🍁 Psych War

1.1K 310 67
                                    

Tidak terlalu mengherankan bagaimana Ayumi bisa mendapati Hasbi hadir di acara gatherings youtube mereka. Namun yang membuat Ayumi tak bisa melepaskan atensi pada Hasbi sedari tadi adalah karena dia tidak datang sendirian kali ini. Melainkan bersama Maudy, 'pacarnya'. 

Dan mengingat apa yang telah terjadi dibelakang mereka, Ayumi heran bagaimana Maudy masih bersikap sebiasa itu dengannya pun teman-teman Hasbi yang lain. Maudy tetap menyapa mereka semua dengan ramah.

Dalam batinnya Ayumi terus bertanya, "Wondering how can she do that and what for?"

Rasanya Ayumi hendak bicara dengan Maudy. Bukan untuk melabrak tapi sekadar bertanya apa sebenarnya concern Maudy melakukan itu. Tapi di satu sisi, Ayumi seakan menentang keras niatnya untuk terlibat. Tidak seharusnya ia ikut campur urusan mereka.

Ya, tidak seharusnya.

"Yum! Baju lo!"

"Eh!"

Terimakasih pada Windy. Karena berkat seruannya, Ayumi jadi tersadar bahwa atasan yang dia kenakan kini sudah berlumuran cairan cokelat. Akibat Ayumi yang terlalu sibuk berdebat di kepalanya.

"Ngelamun mulu sih lo. Ah elah. Mikirin apa deh?" tanya Windy. Ayumi menghela napas selagi kedua tangannya sibuk menyeka noda di bajunya pelan-pelan.

"Hasbi sama Maudy?" lanjut Windy dengan intonasi lebih rendah. Netra Ayumi berpindah padanya, "Yum, I've told you right? don't get involved in unnecessary things."

Bahkan Windy juga punya pemikiran yang sama. Tepat pada saat itu tak sengaja ekor mata Ayumi menangkap figur Maudy yang berada tak jauh dari posisi duduk mereka. Maudy baru saja berdiri lalu berjalan ke arah toilet. Batin Ayumi berdebat lagi.

Berpikir cepat. Menimbang-nimbang. Hingga lantas satu kesimpulan ia pilih.

Ayumi ikut berdiri. Mengutarakan alasan paling masuk akal pada dua teman terdekatnya, "Ugh, gue ke toilet deh. Gak bisa ilang nih. Bentar ya."

"Mau gue temenin?" tawar Windy.

"Gapapa Win sendiri aja. Sekalian ada panggilan alam juga gue," elak Ayumi.

Tentu tanpa curiga Windy maupun Sandi jadi membiarkannya. Ayumi juga memastikan posisi Hasbi yang terlihat masih seru berbual entah apa itu dengan senior yang lain. Menurut Ayumi ini adalah saat yang tepat.

She just want to spill it out to her.

Yang Ayumi tidak tau, diam-diam Windy mengekor di belakangnya. Dia hanya bermaksud mengamati situasi, tanpa berniat mencampuri.

Begitu Ayumi bertemu tatap dengan Maudy di depan kaca wastafel kala itu, ada jeda yang terasa mengisi di antara keduanya. Maudy meraih tisu untuk mengelap tangannya. Sekilas ia juga melempar senyum ramah pada Ayumi.

Sama sekali tidak ada tendensi di sana, Maudy pikir pun begitu. Maka ia berniat melewati Ayumi yang hanya mematung di pinggir wastafel lain. Sampai setelah Maudy selangkah berjalan dari posisi Ayumi, gadis itu tiba-tiba menahannya dengan sebait kalimat.

"Lo nggak capek apa hidup kayak gitu?"

Maudy memutar badannya, "Sorry? Are you talking on me?"

"Beruntungnya gak ada orang lain di sini selain kita sih, jadi iya, gue lagi ngomong sama lo," jelas Ayumi. Berinisiasi untuk menyampingkan badannya pula. Sekarang mereka saling berhadapan, "Inget gue kan?"

Maudy mengangguk. Cukup merasa heran karena Ayumi tiba-tiba mengajaknya bicara, "Jadi maksud omongan kamu tadi apa, Yumi?"

"Cuma mau nanya kok, lo nggak capek apa hidup dalam kebohongan terus? Dan tambahan pertanyaan, mau sampai kapan?"

Maudy masih bergeming. Ia ingin berpura tak mengerti maksud pembahasan mereka tapi Ayumi lebih dulu mencegahnya melakukan itu.

"Nggak apa-apa, lo gak perlu make topeng apapun di depan gue, Dy. Gue juga udah tau semuanya."

"Kamu ngomong gini buat Hasbi? Atau Jevando?"

"Nggak keduanya. Gue ngomong sebagai sesama perempuan. I'm always in team woman support woman but in this case, I'm against you. Sampai sekarang gue nggak ngerti kenapa lo harus ngelakuin ini? Apa gak bisa bertahan di satu orang aja dan ngelepas yang lain?"

Maudy mengalihkan pandangan. Jemarinya saling bertautan dan bergesekan resah, "Kamu gak ngerti. Aku sayang sama Jevando dan aku juga sayang sama Hasbi."

"Itu bukan sayang tapi egois."

Satu kalimat yang dilontarkan Ayumi kali ini, berhasil membungkam Maudy sepenuhnya. Gadis itu mengerjap hening.

"Nggak ada pasangan yang sempurna. Dan lo enggak bikin itu jadi sempurna dengan nyari apa yang gak bisa lo dapetin dari Jevando di Hasbi, begitupun sebaliknya. Lo cuma bakal berakhir nyakitin keduanya biar ekspektasi lo sendiri itu bisa terpenuhi. Selfish? Ya, you are."

Maudy meremat ujung bajunya. Tak bisa membantah karena apa yang disampaikan Ayumi memang benar. Seolah menampar kesadarannya. Ternyata selama ini Maudy sudah bersikap sejahat itu pada orang lain demi mencukupi keinginannya.

Karena tidak ada balasan lagi, Ayumi melanjutkan, "Mungkin lo mikir gapapa karena Hasbi juga gak masalah dengan itu tapi Jevando? Kalau mau adil harusnya lo juga biarin Jevando tau soal ini. Dia berhak buat tau yang sebenarnya."

"Kamu mau bilang ke Vando?"

"Bukan gue. Lo yang harusnya bilang ke dia."

"A-aku... nggak mau kehilangan Vando...."

"Dan lo juga gak mau kehilangan Hasbi?" tawa sumbang Ayumi mengudara. Konyol, "well gue nggak bisa maksa lo juga sih. That's your choice. But ya if you have a heart, they both don't deserve this. I mean it."

Ayumi merasa obrolan mereka sudah selesai. Seperti yang dia bilang, semua keputusan ada pada Maudy. Ayumi hanya menuntaskan apa yang mengganjal di hatinya dan menyampaikan pendapat dari porsi sewajarnya.

Sebelum benar-benar pergi, Ayumi masih sempat berkalimat. Penggalan pesan yang membuat Maudy terpekur lama setelahnya.

"Maudy denger ya. Kalau pun lo gak bisa jadi orang baik paling enggak jangan jahatin orang lain. Tuhan nggak pernah tidur, and they said karma does exist."


"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



minyul in real life is undoubt
woman support woman bestie 💕

minyul in real life is undoubt woman support woman bestie 💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[✔️] NeophyteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang