🍁 Human are Scary

1.2K 301 90
                                    

—just to make sure, semua karakter cerita adalah fiktif jadi harap tidak disangkutpautkan ke rl para idolnya ya. all the bad things please stay here only. thank you.




Ini adalah hari spesial bagi Maudy karena dia sedang berulang tahun. Jevando si pacar yang manis tidak mungkin melewatkan momen sekali setahun gadisnya. Apalagi sekarang mereka sudah resmi jadian. Tahun lalu, Jevando dan Maudy masih tahap pdkt jadi bisa dibilang ini adalah pertama kalinya Jevando merayakan ulang tahun Maudy sebagai pacarnya.

Sebelum jadi pacar pun sebenarnya Jevando selalu totalitas perihal membahagiakan Maudy. Mulai dari menghadiahinya boneka teddy bear besar, menyanyikannya lagu romantis dengan piano sampai bela-belain belajar memasak demi Maudy. Wajar jika ujungnya Maudy bisa jatuh cinta pada Jevando. He really treats her well.

Untuk kali ini, Jevando melibatkan keluarga Maudy dalam rangka perayaan ultah sang kekasih. Rumah keluarga Maudy itu di Tangerang. Skenario dimulai dari orang tua Maudy yang meminta si anak pulang.

Lantas begitu sampai dan membuka pintu Maudy langsung di sambut letupan kecil konfeti dari penghuni rumah serta dekorasi meriah lengkap dengan balon-balon khas suasana ulang tahun. Meski sudah bisa menebak tetap saja Maudy terharu dengan effort si lelaki.

"Happy birthday, Love," bisik Jevando di belakangnya.

Maudy instan memeluk Jevando erat. Menyadari tak hanya saudara Maudy yang melihat mereka tapi juga orang tuanya, Jevando jadi merasa sungkan lalu buru-buru mengurai pelukan mereka. Doi kemudian mengalihkan atensi dengan menunjuk kue ulang tahun yang di bawa sang Mama.

Selesai meniup lilin, memotong kue serta dilanjutkan dengan ucapan selamat dari saudara dan orang tua, ponsel Maudy tiba-tiba berbunyi. Dia langsung pamit ke balkon untuk menerima panggilan itu.

Jevando memperhatikan gadisnya lalu diam-diam mengikuti. Masih ada satu hadiah yang ingin Jevando berikan pada Maudy, mungkin sekarang waktu yang tepat.

Lelaki itu melongok dari balik pintu balkon. Tepat pada saat itu Maudy juga menoleh ke arahnya. Entah mengapa raut gadis itu terlihat amat kaget. Cepat-cepat Maudy menutup panggilan teleponnya.

"Eh, sorry, aku ngeganggu ya?" tanya Jevando.

Tapi Maudy menggeleng, "Engga kok. Emang udah selesai nih nelponnya. Tadi temen aku nanya soal tugas gitu."

"Oh, oke."

Jevando beringsut mendekat. Kemudian meraih tangan Maudy. Dari sana dia melingkarkan sebuah gelang berantai perak di pergelangan si gadis. Membuat Maudy menatapnya nanar.

"Dang, what is this tho? Stop giving me such as thing, Vando. Kamu tuh ya selalu deh abis-abisan buat aku. Aku gak pernah minta loh."

"I know. Aku yang mau. Why? Cuz I love you, that's the reason," bela Jevando, "aku suka ngeliat senyum kamu. I'll do my best to keep that smile and of course, to makes you happy."

Suasananya terlalu hangat. Hingga Maudy pikir, sebuah kecupan akan menjadi hal termanis yang harusnya mereka lakukan kini. Jadi gadis itu mencondongkan badannya. Berniat memberi ciuman, tapi Jevando malah refleks memundurkan kepalanya.

Membuat Maudy tersadar. Setahun berpacaran, Jevando sama sekali tidak pernah mau melakukan 'hal itu' dengannya.

"Ah, sorry. Aku lupa kamu gak suka," gumam Maudy lalu melebarkan jarak mereka.

Jevando menggaruk tengkuknya canggung. Yang Maudy tidak tahu, sebenarnya bukanlah Jevando tidak mau, hanya saja timing mereka untuk melakukan itu selalu tidak pas. Kadang Maudy tidak bisa melihat situasi, sementara Jevando sangat pemerhati situasi.

[✔️] NeophyteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang