04 - DUA GARIS

4.4K 250 2
                                    

Follow dan vote sebelum baca ya qaqa. makasihh

 makasihh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

★★★

“Sekali lagi gue ingatin, kalau ada apa apa bilang ke gue!” sentak raka yang tengah di selimuti emosi.

“i-iya...” jawab riana terbata bata menunduk takut melihat raka yang tengah emosi itu.

“Tatap gue! tatap anjing.” Sentak pemuda itu lagi memaksa riana untuk menatapnya dan tidak menunduk.

Gadis itu dengan cepat mendongak dan menatap raka takut takut. Mata riana berkaca kaca.

“Iya ka? K-kenapa?”
Raka mendekat meningkis jarak diantaranya dan riana kemudian mengelus pipi riana lembut.

“lo cewek gue. Lo milik gue. Gak ada satupun yang boleh ngatain lo, gak ada satupun yang boleh ngejelekin lo. because you're perfect, In my eyes.” ujar raka lembut dan pelan.

Riana tersenyum tipis, gadis itu memalingkan wajahnya salah tingkah.
Baru saja beberapa menit lalu pemuda ini membuatnya takut, sekarang sudah membuatnya salah tingkah.

jujur sekarang riana takut pada raka apalagi saat tiba tiba tadi dia memukul habis habisan seorang siswa hingga babak belur karena menghina riana saja.

Kini hanya keheningan diantara keduanya, mereka berdua berada di parkiran sekolah dan begitu sepi karena jam pelajaran sudah dimulai dari 10 menit yang lalu namun justru raka malah membawa riana pergi ke parkiran setelah terjadinya adegan menghantam adik kelas tadi

Raka menatap detail wajah manis gadisnya itu, hingga matanya kini terfokuskan di bibir ranum riana. Raka terang terangan, ia tak bisa menahan nafsunya.

Pemuda itu mendekat dan memiringkan wajahnya hendak mencium bibir pink itu.

“Huek!...”

Raka tersentak dan meluruskan kepalanya kembali. Raut wajah tampan itu mendadak panik.

“Lo kenapa? Mau muntah? Lo sakit? Ayo ke uks.” Tanya raka khawatir karena tiba tiba riana berlagak seperti seorang yang ingin muntah.

“Kepala gue pusing ka, Mau munt— huek!” Riana berlari menuju toilet dengan disusul oleh raka.

5 menit sudah berlalu riana dan raka berada ditoilet, kepala Riana masih terasa pusing dan masih sesekali muntah namun anehnya yang keluar hanya caira putih.

“Lo hamil?” tanya raka tiba tiba memastikan.

“G-ga mungkin, gue udah minum obat penunda hamil!” Sentak riana dengan air mata berlinang dan tangannya yang meremas kuat roknya.

“ lo yakin? Kayanya gak mempan.” Raka menyeringai, hal yang ditunggunya sudah didepan mata, hanya tinggal memastikan.

“GUE GA HAMIL!” Bentak Riana dengan wajah yang memerah menahan amarah.

“Lo hamil Ria, udah kebukti, ciri ciri hamil mual. Pusing, ayo cek ke rumah sakit.” Kekeh pria itu.

“Mual sama pusing itu bukan cuman ciri ciri hamil doang!” sentak riana, ia begitu emosi setiap mendengar raka yang terus saja mengatakannya hamil.

“Ayo cek!” final raka dan menarik paksa tangan riana keluar dan pergi dari sekolah menuju rumah sakit.



Raka menelpon seseorang untuk mengantar mobilnya kesekolah karna tak mungkin dia memakai motor, bisa bisa orang diluaran saja akan tahu jika ia membolos dan salah paham terutama lagi ia bolos bersama riana.

Didalam mobil hanya keheningan yang terjadi hingga Riana memecahkan keheningan tersebut.

“Ga usah kerumah sakit, gue malu. Apa kata orang nanti pas liat kita ke dokter kandungan dan masih memakai seragam sekolah.” Ujar riana tanpa melihat raka dan memilih melihat ke arah luar mobil.

“Jadi lo mau nya apa?” raka nampak santai, ia tak peduli apa kata orang. Yang penting adalah riana hamil darah dagingnya. Ia tau ini salah tapi ini ke inginannya.

“B-beli testpack aja.” Ucap riana gugup.

RIANA [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang