—double up beibehhh hehe enjoy all. jangan lupa baca part sebelumnya juga ya❤
What if a girl who spends her birthday alone asks you to wish her a happy birthday?
Horang Cafe menjadi lokasi dalam episode ketiga ini. Mengingat letaknya yang dekat dari lingkungan kampus. Kebetulan yang punya kafe juga adalah mahasiswa di sana, jadi kru Ruang Tanggap bisa langsung mendapatkan ijin syuting dari Yoga alias sang owner.
Sesuai judul pada tema, Ayumi mengambil peran sebagai anak rantau yang sedang merayakan hari ulang tahunnya sendirian. Dia mengedarkan pandangan. Mengamati semua orang datang dengan teman, pasangan, atau bahkan keluarga.
Tak lama Ayumi berdiri, menghampiri salah satu meja yang di isi oleh gerombolan anak-anak seusianya. Ada dua laki-laki dan dua wanita di sana.
"Permisi, maaf..." sapa Ayumi. Semua penghuni meja refleks menoleh. Lalu gadis yang paling dekat dengan posisi Ayumi mengangguk ramah dalam kurioritas.
"Saya lagi ulang tahun tapi saya ini anak rantau. Saya gak punya temen di sini dan saya gak pengen orang tua saya di kampung khawatir kalau tau soal itu. Jadi, boleh gak ya saya minta tolong kakak sama abang buat pura-pura jadi temen saya dan ngerayain ulang tahun bareng? Cuma perlu ngerekam video aja kok, biar saya bisa kirim itu ke orang tua saya di kampung. Kira-kira berkenan nggak?"
Permintaan Ayumi langsung disambut oleh gadis itu dengan tanggapan positif. Dia membuka satu bangku kosong di sebelahnya. Mempersilakan Ayumi duduk.
"Oh boleh kok boleh, nama kamu siapa?"
"Ayumi."
"Aku Hilya, ini Naura, itu Mario, dan ini Aksa." Hilya menunjuk satu per satu personel dari meja itu. Mereka saling melempar senyum ramah.
"Maaf ya mengganggu acara double date nya," sesal Ayumi.
Naura menggeleng santai, "Gak apa-apa. Ini gak beneran lagi double date juga sih. Cuma ngumpul biasa aja, nungguin satu temen kami lagi katanya mau dateng."
"Oh gitu..."
"Nah tuh orangnya dateng, panjang umur amat baru aja diomongin," lanjut Mario.
Dejavu? Ayumi memusatkan atensi ke arah yang sama. Dia lagi. Jevando. Gadis itu jadi mengerjap kikuk. Mereka terlalu sering bertemu secara tidak sengaja. Konspirasi apa pula ini.
"Oh? Hai?" sapa Jevando. Ayumi tersenyum seadanya. Aksa dengan raut datar lantas menjelaskan kronologi bagaimana Ayumi bisa bergabung di perkumpulan mereka.
"Jadi mau rekam pake itu?" tanya Jevando sembari menunjuk ponsel di genggaman Ayumi. Sang gadis mengangguk, "oke lah. Tapi bentar ya. Gue ke toilet dulu. Kebelet."
"Yeu anjir kebiasaan lu! Jangan lama-lama!" cetus Naura.
"Iye iye."
Jeda beberapa saat, Jevando tahu-tahu sudah kembali sambil menenteng sesuatu di tangannya. Doi meletakkan kotak itu di atas meja. Sebuah kue ulang tahun. Pupil Ayumi jadi melebar kaget.
"Eh, anu... Ini kayaknya nggak perlu..."
"Ya masa ulang tahun nggak ada kuenya? Kurang afdhol. Nggak apa-apa kok jangan sungkan," jelas Jevando.
Mario nyengir. Auranya mau meledek, "As expected, Jevando si cowok gentle nan perhatian, abad ini."
"Tiati aja. Terlalu baik ntar tau-tau jadi people pleasure," sela Aksa.
"Aksa si cowok kritis yang suka suudzon sama manusia," lanjut Mario pula. Aksa sontak menyipit sangsi, "kecuali sama Hilya. Dia mah bucin garda depan perkara Hilya. Untung Tuhan merestui."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Neophyte
FanfictionTidak sengaja terlibat sebagai objek sosial eksperimen beberapa kali, Ayumi jadi menyadari kalau Jevando itu orangnya baik. Written on: Feb 5, 2022 - June 13, 2022. ©RoxyRough