🍁 Something Different

1.3K 307 75
                                    

Sesuai janji yang sudah di sepakati, hari itu Jevando menjemput Ayumi untuk pergi ke salah satu mall bersama-sama. Jevando memutuskan membeli gamis sebagai kado ulang tahun Ibunya. Dan dari sejam yang lalu, fokusnya hanya terpaku pada dua buah model baju yang terpajang di rak gantung itu.

"Menurut lo bagusan yang mana?" tanya Jevando, "selera cewek biasanya lebih oke."

"Hm, lo ada nyimpen foto nyokap lo gak?"

"Ada sih. Kenapa?"

Ayumi lantas mengadahkan tangannya, "Sini."

Meski bingung, Jevando tetap saja menurut. Dia memberikan ponsel pada Ayumi setelah memilih satu foto Ibunya dari galeri. Kemudian Ayumi menempatkan layar ponsel Jevando di potongan leher setiap baju secara bergilir.

Cara baru menyocokkan style pakaian dengan orangnya langsung. Jevando tidak sempat terpikir ide seperti Ayumi tapi berkat itu dia jadi tercerahkan.

"Nah, yang ini kayaknya lebih cocok deh di nyokap lo. Warnanya netral dan desainnya gak meriah banget. Jadi terkesan elegan," pendapat Ayumi, dia mengambil satu gamis dengan mantap, "how do you think?"

"Setuju. Itu aja."

"Ah, lu mah iya iya aja pasti."

Jevando nyengir, "Abis denger argumen lo yang udah kayak pro designer gitu, gue setuju lah. Ini pasti gamis terbaik buat nyokap gue."

Absurd tapi Ayumi ikut tertawa dibuatnya. Selagi Jevando membayar, Ayumi pamit keluar toko duluan. Jevando pikir Ayumi mau ke toilet, namun setelah kembali dia malah melihat Ayumi menenteng sebuah plastik belanjaan. 

Lelaki itu tak berprediksi apapun, sampai kemudian Ayumi menyodorkan plastik belanjaannya pada Jevando ketika mereka sudah duduk di salah satu bangku food court dalam rangka beristirahat dan mengisi perut.

"Paan nih?"

"Kado dari gue buat nyokap lo. Isinya jilbab, biar jadi satu set sama gamisnya," jelas Ayumi.

Netra Jevando membola berlebihan, "eh, gak perlu loh...."

"Gapapa. Lo juga kan pernah beliin gue kue pas ultah, walaupun itu bagian dari video yutub sih." 

"Oh iya juga," interupsi sekilas karena seorang pelayan baru saja mengantarkan makanan ke meja mereka, keduanya tersenyum sambil mengucapkan terimakasih lalu atensi Jevando balik lagi pada Ayumi, "btw Ruang Tanggap udah gak jalan lagi ya? Udah lama kayaknya gue gak ngeliat video baru dari segmen lo itu."

"Masih kok. Lagi hiatus aja. Persiapan season 2," jelas Ayumi, "sama mau open recruitment anggota juga rencananya, cuma belum tau kapan."

Bibir Jevando membulat, "Berarti sekarang lo banyak waktu luang dong karena lagi nggak ngeyutub?"

"Tadinya gue pikir juga gitu tapi ternyata enggak," Ayumi manyun, "gue diminta tolong sama senior bantuin jadi panitia dekor buat event budaya minggu depan. Jadi tetep aja lumayan hectic sih."

Mengingat Ayumi adalah mantan BEM humas tak heran mengapa banyak senior yang mengenalnya. Di tambah Ayumi memang cukup pro-aktif di beberapa kegiatan kampus. Gadis itu benar-benar menyandang definisi mahasiswa kura-kura alias kuliah rapat-kuliah rapat.

"Pantesan hp lo bunyi mulu ya dari tadi. Wa grup?"

"Iya nih. Maaf ya, Je, gak bisa gue silent. Buat jaga-jaga kalo ada yang tiba-tiba mention nama gue."

"Oke, oke, gapapa kok."

Menurut Jevando, Ayumi punya attitude yang baik. Gadis itu tidak berbincang sambil bermain ponsel. Malah dia selalu meminta maaf atau sekedar ijin kalau hendak mengecek ponselnya. Dan saat Jevando bersuara, Ayumi benar-benar memusatkan perhatiannya ke arah lawan bicara. Hal kecil yang membuat Jevando merasa cukup dihargai.

[✔️] NeophyteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang