🍁 Orang Baik

1.3K 330 65
                                    

Dari kecil Jevando selalu diajari untuk membantu orang lain semampunya. Tanpa memandang gender, usia atau bahkan status sosial. Tumbuh dengan melihat bagaimana cara orang tuanya berinteraksi dan menolong tanpa pamrih, membuat Jevando jadi belajar hal yang serupa. Kebiasaan itulah yang sampai sekarang dia terapkan meski sudah tidak tinggal di rumah orang tuanya lagi.

Kalau dibilang anak rantau sih bukan. Ke rumah hanya perlu satu kali transportasi dari kosnya yang sekarang. Alasan Jevando ngekos itu lantaran dia sudah semester lima. Banyak kegiatan kampus yang membuat Jevando harus bolak-balik bahkan di hari libur. Biar tidak ribet dan hemat ongkos, lebih baik dia mengambil kos di dekat kampus saja.

Satu pesan yang ditanamkan ayahnya pada Jevando sebelum si anak bungsu keluar dari rumah adalah, "Manner maketh man. Nggak ada gunanya seganteng apapun kamu atau sehebat apapun kamu, kalau gak punya tata krama sama aja kayak pecundang."

Karena tata krama itu bisa dipelajari tapi tidak semua orang menjadikannya sebagai kebiasaan ketika bersosial. Dan makin kesini generasi milenial kerap menyepelekan cara bersikap pada manusia lain.

"Eh, Ndo, makasih yaa!" Naura nyengir.

Barusan Naura nebeng sama Jevando dan mereka hendak masuk ke kelas barengan tapi pintunya masih tertutup. Saat Naura bermaksud memegang kenop, Jevando lebih cepat melakukan itu. Lalu dia bergeser dari daun pintu, mempersilakan Naura masuk lebih dulu.

"Sama-sama," balas lelaki itu.

Naura sudah berteman lumayan lama dengan Jevando. Dari SMA. Jadi dia sudah terbiasa dengan Jevando yang memang punya manner bagus perkara memperlakukan wanita.

Naura sih nggak baper, tapi nggak tau kan cewek lain gimana? Padahal sebenarnya semua perilaku Jaevando adalah hal yang wajar. Ya, memang dia orangnya baik saja. Kalau mereka yang nggak tau mungkin akan salah paham dan mikir kalau dia modus. Namun jika sudah begitu, Jevando akan dengan sangat tenang menjelaskan soal status taken-nya ke orang-orang tanpa ragu.

Jevando sayang banget sama pacarnya. Hubungan mereka sudah hampir satu tahunan juga. Bentar lagi anniversary.

Ngomong-ngomong soal anniversary, Naura sama Mario juga baru saja anniversary ke empat. Pacarannya dari SMA kelas dua. Sayangnya, kemarin ada kejadian. Pulang dari candle night dinner sama Naura, Mario kecelakaan tunggal.

Tidak parah tapi dia terpaksa harus di rawat inap dulu. Karena itu pagi ini Naura nebeng ke kampus sama Jevando. Mario minta tolong ke Jevando buat jagain Naura, Soalnya Aksa sama Hilya beda kampus sama mereka.

"Vando, vando," salah seorang teman cowok di kelas tiba-tiba menghampiri Jevando yang baru duduk, "gue boleh minta tolong gak? Ntar sore gue mau jedor gebetan gue pake nyanyi gitu. Nah lu bisa gak jadi gitaris buat gue?"

Naura di bangku sebelah memperhatikan saja dalam diam.

"Sorenya jam berapa?" tanya Jevando.

"Yaa sekitar jam lima an lah. Tempatnya di sini aja kok, taman kampus kita. Bisa kan?"

Jeda mengisi sesaat, tak lama Jevando menyanggupi, "Bisa bisa. Chat gue aja ya. Soalnya ntar gue mau nganter Naura ke rumah sakit dulu sekalian jengukin Rio."

"Oh iya! Rio kecelakaan ya. Eh gws bilangin cowok lu, Ra."

Menanggapi sekilas, Naura mengangguk singkat.

"Oke lah. Ntar gue chat ya, Ndo. Thanks."

"Yoi."

Tepat setelah cowok itu pergi, Naura balas memandang lurus ke arah Jevando, "Beneran nggak bisa nolak permintaan orang ya lo. Jarak rumah sakit ke kampus lumayan jauh loh, Vando."

[✔️] NeophyteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang