🍁 Jevando's Story

1.2K 326 106
                                    

Pernah melihat momen k-drama in real life? Ketika seorang gadis tiba-tiba terpeleset lantaran sibuk bermain ponsel hingga kue yang dia pegang juga tersenggol jatuh ke lantai. Mungkin tubuhnya akan mengalami hal yang sama kalau saja seorang laki-laki superhero di belakang tidak dengan sigap menangkapnya.

Jevando menahan pegangannya di lengan sang gadis, manik mereka bertemu. Gadis itu, mengerjap terpesona.

"Nggak apa-apa, Mbak?"

Pertanyaan normal yang terdengar sangat keren bagi gadis itu. Dia mengangguk perlahan. Merasa sudah lebih baik, Jevando membantu sang gadis untuk berdiri tegap.

"M-makasih ya..."

"Iya. Lain kali kalau jalan jangan sambil main hape, Mbak. Bahaya."

"O-oke..."

Rulia yang saat itu menjadi kasir lalu berdehem pelan, "Permisi Mas, ini minumannya udah jadi."

Jevando menoleh lalu tersenyum sambil menerima gelas yang disodorkan, "Makasih Kak, oh ya terus... saya tambah cake itu juga satu ya."

"Baik."

Namun begitu sudah transaksi dan Rulia berikan cake-nya, Jevando malah menunjuk si gadis yang masih berdiri di dekatnya itu, "Kasih ke dia aja ya, Kak. Buat Mbaknya, gantiin kue yang jatuh tadi."

"Eh, loh, mas?! Gak usah—"

"Nggak apa-apa. Duluan ya, Mbak," tutup Jevando dengan senyum manis, selanjutnya dia juga berpamitan pada Rulia, "makasih ya, Kak."

Rulia membalas dalam senyum juga. Meski kemudian ketika dia melirik gadis yang ditolong Jevando tadi, kesimpulannya langsung membulat. Jadi saat Arjuna kebetulan mencari sesuatu di meja kasa, Rulia refleks mendekat sembari berbicara di telinganya.

"Jun, adik kelas lo baru aja baperin anak orang."

Lebih dari pada itu, Arjuna malah menoleh dan berujung menabrakkan bibirnya ke pipi sang kekasih.

Membuat Rulia memundurkan badan lalu mengusap pipinya sambil berkata datar, "Dasar mesum."

"Anjir... lo duluan ya yang tiba-tiba nempel ke gue sambil bisik-bisik. Geli tau, Li!"

Ah, sudahlah padahal niatnya Rulia mau menjulid tapi obrolannya jadi kedistraksi gara-gara Arjuna. Mending kita skip saja perdebatan kecil pasangan ini.

Kembali di kisah Jevando. Lelaki itu sekarang sudah duduk di depan Aksa. Aksa menurunkan sedikit layar laptopnya untuk menyapa si teman. Sejatinya, Aksa juga memperhatikan kejadian ala drama dari Jevando tadi.

"Dia masih ngeliatin lo, Ndo," celetuk Aksa. Sudut matanya memberi tunjuk ke arah belakang Jevando. Tepat dimana gadis tadi tengah duduk dan sesekali melirik pada meja mereka.

Jevando ikut memutar tubuhnya karena itu. Lalu dia tersenyum sekilas sebelum kembali menghadap ke Aksa lagi.

"Buset malah di senyumin. Makin naksir lah dia," Aksa geleng-geleng kepala heran.

"Kenapa naksir dah. Gue cuma bantuin dia ajak kok tadi."

"Iya, sama beliin kue."

"Kuenya jatuh, Sa. Kasian."

"Kata gua sih siap-siap aja kalau tuh cewek tiba-tiba minta nomor lo. Niat lo mungkin wajar, tapi bagi yang nerima bisa jadi salah paham kan," Aksa meraih gelas minumnya dan menyedot isinya.

Jevando terkekeh, "Nggak lah."

Sudah menjadi sahabat dari jaman putih abu, Aksa bisa mengerti bagaimana sifat Jevando sepenuhnya. Ramah, baik dan setia. Pacarnya yang sekarang adalah pacar pertama. Bukan karena Aksa temannya Jevando, tapi menurut Aksa hubungan Jevando dan pacarnya bisa awet lumayan lama berkat pengorbanan si cowok.

[✔️] NeophyteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang