Emang kenapa gak boleh, Yum?" timpal Hilya penasaran, "aku masih awam banget tentang hukum agama sih, tapi setau aku di agama kami dan agama lain tuh anjing gak haram deh. Kenapa cuma di islam aja ya jadi haram? Bahkan gak boleh di sentuh?"
Agak tidak menyangka Hilya akan menanyakan hal seserius itu saat ini, namun Ayumi memaklumi setelah tahu kalau Hilya dulu sempat agnostik dan akhirnya mendapat hidayah untuk memeluk suatu agama. Di sisi lain, Ayumi merasa tidak sedalam itu juga ilmu agamanya. Jadi dia mencoba menjawab semampunya.
"Hm, jadi kalau di agama kami, Islam, liur anjing itu adalah najis. Sementara kalau kami mau sembahyang harus dalam keadaan suci. Dan karena anjing juga mandinya pake jilat-jilatin badan ya otomatis sekujur tubuhnya adalah najis, jadi gak boleh untuk di sentuh dengan sengaja gitu."
Naura tertarik untuk bertanya, "Tapi kalau misalnya gak sengaja kesentuh gimana?"
"Harus bersuci di bagian yang terkena najis itu sebanyak tujuh kali, salah satunya pakai tanah."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Neophyte
FanfictionTidak sengaja terlibat sebagai objek sosial eksperimen beberapa kali, Ayumi jadi menyadari kalau Jevando itu orangnya baik. Written on: Feb 5, 2022 - June 13, 2022. ©RoxyRough