Hasbi memutar ponselnya dalam genggaman sembari menilik sang kekasih yang tengah sibuk di depan laptop dari atas kasurnya. Sekali lagi, kasurnya. Iya, Hasbi lagi main di kosan Maudy.
"Yang? Lusa anak anak komunitas mau ngadain gatherings, kamu ikut ya?"
"Komunitas youtube jurusan kamu itu?"
"Iya."
Maudy diam. Berpikir sebentar sebelum melanjutkan, "Bukannya kamu udah dikeluarin dari sana?"
"Bukan. Aku kok yang mengundurkan diri," bela Hasbi, "Ruang Tanggap mah udah toxic banget jadi aku mending cabut aja."
Kapan hari Hasbi juga sempat cerita ke Maudy kalau youtube fakultasnya itu sedang ramai diperbincangkan karena salah satu video mereka baru saja masuk trending. Video yang berasal dari segmen Ruang Tanggap.
Dan Maudy bisa menebak alasan mengapa Hasbi dengan muka tebal bilang akan hadir di acara gatherings mereka padahal statusnya sudah resmi keluar. Tentu saja, mengingat dia adalah Hasbi.
"Tapi ya mereka harus makasih sih ke aku. Itu video bisa trending kan karena ada aku. makanya aku harus hadir di gatherings besok, sekalian biar si Ayumi tuh nyesel udah ngelepas talent sekece aku," cerocos Hasbi menggebu.
"Ya udah deh ntar aku temenin kamu ke sana," Maudy tersenyum tipis. Pasang netranya berganti ke layar monitor laptop, "Ngomong-ngomong, Ayumi itu... how'd you think about her?"
"Ayumi?" alis Hasbi mengerut, "why should i think abour her tho? Nothing special."
"Uhm... sebenernya aku pernah ketemu sama Ayumi pas lagi joging bareng Jevando. And ya, we have no choice but to greet each other."
Kali ini fokus Hasbi berhasil terenggut penuh. Lelaki itu menatap lurus Maudy. Menunggu cerita lanjutannya.
"Terus karena mereka emang akrab, aku pikir Ayumi bakal ngebocorin semuanya ke Jevando. But guess what? She didn't. Jevando masih belum tau tentang kita. Karena itu kemarin dia datengin aku dan minta maaf soal dia yang mencurigai aku."
"Jevando curiga sama kamu?"
"Ya, dia gak sengaja ngebaca chat dari kamu di ponsel aku. Jadi kita berantem dikit. Hampir putus tapi gak jadi karena Jevando udah minta maaf duluan. As you know, he's kind."
Embusan napas Hasbi mengudara, lambat. Maniknya menyapu lantai marmer kamar kos Maudy sekilas lalu kembali pada paras sang kekasih.
"Honestly, I hope you break up with him."
Sungguhan. Kalimat Hasbi yang tadi adalah isi hati terdalamnya. Tapi Maudy hanya merespon dengan senyum manis. Seakan tanpa beban.
"Aku serius, sayang," tekan Hasbi, "lagian apa sih dari Jevando yang gak mau kamu lepasin? Apa aku gak bisa mencukupi itu buat kamu?"
"Bi..."
Maudy selalu lihai bermain di intonasi. Panggilan selembut itu, mana bisa Hasbi tak luluh dibuatnya. Tambah lagi ketika jemari Maudy naik dan mengelus pipi Hasbi penuh sayang.
"I love you. For real."
"I love you too, Maudy. But—"
"Please don't make things hard for me, Babe. Aku gak suka memilih..." gadis itu menghela napasnya, "maaf. Mungkin dari awal harusnya kita nggak ada. Kalau kamu capek sama aku, mau udahan aja?"
"ENGGAK LAH!"
Spontan. Hasbi langsung menegakkan badannya. Berpindah ke karpet di bawah agar bisa berhadapan dengan Maudy.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Neophyte
FanfictionTidak sengaja terlibat sebagai objek sosial eksperimen beberapa kali, Ayumi jadi menyadari kalau Jevando itu orangnya baik. Written on: Feb 5, 2022 - June 13, 2022. ©RoxyRough